Antibiotik Siapa Takut?


oleh Dr. Purnamawati SpAK MMPed



Mungkin begitulah kira2 pikiran kebanyakan pasien Indonesia ketika diberi resep oleh dokternya ketika berobat...karena sudah seringnya diberi AB, kita langsung aja meminumnya tanpa mempertanyakan dahulu apakah benar kita perlu AB? Lalu kapan sih kita perlu dan kapan tidak? Summary ini membahas
dengan singkat apa itu AB dan beberapa topik yang berhubungan.


Apa itu AB?

AB ditemukan oleh Alexander Flemming pada tahun 1929 dan digunakan untuk membunuh bakteri secara langsung atau melemahkan bakteri sehingga kemudian dapat dibunuh dengan sistem kekebalan tubuh kita. AB ada yang merupakan 
1.produk alami, 
2. semi sintetik, berasal dari alam dibuat dengan beberap perubahan agar lebih kuat, mengurangi efek samping atau untuk memperluas jenis bakteri yang dapat dibunuh, 
3. full sintetik.

Jenis AB

1. Narrow spectrum, berguna untuk membunuh jenis2 bakteri secara spesifik. Mungkin kalau di militer bisa disamakan dengan sniper, menembak 1 target dengan tepat. AB yang tergolong narrow spectrum adalah ampicillin dan amoxycilin (augmentin, surpas, bactrim, septrim).

2. Broad spectrum, membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh, atau bisa disamakan dengan bom nuklir. Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi AB jenis ini, karena more toxic dan juga membunuh jenis bakteri lainnya yang sangat berguna untuk tubuh kita. AB yang termasuk kategori ini adalah cephalosporin (cefspan, cefat, keflex, velosef, duricef, etc.).

Bakteri

Bakteri berdasarkan sifat fisiknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu gram positif (+) dan gram negatif (-). Infeksi dibagian atas difragma (dada) umumnya disebabkan oleh bakteri gram (+) sedangkan infeksi dibagian bawah difragma disebabkan oleh bakteri gram (-). Biasanya, infeksi yang disebabkan oleh gram (+) lebih mudah dilawan. Didalam tubuh kita banyak sekali terdapat bakteri, bahkan salah satu kandungan ASI adalah bakteri.

Jadi, sebenarnya, kebanyakan bakteri tidaklah "jahat". Manfaat bakteri diusus kita adalah:

1. bakteri mengubah apa yang kita makan menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. memproduksi vitamin B & K.
3. memperbaiki sel dinding usus yang tua dan sudah rusak.
4. merangsang gerak usus sehingga kita tidak mudah muntah (konstipasi).
5. menghambat berkembang biaknya bakteri jahat dan secara tidak langsung mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat.

Sekarang kita tahu manfaatnya, jadi jangan lagi minum AB tanpa alasan yang jelas, karena hal ini akan membunuh bakteri yang baik tersebut.

Virus


Walaupun sesama mikro-organisme, virus ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bakteri. Mereka berkembang biak dengan mengunakan sel tubuh kita, jadi virus akan mati bila berada diluar tubuh. Catatan penting: virus tidak dapat dibunuh oleh obat dan AB sama sekali tidak bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita, salah satunya adalah dengan demam. Demam merupakan bagian dari sistem daya tahan tubuh yang bermanfaat untuk membasmi virus, karena virus tidak tahan dengan suhu tubuh yang tinggi. Jadi apabila anak/anda mengalami demam, sebaiknya tidak diobati apabila suhu tubuhnya tidak terlalu tinggi. Untuk petunjuk lebih lanjut, buka e-mail terdahulu yg membahas demam.

When AB doesn't work?

Menurut penelitian, ada 3 kondisi yang umumnya diterapi dengan AB, yaitu

1. Demam, 
2. Radang tenggorokan, 
3. Diare. 
Padahal, sebenarnya, penggunaan AB untuk kondisi diatas tidaklah tepat dan tidak berguna.



Dibawah ini petunjuk kapan AB tidak bekerja:

1. Colds & Flu
2. Batuk atau bronchitis
3. Radang tenggorokan
4. Infeksi telinga. Tidak semua infeksi telinga membutuhkan AB.
5. Sinusitis. Pada umumnya tidak membutuhkan AB.

Penggunaan AB tidak pada tempatnya dan berlebihan tidak akan menguntungkan, bahkan merugikan dan membahayakan.

When do we need AB?

Dibawah merupakan beberapa jenis infeksi bakteri yang umumnya terjadi dan membutuhkan terapi AB:

1. Infeksi saluran kemih
2. Sebagian infeksi telinga tengah atau biasa disebut otitis media
3. Sinusitis yang berat (berlangsung lebih dari minggu, sakit kepala,
pembengkakan di daerah wajah)
4. Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus (umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih sedangkan pada anak usia 4 tahun hanya 15% yang mengalami r adang tenggorokan karena kuman ini)


How do I know this is bacterial infection?

Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur yang membutuhkan beberapa hari untuk observasi. Contohnya apabila dicurigai adanya infeksi saluran kemih, lab. mengambil sample urin dan kemudian dikultur, setelah beberapa hari akan ketahuan bila ada infeksi bakteri berikut jenisnya.

Efek Negatif AB

Dibawah adalah efek samping yang dialami pemakai apabila mengkonsumsi AB;

1. Gangguan saluran cerna (diare, mual, muntah, mulas) merupakan efek
samping yang paling sering terjadi.

2. Reaksi alergi. Mulai dari yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan yang berat seperti pembengkakanbibir/kelopak mata, gangguan nafas, dll.
3. Demam (drug fever). AB yang dapat menimbulkan demam bactrim, septrim, sefalsporoin & eritromisin.
4. Gangguan darah. Beberapa AB dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol.
5. Kelainan hati. AB yang paling sering menimbulkan efek ini adalah obat TB seperti INH, rifampisin dan PZA (pirazinamid).
6. Gangguan fungsi ginjal. Golongan AB yang bisa menimbulkan efek ini

adalah aminoglycoside (garamycine, gentamycin intravena), Imipenem/ Meropenem dan golongan Ciprofloxacin. Bagi penderita penyakit ginjal, harus hati2 mengkonsumsi AB.


Pemakaian AB tidak pada tempatnya dan berlebihan (irrational) juga dapat menimbulkan efek negatif yang lebih luas (long term), yaitu terhadap kita dan lingkungan sekitar, contohnya:

1. Irrational use ini juga dapat membunuh kuman yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh jamur. Kondisi ini disebut juga sebagai "superinfection".


2. Pemberian AB yang berlebihan akan menyebabkan bakteri2 yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resistance terhadap AB, biasa disebut SUPERBUGS. Jadi jenis bakteri yang awalnya dapat diobati dengan mudah dengan AB yang ringan, apabila ABnya digunakan dengan irrational, maka bakteri tersebut mutasi dan menjadi kebal, sehingga memerlukan jenis AB yang lebih kuat.


Bayangkan apabila bakteri ini menyebar ke lingkungan sekitar. Lama kelamaan, apabila pemakaian AB yang irrational ini terus berlanjut, maka suatu saat akan tercipta kondisi dimana tidak ada lagi jenis AB yang dapat membunuh bakteri yang terus menerus bermutasi ini. Hal ini akan membuat kita kembali ke zaman sebelum AB ditemukan, dimana infeksi yang diakibatkan oleh bakteri ini tidak dapat diobati sehingga angka kematian akan drastis melonjak naik.


Note: Semakin sering mengkonsumsi AB, semakin sering kita sakit. The less you consume AB, the less frequent you get sick.


Inappropriate AB Use


Berjuta2 resep ditulis yang mencantumkan AB untuk infeksi virus, padahal kita semua tahu AB tidak berguna untuk memerangi virus.


Ada 3 alasan mengapa apparopriate use of AB ini terjadi, yaitu:
1. Diagnostic uncertainty.

2. Time pressure.
3. Patient Demand."People don't want to miss work or they have a sick child who kept the family up all night and they're willing to try anyhing that might work". It's easier for the physician to give AB than to explain why it might be better not to use it.



Benar, seringkali kitapun sebagai pasien juga berperan didalam AB irrational use ini. Sudah terbentuk persepsi didalam pasien Indonesia, dimana kita beranggapan bahwa kalau pulang dari kunjungan dokter itu harus membawa resep. Malah akan aneh kalau kita tidak pulang dengan membawa resep. Hal ini justru mendorong dokter untuk meresepkan AB ketika tidak diperlukan. Sebaiknya sikap ini sedikit demi sedikit kita hilangkan.

How Can We Help?

1. Rubah sikap kita ketika berkunjung ke dokter dengan menanyakan; Apa penyebab penyakitnya? bukan apa obatnya.

2. Jangan sedikit2 minta dokter untuk meresepkan AB. Jangan mengkonsumsi AB untuk infeksi virus seperti flu/pilek, batuk atau radang tenggorokan. Kalau merasa tidak nyaman akibat infeksi tsb. tanya dokter bagaimana cara meringankan gejalanya, tetapi tidak dengan AB.

3. Tidak mempergunakan Desinfektan dirumah, cukup dengan air dan sabun.

Hanya diperlukan bila di rumah ada orang sakit dengan daya tahan tubuh
rendah (pasca transplantasi, anak penyakit kronis, pemakaian steroid jangka panjang, dll.).


Battle of the Bugs: Fighting AB Resistance

Masalah bakteri yang kebal terhadap AB (AB resistance) ini telah menjadi masalah global dan sudah sejak beberapa dekade terakhir dunia kedokteran mencanangkan perang terhadap AB resistance ini.



Ada petunjuk yang dapat dilakukan untuk perihal pemakaian AB yang

rasional, yaitu:


1. Kurangi pemakaian AB, jangan menggunakan AB untuk infeksi virus.

2. Gunakan AB hanya bila benar2 diperlukan dan mulailah dengan AB yang ringan atau narrow spectrum.
3. Untuk infeksi yang ringan (infeksi saluran nafas, telinga atau sinus) yang memang perlu AB, gunakan AB yang bekerja terhadap bakteri gram (+).
4. Untuk infeksi kuman yang berat (infeksi dibawah diafrgma, seperti infeksi ginjal/saluran kemih, apendisitis, tifus, prneumonia, meningitis bakteri) pilih AB yang juga membunuh kuman gram (+).
5. Hindari pemakaian lebih dari satu AB, kecuali TBC atau infeksi berat di rumah sakit.
6. Hindarkan pemakaian salep AB, kecuali untuk infeksi mata.


Rule fo Thumb

Bila anda memperoleh terapi AB, pertanyakanlah hal2 berikut:

1. Why do I need AB?
2. Apa yang dilakukan AB?
3. Apa efek sampingnya?
4. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping?
5. Apakah AB harus diminum pada waktu tertentu, misalnya sebelum atau sesudah makan?
6. Bagaimana bila AB ini dimakan bersamaan dengan obat yang lain?
7. Beritahu pula bila anda mempunyai alergi terhadap suatu obat atau makanan, dll.


Final Message

Sebagai konsumen kesehatan yang bertanggung jawab, sebaiknya kita juga berperan aktif dengan cara menggali dan mempelajari pengetahuan dasar ilmu kesehatan. Dengan begitu kita akan menjadi konsumen kesehatan yang smart and critical. So, semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dasar ilmu kesehatan para pembaca.


Tulisan ini dibuat bukan untuk menentang pemakaian AB. Sebaliknya kita harus mengetahui bagaimana pemakaian AB yang benar dan tepat karena justru AB yang irrational akan menyebabkan AB menjadi impotent atau kehilangan manfaatnya. Antibiotics save lives, therefore we also have to save Antibiotics.







Ibu-ibu Hebat

Hari ini tanggal 22 Desember, di Indonesia diperingati sebagai Hari Ibu. Kali ini saya mau cerita tentang 4 ibu hebat yang saya kenal.

Mbak @inagibol
Ibu satu putri ini, luar biasa kemurahan hatinya. Tanpa kenal lelah mengajak orang untuk berbagi dengan Komunitas Berbagi-nya. Mulai dari berbagi dondar aferesis untuk anak-anak penderita kanker sampai mengurusi keperluan anak-anak di Sayap Ibu Bintaro. Mulai dari berbagi nasi bungkus setiap Jumat sampai berbagi SPP untuk anak-anak tidak mampu. Ingin sekali bisa total seperti mbak Ina dalam berbagi. Doakan ya, suatu saat nanti saya dapat mengikuti jejaknya o:)

Teman-teman saya Juli dan Dian
Mereka berdua single parents, working moms dan memiliki 1 anak. Juli bahkan mengurus kedua orangtuanya yang sudah sepuh dan pekerjaan rumah tangga diantara waktunya menjaga toko komputernya di bilangan kota. Diusianya yang masih muda dengan tanggung jawab sebesar itu, Juli membuat saya malu kalau mengeluh capek mengurus rumah. Semoga Juli selalu diberi kekuatan dan kesehatan agar bisa mendampingi Andre, putra semata wayangnya, mencapai cita-citanya.

Dian, seperti juga Juli, adalah single parent diusianya yang masih sangat muda. Disela-sela kesibukannya sebagai dokter gigi, selalu menyempatkan diri membuatkan bento-bento lucu untuk bekal sekolah Cheryl, buah hatinya. Suka minder deh, kalau melihat Dian memasang PP foto bento buatannya x_x

Last but not least, my Mom.
Ibu adalah orang yang saya kagumi. Bagi saya, ibu itu super woman. Ketegarannya menghadapi ujian hidup -- bangkit setelah perceraian dan menjadi single parent dengan 3 anak diusia 32 tahun -- membuat saya tidak berhenti mengaguminya.

Ibu bekerja tapi selalu menyempatkan diri menyiapkan mulai dari sarapan sampai makan malam untuk anak-anaknya, walau kami punya 2-3 ART di rumah. Untuk itu ibu rela harus menyetir mobil sendiri bolak-balik dari rumah ke kantor dan kantor ke rumah dua kali sehari. Ibu juga selalu menolak bila mendapat tugas ke luar kota/negeri walau sebagai konsekuensi karirnya tidak bisa cemerlang. Alasannya, anak-anak tidak ada yang jaga :')

Hanya 4 ibu hebat yang disebutkan disini, tapi saya yakin di luar sana masih banyak ibu hebat lainnya. Ibu yang berusaha melakukan yang terbaik demi anak-anak diantara segala keterbatasan yang dimilikinya. Menjadi ibu memang bukan pekerjaan mudah, tetapi suatu anugrah terbesar.

Selamat hari ibu untuk semua ibu hebat pahlawan keluarga. Semoga kita berhasil menjaga amanah ini.



Powered by Telkomsel BlackBerry®

[Sharing] Belajar RUM


Sebelum mulai cerita, saya mau menjelaskan dulu apa yang dimaksud dengan RUM atau Rational Use of Medicine. RUM pengertiannya bukan anti obat loh ya. Tapi menggunakan obat pada situasi, kondisi dan dosis yang tepat. Jadi bukan dikala sakit, menolak obat lalu beralih ke pengobatan alternatif. Sama sekali bukan. Untuk lebih jelasnya bisa jalan-jalan ke web-nya milis sehat dkk.

Yuuuk kita mulai ngedongengnya ;)

Sewaktu kecil, kata ibu, kalau sakit saya jarang diberi obat. Demam tinggi, dibawa ke dokter naik becak, eeeh baru sampai depan pagar rumah dokternya, panas saya sudah turun :D Sementara abang saya yang beda umurnya 11 bulan 2 minggu, selalu kena batpil (batuk pilek) bergantian atau bersamaan dengan saya (mungkin virusnya ping-pong) biasanya baru sembuh setelah minum obat dari dokter.

Sebagai single parent, dan juga karena kurang pengetahuan, ibu selalu gampang panik kalau anaknya sakit. Apalagi abang saya selalu kejang demam. Ditengah malam bila abang kejang, ibu akan menggedor pintu tetangga sambil berteriak minta tolong (kalau yang ini, masih lekat diingatan saya kejadiannya). Jadi harap maklum kalau anaknya sakit, pasti ibu segera membawanya berobat ke dokter (kecuali saya, tentunya).

Karena tidak terbiasa minum obat, sampai sekarang pun saya paling malas minum obat dan ke dokter. Alhamdulillah, belum pernah sakit parah sampai harus dirawat di rumah sakit, kecuali saat melahirkan :D

Sampai anak ketiga lahir pun, saya belum tahu apa itu RUM. Tidak punya akses ke internet, kurang gaul karena masih sibuk dengan keluarga dan baby baru, diperparah dengan dikelilingi oleh orang-orang non RUM yang super panik kalau melihat Zi sakit. Pokoknya masih jaman jahiliyah banget lah waktu itu :(

Ketiga anak saya terlahir dengan jaundice yang angka bilirubin-nya cukup tinggi dan semakin tinggi di anak ketiga. Zi bili-nya sampai 12. Saat akan periksa darah, saya nangis bombay di ruang tunggu lab sambil melukin Zi. Waktu itu ada seorang ibu yang menanyakan kenapa saya nangis. Kepadanya saya ceritakan tentang Zi yang harus dirawat inap bila bili-nya dianggap terlalu tinggi.

Ibu itu bilang, dulu waktu anak pertamanya lahir, dia pun mengalami hal yang sama. Awalnya dia merasa senang anaknya anteng, tidur terus. Tapi setelah kontrol ke dokter dan dibilang jaundice, akhirnya bayinya dibangunkan "paksa" tiap satu jam agar menyusu. Setelah beberapa hari, alhamdulillah bili-nya normal. Intinya, harus sering disusui dan dijemur, nasehatnya lagi. Merasa lega ada alternatif untuk Zi tidak dirawat, saya langsung bertekad akan mencoba tips yang diberikan ibu tadi sepulangnya dari RS.

Setelah membujuk dokter agar merelakan Zi dirawat di rumah, sampai di rumah pun saya mulai jadi "raja tega". Tiap sejam, Zi yang lagi nyenyak tidur saya bangunin dengan cara dikelitikin kakinya, diusap pakai wash lap mukanya supaya segar bahkan yang terekstrim pipinya saya usapin es batu x_x

Hasilnya? Saya kewalahan menyusui Zi. Sudah disusui sepanjang malam, PD kanan kiri sudah kosong, Zi nangis menjerit-jerit kelaparan. Dan dengan tololnya, saya pun menambahkan sufor karena takut ASI saya gak cukup :'( Waktu itu belum ngerti soal ASIP (ASI peras). Saya pikir, ASI yang diperas itu hanya untuk ibu yang bekerja. Setiap malam, Zi menyusu 10 botol ukuran 120ml plus ASI, barulah dia bisa tidur nyenyak sampai pagi. Walau ASI saya kemudian membanjir, tetapi setelah 10 bulan saya mulai melepaskan Zi dari ketergantungan ASI karena berencana ingin bekerja. Setelah Zi lepas ASI, saya malah urung bekerja karena Zi ngambek di sekolah setelah tahu saya kerja. Di tengah ruangan kelas Zi berbaring di lantai tidak mau melakukan apapun selama 45 menit sampai habis waktu pelajarannya :(

Itu baru cerita Zi. Cerita Zu lain lagi. Zu lahir dengan bili sampai 15. Tidak mau menyusu, kalau pun mau hanya sebentar. Hiks. ASI saya banyak sampai menetes-netes. Sama sekali tidak terpikir bahwa mungkin saja derasnya ASI saya lah yang tidak disukai Zu. Seharusnya saya peras dan suapin dengan sendok agar Zu tidak gampang tersedak. Lagi-lagi karena ketololan saya, akhirnya Zu pun menyerah pada sufor diusianya 4 bulan :'(

Sama seperti abang dan kakaknya, Za lahir jaundice, dengan bili sampai 17. Dokter tidak membolehkan Za di bawa pulang dari RS. Tapi saya keukeuh ingin membawa Za pulang bersama saya setelah perawatan persalinan selesai. Pemikiran saya saat itu sama sekali bukan karena sudah RUM. Tapi karena pertimbangan, kalau terburuk yang terjadi, saya ingin Za ada di pelukan saya bukannya terkapar sendirian di box-nya yang kecil di RS :'( Selain itu Zu masih 2 tahun. Tanpa pembantu, bila saya harus bolak-balik ke RS pasti jadwal makan-tidur dll-nya akan terganggu. Akhirnya Za berhasil dibawa pulang setelah hubby menandatangani surat pernyataan pulang paksa dari RS.

Za jaundice-nya bertahan sampai sebulan. Selama sebulan itu juga saya galaaauu setiap ada yang komen: "Kok bayinya kuning? Kok kecil banget ya? Gak apa-apa nih gak di rawat? Kuning itu bahaya loh, nanti nyesel!" Astaghfirullah... Rasanya hati ini teriris-iris setiap kali mendengar komen seperti itu :'( Saya takut sekali keputusan saya salah dan Za harus menanggung resikonya.

Untung saya tidak menuruti kata dokter yang bilang Za kuning karena ASI. Malah Za diresepkan vitamin padahal umurnya masih 1 bulan. Walau DSA-nya memaksa saya untuk menghentikan pemberian ASI dan beralih ke sufor, saya bertekad, kali ini saya harus berhasil memberikan ASI eksklusif minimal sampai 6 bulan. Alhamdulillah, 6 bulan terlewati dengan sukses walau saya harus tutup kuping setiap kali kontrol ke DSA.

Umur Za 1 tahunan, saya mulai menggunakan bb dengan semestinya, yaitu untuk mencari info bermanfaat daripada sekedar haha-hihi di bbg. Dimulai saat hubby di screening darahnya di RS Dharmais. Disana hubby menanyakan penyebab kanker anak pada suster yang mengambil darahnya. Kata suster itu, selain keturunan, gaya hidup dan polusi, pemberian obat-obatan over the counter alias obat yang dijual bebas akan membuat imunitas tubuh berkurang. Apalagi pemberian antibitiok yang tidak tepat.

Pulang dari Dharmais itulah, saya mulai googling mencari tahu dampak antibiotik. Lalu saya ketemu artikel "no puyer". Membaca semua artikel itu, rasanya ingin menjedut-jedutkan kepala ke dinding. Selama ini kalau 3pzh sakit, saya bawa ke DSA yang menurut saya waktu itu paling tidak gampang ngasih obat. DSA ini selalu memberikan 2 resep. Resep pertama bila 3 hari tidak menunjukkan tanda-tanda membaik, lanjutkan dengan resep kedua (ada antibiotiknya). Dan semua resepnya itu selalu terdapat puyer! Ya Allah, what have I done to my children? Saya sudah meracuni anak-anak saya selama ini :'(

Sejak itu saya berusaha sebisa mungkin menghindari antibiotik dan puyer. Semua stok obat termasuk paracetamol saya buang dari kulkas dan lemari penyimpanan. Kalau ada yang terkena common colds, saya cuma bikinkan minuman hangat dan perbanyak konsumsi cairan. Berat loh berjuang untuk RUM itu. Apalagi kalau lingkungan tidak mendukung. Harus siap tutup kuping dan stok sabar yang banyak.

Akhirnya saya tahu tentang milis sehat dan langsung join setelah menemukannya secara tidak sengaja di twitter. Disini saya merasa menemukan teman, keluarga, supporting group yang belum pernah saya temui sebelumnya. Walau hanya sebagai anggota pasif, tapi semua info penting selalu saya save di memopad. Begitu juga email-email berisi sharing para smart parents yang bisa menjadi obat galau di kala bimbang. Terima kasih bunda Wati, para dokter dan smart parents yang mau terus berbagi ilmu dan pengalaman untuk mencerdaskan orangtua cupu seperti saya, melalui milis sehat.

Sejak kenal milis sehat itulah saya sering berbagi info kesehatan ke teman-teman yang membutuhkan. Tetapi memang dalam berbagi kita harus ikhlas dan sabar, terutama bila ditolak, bahkan dituduh yang tidak-tidak. Saya menyesal karena anak-anak hampir menjadi korban dari ketidaktahuan saya. Semoga pengalaman dan info yang saya bagikan dapat membuat teman-teman saya belajar tanpa harus mengalaminya lebih dulu.
Ini cerita RUM-ku, apa ceritamu? :)


Mau Curhat

Pengen curhaaaaattt!!! Sesak banget nih dada rasanya :'(

Untuk yang kenal saya, mungkin banyak yang menilai saya ini orangnya terlalu perhatian sama orang lain, bahkan gak jarang juga dituduh kepo alias wontunoooo ajah :D Bagi saya pribadi sih, dinilai apapun terserah saja. Tapi saya memang paling tidak bisa cuek saja bila melihat kesusahan orang lain, kenal ataupun tidak.

Maaf yaaa kalau ada yang sebel setelah saya baca statusnya di bb trus saya japri dan menanyakan, "are you ok?" Demi Allah, I did that because I care, not kepo. Boleh percaya, boleh nggak. Dan bila tidak di jawab pun, saya gak keberatan. Kan memberi itu harus ikhlas. Termasuk memberikan perhatian. Ditanggapi alhamdulillah, gak ditanggapin ya sutralaaaah.

Nah tadi tuh, ada temen yang cerita di bbg kalau anaknya sakit. Seperti biasa, saya pun membagikan "ilmu milis sehat" yang sudah tersimpan di memopad. Tanggapannya? Dia bilang gak usah ngelarang, biar dia ambil resiko ini demi anaknya.

Oh my God! Siapa yang ngelarang? Memangnya saya siapa ngelarang-larang? Saya hanya menanyakan kondisi klinis anaknya saat ini. Lalu menanyakan apa sudah mempertimbangkan antara manfaat dan efek samping dari tes yang akan dilakukan. Itupun tidak lupa menekankan, anak itu tanggung jawab orangtuanya, jadi keputusan ada di tangan ortunya.

Akhirnya, untuk mengakhiri perdebatan saya bbm ke teman saya itu. "Berbagi ilmu is a must, tapi gak boleh maksa. Di dengar ok, gak di dengar ya gak apa-apa."

Kalau orang berhenti berbagi ilmu karena ada orang yang menolaknya, apa yang akan terjadi? Mungkin kita semua sekarang tidak beragama. Bukankah agama itu disampaikan secara turun temurun, tetapi pada akhirnya orang berhak memutuskan agama mana yang dia anut?

Maka saya putuskan untuk terus berbagi termasuk berbagi ilmu, diterima atau ditolak. Karena saya percaya, berbagi itu harus ikhlas. Tidak boleh mengharapkan apa pun.

Terima kasih sudah membaca curhatan saya ini. Maaf kalau saya curhat disini karena saya bukan tipe orang yang suka curhat di status bb. Mari melanjutkan hidup kita dan terus berbagi dengan ikhlas. Semoga kita semua selalu diberkahi-Nya.




Arisan

Gara-gara ada film Arisan 2, jadi pengen ngebahas tentang Arisan nih. Pada ikutan arisan gak? Ikut berapa arisan? Iuran per bulannya berapa?

Saya ikut 4 arisan. Tiga arisan uang, 1 arisan emas. Yang arisan uang sih iurannya tidak banyak, hanya seratus-tigaratus ribu. Sekedar untuk menjaga silaturahim, kalau ada arisan kan ada motivasi untuk datang dan ketemu sesama anggotanya. Sedangkan yang arisan emas, iurannya tergantung pada harga emas saat arisan akan dikocok.

Bagi pembaca idenyadini yang belum tahu apa itu arisan emas, saya coba jelaskan disini ya.

Pada arisan uang, peserta yang dapat duluan lebih untung daripada yang dapat belakangan. Kenapa? Karena yang terakhir dapat, nilainya sudah turun. Kok bisa? Karena harga barang dalam setahun bisa terjadi beberapa kali kenaikan, sehingga yang dapat arisan duluan, bisa membeli lebih banyak daripada yang dapat belakangan.

Contoh: 10 peserta arisan uang dengan iuran 100ribu/orang. Anggota yang dapat di bulan pertama sebesar 1juta dapat membeli 10 buah blouse saat itu juga dengan uang arisan yang didapatnya. Sedangkan anggota yang mendapat arisan di bulan kesepuluh mungkin hanya dapat membeli 7-8 buah blouse dengan merk dan kualitas yang sama, dengan uang 1juta tersebut.

Sedangkan pada arisan emas, semua peserta membayar dan mendapat sama banyak. Adil dan merata. Baik yang dapat duluan, maupun belakangan. Daya belinya pun sama, tidak berkurang, yaitu sebesar emas yang dijadikan obyek arisan, yang biasanya memakai ukuran 5 gram sampai 100 gram Logam Mulia (LM) Antam. Ada juga sih yang bikin arisan dinar. Tergantung kesepakatan awal para anggota arisan saja.

Misalnya: ada 10 orang yang ikut arisan emas. Harga emas pada arisan ke-1 untuk 10 gram adalah Rp.5.310.000 maka harga tersebut dibagi 10, sehingga iuran untuk arisan ke 1 adalah sebesar Rp.531.000/orang. Bila kemudian pada bulan berikutnya saat arisan ke-2 harga emas 10 gram turun menjadi Rp.5.280.000 maka iuran arisan ke 2 juga turun menjadi Rp. 528.000/orang. Sebaliknya bila harga emas naik, iurannya pun akan ikut naik.

Dulu sebelum menikah, saya bingung kenapa sih ibu-ibu suka sekali ikut arisan? Ternyata setelah menjalaninya, saya dapat merasakan manfaatnya. Intinya adalah menjaga silaturahim. Betul, bisa saja ketemuan tanpa arisan. Tapi bila tidak ada "kewajiban yang mengikat" sesama anggotanya, ketemuannya bisa tidak pasti. Kadang sebulan sekali, tapi juga tidak jarang berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tidak pernah ketemu lagi. Menurut saya, arisan itu baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menyikapinya: mau untuk sekedar bergosip atau menjaga silaturahim.

Kalau ingin tahu harga emas LM bersertifikat Antam terkini, bisa lihat di sini http://beliemasyuk.blogspot.com #promosi :D

Donor Darah - Kok Ogah?!

Seringnya mendapat bbm dari mbak @inagibol tentang anak-anak kanker yang membutuhkan donor darah (dondar), membuat saya juga sering meneruskan bbm itu ke bbg yang saya ikuti. Tapi anehnya, ajakan dondar ini jaraaaang sekali mendapat tanggapan dari teman-teman di bbg. Padahal, kalau sedang membahas gosip infotainment, wedeeeeww pada bangkit dari kubur! Eh, salah! Maksudnya, semua ikut berkomentar :D

Heran, kenapa susaaaaah sekali mengajak orang untuk mendonorkan darahnya. Padahal prosesnya tidak memakan waktu, sedangkan manfaatnya bagi kesehatan sangat besar. Takut jarum? Sibuk, tidak ada waktu?

Pernah gak sih terpikir, suatu saat nanti, bisa saja orang-orang yang kita sayangi, seperti orangtua, anak, pasangan, atau bahkan kita sendiri akan membutuhkan dondar? Coba bayangkan, bila orang yang dekat dengan kita sedang kritis dirumah sakit karena DBD. Dia membutuhkan dondar segera, tetapi stok darah sedang habis di RS maupun PMI. BM kemana-mana, tidak ada yang menanggapi. Semua orang sedang sibuk, berhalangan maupun takut jarum suntik.

Bisa dibayangkan rasa putus asanya? Dari sekian banyak teman dan kenalan kita, masa sih tidak ada seorang pun yang bisa membantu? Seperti itulah kira-kira yang dirasakan orangtua dari anak-anak penderita kanker itu. Saya yakin, ketakutan kita pada jarum suntik tidak ada artinya dibandingkan dengan penderitaan mereka. Masa sih meluangkan waktu sebentar saja, kita tidak mau?

Jujur, saya sendiri sangat takut sama yang namanya jarum, darah ataupun dokter. Kalau sedang diperiksa dalam oleh obgyn, saya selalu ditertawakan dokter dan suster karena selalu menutup mata dengan 2 tangan. Begitu juga kalau sedang disuntik. Malu-maluin banget gak sih, mantan preman takut sama jarum x_x

Kalau akhirnya saya memberanikan diri menjadi donatur darah tetap/siaga, sama sekali bukan karena sok pahlawan atau berpikir suatu saat nanti saya akan membutuhkannya. Tapi semata-mata karena saya tahu Allah memerintahkan umatnya untuk saling tolong menolong, kapan pun, dimanapun, dengan cara apapun yang dia mampu. Itu saja.

Donor darah sangat dianjurkan dilakukan sejak usia 18 tahun sampai maksimal 60 tahun. Lebih baik lagi bila membiasakan diri menyumbangkan darah setiap tiga bulan sekali.

Manfaat mendonorkan darah:
1. Meningkatkan produksi sel darah merah.
Donor darah membantu tubuh untuk mengurangi sel darah merah dalam tubuh. Sumsum tulang belakang segera bekerja untuk mengisi ulang sel darah merah yang hilang, sehingga kita mendapat pasokan darah baru setiap kali habis dondar. Donor darah menstimulasi tubuh untuk memproduksi darah baru.

2. Membantu penurunan berat badan.
Setiap mendonorkan darah 450ml, tubuh mampu membakar kira-kira 650 kalori. Itu setara dengan berolah raga lari selama 1 jam dengan kecepatan 9,5km/jam.

3. Menjaga kesehatan jantung.
Kadar zat besi yang tinggi dalam darah membuat orang rentan terkena penyakit jantung dan stroke. Hal ini disebabkan oleh zat besi yang berlebihan membuat kolesterol beroksidasi, sehingga menghasilkan penumpukan pada arteri. Jika rutin donor darah maka jumlah zat besi bisa lebih stabil, sehingga resiko sakit jantung pun berkurang.

4. Kesehatan psikologis.
Beramal termasuk hal yang bisa membuat kita merasa berbahagia, begitu pula dengan mendonorkan darah. Survey WHO menyatakan orang yang rutin menyumbangkan darahnya, hingga lanjut usia bisa tetap berenergi dan bugar.

5. Medical check up gratis.
Ada prosedur dalam donor darah (khususnya dondar Aferesis) yang mengharuskan donatur melalui pemeriksaan (screening) atas berbagai macam penyakit mulai HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis dan malaria, yang merupakan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui transfusi darah. Bagi calon pendonor, proses pemeriksaan ini membuatnya mengetahui apa ia mengidap penyakit tersebut atau tidak. Informasi ini dapat membuatnya lebih perduli pada kondisi kesehatannya.

Banyak kan manfaatnya? Jadi tunggu apa lagi? Yuk, donor darah!


Links:

Tentang dondar aferesis:
http://dlvr.it/mXqtH

Halal atau Haram?

Mengikuti TL-nya anak mantan pejabat di twitter, ada banyak kontradiksi disana. Suatu saat dia bercerita baru selesai mengaji, di saat lainnya bercerita bagaimana wine merupakan minuman favoritnya dan memelihara seekor anjing yang bebas berkeliaran di rumahnya. Tidak hanya itu, suatu hari dia merekomendasikan resto iga panggang terkenal di ubud ke teman dekatnya yang artis.
Sependek pengetahuan saya, wine itu haram karena mengandung alkohol. Memelihara anjing di dalam rumah juga tidak diperbolehkan. Dulu Nabi memelihara anjing untuk berburu, tapi bukan untuk digendong-gendong seperti layaknya seekor kucing. Sedangkan Iga panggang terkenal di ubud itu adalah pork ribs. Apa perlu penjelasan lebih jauh lagi kalau pork itu haram? ;)
Yang jadi pertanyaan adalah: sebenarnya dia (si public figure itu) mengerti tidak sih, arti halal dan haram? Kalau mengerti, apakah dia perduli? Maaf kalau saya mengambil contoh public figure ini. Tapi dari TL-nya yang sering mengundang kontraversi para follower-nya ini sebenarnya juga merupakan cerminan perilaku kita sehari-hari.
Banyak dari kita yang shalat 5 waktunya tidak pernah terlewat, aurat tertutup rapi, jenggot terpelihara mengikuti sunnah nabi... tapi soal halal/haram, tidak perduli. Kalau lagi ingin makan di resto X yang lagi nge-trend, tanpa ragu-ragu langsung ke sana untuk mencicipi.
Tidak semua resto di Indonesia ini halal, tentu semua orang sudah tahu. Tapi apakah cukup perduli ketika makan di resto bebek yang lagi nge-trend di mal untuk memperhatikan apakah si bebek diolah dengan cara yang syar'i? Apakah anda cukup perduli untuk memperhatikannya? Atau selama tidak tercantum "pork/ham/beacon" dalam menunya, berarti resto itu halal?
Itu baru restoran. Belum lagi toko cake dan pastry. Toko-toko itu masih banyak yang memakai bahan-bahan yang tidak halal. Begitu juga dengan berbagai macam cemilan yang banyak dijual di supermarket. Suka memperhatikan gak, ada logo halal/haramnya sebelum membeli?
Saya sering loh menemukan biskuit/minuman yang sudah sering saya konsumsi sejak kecil, ternyata tidak ada logo halal MUI di kemasannya. Biasanya, abang Zi nih yang paling kritis kalau sedang belanja bulanan. Satu-persatu kemasan diperhatikannya dengan seksama untuk mencari logo halal di situ. Yang tidak ada logo halalnya, pasti langsung dikembalikan Zi ke rak :D
Kalau tidak/belum tahu, itu lain soal ya. Walaupun di jaman serba canggih ini, untuk mencari tahu apakah suatu makanan/minuman yang halal/haram itu hanya berjarak seujung jari alias bisa tanya mbah google kapan pun dimana pun dengan smart phone anda. Bila sudah tahu atau sudah diberitahu, apakah anda tetap mengkonsumsinya dengan alasan, kan masih belum jelas (ragu-ragu) mengenai kehalalan/keharamannya? Errr... Bukankah kita harus meninggalkan yang ragu-ragu ya? CMIIW.
Tidak hanya dari bahan-bahannya saja yang harus halal, tapi juga sumbernya. Coba jawab dengan jujur, apakah uang yang dipakai untuk membeli makanan/minuman tersebut dari rezki yang halal?
Kata ustadz @salimafillah di TL-nya: Jangan Sembarang Makan! Setiap yang haram dan tak suci merusak badan, menumbuhkan umpan neraka, menghalangi sampainya doa.
Makanan/minuman yang haram itu membawa pengaruh buruk pada tubuh kita. Sudahkah kita bijak memilih apa saja yang kita dan anak-anak kita konsumsi selama ini? Semua sudah diatur dalam Al Quran dan hadist. Halal/haram: pahami, patuhi. Itu pendapat saya. Bagaimana pendapat anda?

Kurban

Di penghujung minggu ini, seluruh umat Islam di dunia akan merayakan Hari Raya kurban. Sejarah, makna dan tujuan dari hari raya yang satu ini, pastinya sudah pada tahu. Tapi kenapa ya, masih banyak yang belum tergerak untuk berkurban atau menyumbangkan seekor ternak untuk dinikmati kaum dhuafa?

Banyak yang beralasan, kurban itu tidak wajib kecuali mampu. Saat sebuah kewajiban dikaitkan dengan kemampuan kantong seseorang, maka semua orang mendadak mengaku termasuk golongan yang tidak mampu. Padahal, uang rokoknya, biaya nge-mal, pengeluaran untuk beli kosmetik, biaya nyalon, atau uang yang dikeluarkannya untuk mentraktir teman-temannya dalam setahun, lebih dari harga seekor kambing.

Harga kambing untuk kurban tahun 2011 ini, sekitar Rp. 1,1juta. Itu artinya, cukup menyisihkan Rp100ribu/bulan atau Rp5ribu/hari untuk bisa ikut menyumbangkan hewan kurban. Masa sih masih tidak mampu?

Tidak ada waktu untuk membeli/mengantar hewan kurbannya sendiri? Banyak panitia kurban yang memakai sistem jemput bola. Tinggal sms, mereka akan datang untuk mengambil sumbangan ditempat yang anda minta. Apa lagi halangannya?

Ada juga yang mempermasalahkan tentang lokasi kurban yang katanya harus sama dengan domisili si penyumbang. Begitu juga uang sumbangan, tidak boleh transfer karena harus ada ijab-nya. Dan masih banyak lagi yang dipermasalahkan.

Well, itu hak masing-masing orang ya. Tapi IMHO, dalam mengambil suatu keputusan, sebaiknya berdasarkan pertimbangan manfaat dan mudharat. Kurban di daerah yang mayoritas penduduknya berkecukupan, tentunya akan mubazir. Berbeda bila kurban di daerah bencana atau yang mayoritas penduduknya adalah kaum dhuafa yang bagi mereka mengkonsumsi daging merupakan sebuah kemewahan.

Begitu pula dengan soal transfer. Kalau karena tidak boleh transfer lalu tidak jadi menyumbang, gimana? Yang penting nawaitu-nya sih, menurut saya. Untuk apa meributkan hal kecil bila itu membuat hal besar terabaikan?

Masih ada waktu nih beberapa hari lagi. Ayo, sisihkan sedikit rezeki untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang kurang beruntung :)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

[FiksiMini] Wanita Harus Kuat


Ria menekan tombol off smartphone yang dari tadi digenggamnya. Tak ingin dia membalas pertanyaan yang menurutnya basa-basi itu. Pelan-pelan dipaksakannya untuk melangkah menuju motornya. Kasihan si kakak, pasti sudah pulang. Tapi masih ada satu tugas lagi yang harus dikerjakan. Ada bahan prakarya anaknya yang harus dibeli di pasar hari ini juga. Menahan nyeri dikedua kakinya, Ria berusaha tetap tersenyum menatap wajah anak semata wayangnya.

Setengah jam yang lalu, Ria terjatuh dari motor di jalan raya yang licin sehabis diguyur hujan. Untung Tuhan masih menyayanginya, tubuhnya tidak disambut oleh kendaraan lain yang sedang melintas di jalur sebelah. Kalau tidak, bukan tidak mungkin nyawanya bisa melayang.

Dengan kaki yang perih terkelupas dan kuku jarinya yang membiru, Ria melanjutkan perjalanan ke sekolah anaknya. Sore itu waktunya menjemput si kakak. Di meja kantin sekolah, Ria duduk sambil berusaha menenangkan diri. Tadi jalannya melayang, seperti ingin pingsan.

Ragu-ragu diambilnya telpon dari tasnya. Sebenarnya Ria tidak ingin mengganggu suaminya di kantor yang pastinya sedang sibuk. Tapi karena takut pingsan di jalan, akhirnya dikirimkannya juga pesan itu.

"Mas, lagi sibuk gak?"
"Lumayan, kenapa?" Jawaban dari sana.
"Aku jatuh dari motor" (beberapa kali dihapusnya kata-kata yang dianggapnya terlalu berlebihan, seperti menceritakan keadaannya yang hampir pingsan)
"Aduh, ada-ada aja. Trus gimana? Aku nyusul kesana?"
Saat itu airmatanya tak sanggup lagi ditahan. Empati yang diharapkan akan didapat dari suaminya, ternyata cuma mimpi.
"Tidak usah. Ini sudah mau pulang" itu jawaban Ria terakhir sebelum mematikan telponnya.

Sepanjang jalan, sambil menangis tanpa suara, Ria berbisik,"Be tough! Keep smiling!" berulang-ulang sambil menghapus airmatanya cepat-cepat.

Ria teringat gambar profil (PP) seorang temannya yang bertuliskan:
A strong woman knows
How to keep her life in order
Even with tears in her eyes
She still manage to say "I'm okay"
With a smile :)

Cukup Goceng!

Jadi ibu RT (rumah tangga), apalagi yang dijatahin uang belanja sama suaminya, cenderung membuat sebagian orang lupa untuk menyisihkan dana untuk ditabung/investasi. Boro-boro ada sisanya, tiap bulan selalu tekor! Mungkin begitu sebagian dari anda menjawab.

Selama anda masih punya dana untuk ke salon, nge-mal tiap wiken atau jajan-jajan setiap hari, berarti tidak ada alasan untuk tidak bisa menabung/berinvestasi. Investasi tidak perlu uang banyak loh. Cukup goceng! Tidak percaya?

Yuk, kita mulai berhitung. Misalkan, anda hanya mampu menyisihkan Rp.5.000,-/hari. Mungkin untuk itu anda harus mengorbankan kebiasaan jajan saat menunggu anak di sekolah. Tapi itu artinya anda dapat mengumpulkan Rp.5.000,-x20hari=Rp.100.000 tiap bulannya. Untuk apa uang segitu? Paling cuma dapat 1 baju, kata anda. Hohoho ini bukan untuk belanja, jeung. Tapi untuk investasi. Uang segitu kalau anda belikan reksadana saham (return rata-rata per tahunnya 25%), setiap bulan selama 18 tahun, berapa nilainya? Rp.407juta!!!

Eeiiiits, jangan keburu senang dulu ya. Itu nilai uang anda 18 tahun lagi. Dengan tingkat inflasi 10% per tahun, maka nilai riil uang anda itu adalah sekitar Rp73juta.

Aaah dikit banget! protes anda. Betul, memang sedikit. Tapi itu kan kalau seratus ribu per bulan. Kalau lebih banyak lagi yang bisa diinvestasikan, tentu hasilnya juga akan lebih besar lagi kan? ;)

Jadi, sekarang tidak ada alasan lagi dong untuk gak bisa nabung? Cukup goceng! ;)





Hitungan 1

=Rp.407juta
=FV(25%/12;18*12;100000). 25% dibagi 12 untuk mencari retur/bulan. 18 dikali 12 untuk mencari jumlah bulan
100.000 nominal investasi per bulan



Hitungan 2

=Rp.73juta
=PV(10%;18;0;470000000)
10% adalah tingkat inflasi per tahun
18 adalah jangka waktu
470 juta adalah nominal uang 18 tahun di masa depan.

Friends In Need Are Friends Indeed

Belakangan ini, hari sepertinya semakin pendek saja. Mungkin karena ada kesibukan baru yang menyenangkan di antara kegiatan rutin setiap hari. Ya, saya dan teman-teman sedang mempersiapkan sebuah blog/website untuk grup kami yang nantinya berisi berbagai macam info dan cerita.

Grup kami awal terbentuknya dari sebuah aplikasi di blackberry yang ditujukan khusus untuk wanita. Kemudian beberapa anggotanya membentuk bbg (blackberry group) yang salah satunya diberi nama Bunda United (BU). Perkenalan di dunia maya inilah yang kemudian menjadi pertemanan sampai sekarang. Saling curhat, saling dukung, serta berbagi info dan pengalaman membuat kami selayaknya teman lama.

Sebelas perempuan yang kesemuanya ibu rumah tangga ini, kalau sudah ngobrol, baik di bbg maupun saat kopdar, seruuuuu! Belum lagi share pict-nya yang menyiksa lahir batin (hati nelangsa, perut keroncongan) karena hampir selalu berupa foto-foto makanan :D Pokoknya kenal emak-emak BU itu seperti punya saudara perempuan 10 orang! Tapi bukan berarti kami selalu akur loh. Perbedaan pendapat selalu ada, walau tidak pernah (semoga seterusnya) menjadi pertengkaran. Sebelas kepala tentu tidak mungkin diharapkan sama isinya kan? ;)

Makasih ya maaaks, for being my friends. Maafkeun kalau daku suka sok tau *nunduk* I love you aaaaallll *ketjupsatu2*







Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sayap Ibu Bintaro



Keterangan foto:
1. Anak-anak penghuni Sayap Ibu Bintaro
2. Merayakan ulang tahun Berti (lagi)
3. Umay yang cantik menggemaskan (˘⌣˘)ε˘`)
4. Ayu yang manja minta disuapin :)
5. Sebagian dari tim #BERBAGI yang hadir


Tulisan ini seharusnya di posting saat bulan Ramadhan kemarin. Tapi entah kenapa, saya ragu untuk memposting foto-fotonya. Bagi orang lain, berfoto dengan anak-anak cacat mungkin biasa saja. Sementara bagi saya, kok rasanya seperti mengeksploitasi kekurangan mereka ya? Kalau akhirnya tulisan ini saya posting sekarang, pertimbangannya adalah karena ingin mengajak pembaca IdenyaDini untuk lebih perduli kepada mereka yang kurang beruntung agar kita selalu bersyukur dengan nikmat yang sudah diberikan Tuhan YME.

Minggu, 27 Agustus 2011

Bintaro itu jauuuuuh dari tebet. Kalau tidak ada kepentingan yang benar-benar mendesak, rasanya malas ke daerah ini. Wilayahnya yang luas, menurut saya sangat membingungkan. Buktinya, walau sudah kedua kali saya ke Sayap Ibu Bintaro, tapi tetap saja nyasar (ˇ_ˇ'!l) (alasan, padahal memang saya saja yang error).

Petunjuk jalan dari teman yang tinggal di Bintaro, Ayu, sudah saya simpan di memopad tetapi tetap tidak menolong. Kami sempat nyasar di sekitar Driving Range. Untungnya, kali ini Ayu juga akan ikut ke Sayap Ibu, jadi kami bisa konvoi. Alhamdulillah, biarpun sempat nyasar, kami bisa sampai dengan selamat sebelum adzan maghrib. Jadi puding coklat yang saya bawa tidak sia-sia :)

Karena acaranya adalah buka puasa bersama, peserta diharapkan membawa 1 jenis makanan untuk potluck. You know me laaah, cooking is definitely not my cup of tea. Harap maklum kalau puding coklat adalah menu andalan saya untuk potluck karena bikinnya gak ribet :D

Panti Asuhan Sayap Ibu Bintaro mengasuh 30 anak cacat ganda (tuna daksa). Mereka diantaranya adalah penderita Hidrocephalus, Microcephalus, Autis, Down Syndrome (DS) dan Celebral Palsy yang berusia antara 1 tahun hingga anak berusia 22 tahun.

Seperti biasa, penyakit cengeng saya mendadak kumat melihat anak-anak penghuni di sana. Sudah berusaha ditahan, tapi air mata ini terus saja mengucur tanpa kompromi. Bukan fisik mereka yang membuat saya sedih, tapi nasib mereka yang ditelantarkan oleh keluarganya. Anak-anak itu banyak yang dibuang oleh orangtuanya yang menganggap mereka sebagai aib keluarga. Ada yang dibuang di tempat sampah. Ada yang dititipkan ibunya ke supir taksi dari Cirebon agar dibawa ke Jakarta :(

Hari itu, Berti, salah satu penghuni panti dirayakan ulang tahunnya. Sebenarnya ulang tahunnya beberapa hari yang lalu, tapi banyak sekali yang ingin membawakan hadiah dan kue untuknya. Jadi kata mbak Ina, ulang tahun Berti akan dirayakan selama seminggu penuh. Berti, penderita hidrocephalus berusia 8 tahun, terlihat senang ketika semua menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuknya.

Sebelumnya, saya ke Yayasan Sayap Ibu hanya bertiga dengan Zi dan Za. Waktu itu Zu ikut ayahnya ke acara kantor. Kali ini paket komplit alias bersama hubby dan 3pzh. Senang melihat 3pzh menikmati kunjungan mereka ke Sayap Ibu hari ini. Zi sibuk memotret dengan kameranya, Zu asyik bermain dengan pengunjung anak-anak seumurannya, sementara Za terus nempel ke bundanya.

Walau terlihat jealous setiap kali saya menggendong anak lain, Za tetap mau memeluk dan menciumnya. Terutama saat saya menggendong Umay. Humaira nama panjangnya. usianya sepantaran dengan Za, tapi badannya jauh lebih kecil, entah ada hubungannya atau tidak dengan DS yang dideritanya. Pertama ketemu, saya langsung jatuh cinta dengan senyumnya yang cantik dan pipinya yang merah menggemaskan.

Ternyata tidak hanya Za yang posesif ke bundanya. Ayu, penderita DS, juga tidak mau saya berbagi perhatian dengan yang lain. Dengan manjanya Ayu minta disuapin puding dan minta dibacakan buku cerita. Setiap kali mau beranjak, tangan saya ditarik agar duduk kembali disisinya :)

Anak-anak Sayap Ibu Bintaro selalu membuat saya kangen untuk sering datang mengunjungi mereka. Sayang keterbatasan waktu dan tenaga menghalangi keinginan itu :( Kalau ada pembaca yang berminat main-main kesana, ini alamatnya:

Yayasan Sayap Ibu Bintaro
Jl. Raya Graha Bintaro No. 33 B
Pondok Kacang Barat - Bintaro,
Tangerang 15226
(dekat Apotik Century)

Berikut daftar barang kebutuhan anak-anak panti. Daftar ini saya dapat dari BM mbak Ina (maaf menyebut merk):
Susu Pediasure, NAN 2 DHA, Enfakid 4, SGM 2, SGM 4, Frisian Flag 123, Bubur Susu ( Nestle, Promina 6+, SUN 6+ Rasa Beras Merah + Kacang Hijau ), Quaker / Havermout Tissue Basah, Mamy Poko Biasa ( XXL ), Pampers / Diapers ( S ), Mamy Poko Celana ( XL ), dan Force Magic.

Jika pembaca ingin ikut #BERBAGI dapat menghubungi:

Twitter : @inagibol dan @berbagisharing


11th Anniversary



Hari ini, ulang tahun perkawinan kami yang ke 11. Ingin berbagi kebahagiaan dengan berbagi tweets @idenyadini kepada pembaca ♥

Sebelas tahun yang lalu, jam segini, gw lagi didandanin (˘ï»¬˘) #11thannvry

RT @erwin_noekman: 11 years of togetherness with ♥ @idenyadini & another thousands years to go throughout happiness & sadness, all together ☂

Jangan kan dandan setebal itu, biasanya pakai lipstick aja jarang. Tapi hari itu, gw pasrah aj... Gak mw merusak suasana... #11thannvry

Gw sama sekali gak deg-degan... I was so excited that I couldn't wait to start a new adventure. Sabar din, sabar! :D #11thannvry

Ada beberapa hal yang bertentangan dengan keinginan kami dalam pelaksanaan walimah, tapi semua menasehati untuk mengalah pada keinginan ortu. #11thannvry

Menolak awalnya. Tapi berpikir, cuma sehari ini, setelahnya we can do whatever we want to our lives... akhirnya dijalani juga. #11thannvry

Ternyata mengalah itu untuk menang. Kalau tetap memaksakan kemauan kami, bisa-bisa bubar semua rencana karena ortu ngambek. #11thannvry

Jam 7.20 11th lalu, lagi sibuk sms-an dengan rombongan yang sudah menunggu depan dwima. 10 menit lagi mereka datang, katanya. #11thannvry
Ngintip dari balik gorden kamar pengantin... yang di depan pakai baju betawi putih gading itu ganteng juga *wink* #11thannvry

Alhamdulillah, ijab qobul lancar tanpa pengulangan. Lalu dilanjutkan dengan upacara adat selama 3 jam. Capek, tapi happy ☺ #11thannvry

Upacara adat, waktunya mendengarkan nasihat2 dari yang dituakan. Nangis pastinya, tapi bukan karena kaki kram akibat duduk bersila berjam-jam :D #11thannvry

Paling serem waktu acara suap-supan pengantin... Kepala kambing ngejogrok gitu di nampan, melototin gw (ˇ_ˇ'!l) #11thannvry

Paling seru waktu acara bagi-bagi duit supaya pengantin perempuannya boleh dibawa pergi. Sayang gw gak boleh ikutan dapat duitnya #yaeyalaah #11thannvry

Tanpa sempat istirahat, untungnya masih sempat mandi, langsung meluncur ke gedung utk persiapan resepsi malamnya. #11thannvry

Udahlah gak sarapan, makan siang cuma beberapa suap, eeeh masak pengantin laki-lakinya beli McD gak bagi-bagi?! *ngambek* #11thannvry

Mungkin karena baru beberapa jam nikah, belum terbiasa dengan konsep "punya istri" jadi lupa untuk berbagi :D *kitikin @erwin_noekman #11thannvry

19.30 acaranya dimulai. Kaki gemeteeerr ngelewatin orang2. Grogi diliatin. Rasanya jalan dari pintu ke pelaminan jauuuuh bener. #11thannvry

Sebelum duduk dipelaminan, pengantin harus manortor (menari tortor). Saking groginya lupa semua gerakan yg sdh dipelajarin kemarin-kemarin. #11thannvry

Setelah manortor, tetap gak bisa duduk karena harus nyalamin tamu-tamu. Walau diadainnya hari Kamis saat sidang mantan Presiden OrBa tapi yang datang banyak. #11thannvry

Jadilah gw 3 jam berdiri dengan perut kram karena datang bulan, tapi senyum tetap mengembang. #11thannvry

Sebelas tahun, waktu berlalu begitu cepat. Hanya 1 yang gw sesali.... Kenapa gak nikah dr duluuu?? :D #11thannvry

I Have A Dream

Saya punya mimpi. Tidak disebut cita-cita, karena masih belum berani melangkah untuk mewujudkannya. Masih mimpi. Mimpi setinggi langit.

Awalnya karena saya gemas dengan banyaknya orang yang mengeluhkan tanggal tua lewat status di fb, bb atau TL. Padahal, saya kenal orang-orangnya, dan tahu banget kalau orang-orang itu pengunjung tetap mal, klinik kecantikan, salon, spa bahkan online shop. Artinya, dari sisi pendapatan, mereka berkecukupan. Tapi, mereka tidak atau belum bisa mengelolanya dengan baik. Buktinya, tiap akhir bulan selalu merasa tersiksa dengan isi dompet dan rekening tabungan yang nyaris nol.

Maaf kalau tersinggung, tapi menurut saya, banyak istri yang hanya berperan sebatas PGS (Penikmat Gaji Suami). Suami menjatahkan istrinya sebagian dari penghasilannya tiap bulan untuk kebutuhan rumah tangga. Sisanya dipegang suami. Hal seperti inilah yang mendorong para istri cenderung tidak mau tahu, kemana sisa penghasilan itu. Pokoknya saat perlu uang untuk beli sesuatu diluar jatahnya, tinggal minta suami. Sebaliknya suami merasa heran, kenapa uang belanja yang dijatahkan tidak pernah ada sisanya?

Pernah gak sih terpikir, bagaimana kalau si kepala keluarga tiba-tiba mengalami musibah? Sakit atau bahkan meninggal. Apa yang terjadi dengan istri dan anak-anaknya? Tenaaaang, ada asuransi jiwa (asji) dan asuransi pendidikan (aspen), mungkin begitu jawab anda. Yakin tenang? Memang berapa UP (Uang Pertanggungan)-nya? Aspend-nya cukup untuk biaya sekolah anak sampai kuliah? #mendadakhening

Believe or not, beberapa teman saya bahkan tidak tahu apakah suaminya punya asji atau tidak. Beberapa malah tidak tahu apakah suaminya sudah menyiapkan dana pendidikan untuk anak-anak mereka, atau belum. Terus terang, hal ini membuat saya sedih sekaligus geregetan mendengarnya. Mereka yang memiliki pola keuangan tertutup seperti ini di keluarganya, umumnya cenderung memiliki sistem komunikasi tertutup juga :(
Kalau Freddy Pielor bilang, dalam suatu pernikahan itu harus mau buka-bukaan. Buka hati, buka dompet dan buka celana (maaf). Arti ringkasnya, tidak boleh ada yang ditutupi dalam pernikahan. Kalau suami belum mempercayakan penghasilannya untuk dikelola istrinya, jangan ngambek dong, Jeung. Coba intropeksi diri dulu. Anda sudah pantas belum diangkat jadi mentri keuangan keluarga? Punya ilmunya? Bisa disiplin dan tidak boros? Apakah anda impulsive buyer?

Nah, rasa gemas dan geregetan saya tadi yang membuat saya punya mimpi ini. Mimpi ingin mengedukasi para ibu rumah tangga agar mereka melek finansial. Jadi tidak sekedar sebagai PGS, tapi juga bisa dipercaya sebagai mentri keuangan keluarga. Bersama suami, bekerja sama mengelola keuangan keluarga sehingga bisa mengantarkan anak-anak mewujudkan cita-citanya dan menikmati masa pensiun dengan nyaman.

Doakan ya, mimpi ini suatu saat akan terwujud. Belum bisa dimulai sekarang. Saya masih harus mendahulukan prioritas utama dulu, suami dan anak-anak. Insya Allah 2 tahun lagi, langkah pertama untuk mewujudkan mimpi ini akan saya mulai. Masih ada 2 tahun untuk menabung mengumpulkan dananya. Wish me luck! :)



[Sharing] Potty Training



Potty Training atau melatih anak untuk BAK dan BAB di kloset, sebenarnya bisa dimulai di usia lebih muda dari Za sekarang kalau saja dia mau diam di tempat bila BAK/BAB. Ketakutan akan kemungkinan Za terjatuh karena licin dan najisnya bisa kemana-mana, yang membuat saya menunda-nunda terus program ini.

Mungkin bagi yang punya asisten atau sedikit cuek tentang najis, tidak akan terlalu susah untuk melaksanakan potty training ini. Kasur kena ompol cukup dijemur. Lantai kena pipis, cukup dipel 1-2x. Sementara saya, ribet banget membersihkannya. Takut wudhu dan shalat menjadi tidak sah, apalagi disekitar rumah sulit menemukan tanah bersih untuk membersihkan najis, saya jadi cenderung berlebihan membersihkan bekas ompol. Gak apa-apa repot, asal hati tenang, kan? ;)

Biasanya, saya membersihkannya dengan cara mengelap tempat yang terkena najis sampai 7x. Di lap 2x untuk mengangkat najisnya, 2x untuk mengelapkan dengan lap yang diberi sabun+air, dan terakhir 3x untuk mengangkat sabunnya sampai bersih. Lebay ya? X_X

Program potty training ini dimulai dari mengajak Za diskusi tentang keinginannya untuk masuk sekolah. Kami menjanjikan, Za boleh sekolah kalau sudah tidak minum susu dari botol dan sudah tidak pakai diaper. Botol sudah berhasil. Tinggal diaper nih, saya masih maju mundur. Soalnya, peraturan apapun yg diterapkan ke anak, baru akan efektif bila kita konsekuen menjalankannya. Jadi begitu program ini dimulai, gak bisa tuh berhenti 1-2 hari trus dilanjutin lagi. Nanti anaknya jadi bingung. Sementara saya takut repot harus mengawasi Za sepanjang hari.

Akhirnya, karena bulan depan Za sudah berulang tahun ke 3, saya memutuskan untuk segera memulai program potty training ini. Wooossaaaaahh!!

Hari pertama, Za lepas diaper sejak mandi pagi. Setiap 10-15 menit saya tanya, adik mau pipis? Mau pup? Jawabannya selalu tidak. Hasilnya? 3x BAK dan 1x BAB di celana X_X huhuhu. Jam 2 sore, saya menyerah. Pekerjaan saya keteteran karena saya berkali-kali mengepel. Cucian dan setrikaan sudah semakin menumpuk. Akhirnya Za dipakaikan diaper dengan janji besok akan dicoba lagi. Malamnya saya curhat ke hubby dan disarankan untuk mencoba program ini saat weekends, jadi dia bisa membantu mengawasi Za.

Hari kedua, entah kenapa, saya ingin mencoba lagi. Padahal, wiken masih 2 hari lagi. Kali ini, caranya sedikit saya ubah. Kalau kemarin saya hanya mengingatkan Za untuk memanggil saya bila mau ke toilet, hari ini berbeda. Setiap 10-15 menit, walau Za bilang tidak mau, saya dudukkan Za di kloset sambil berulang-ulang mengatakan, "hayo, adik kan sudah besar, sudah mau sekolah, berarti sudah bisa pipis di kloset. Bila 5 menit tetap tidak ada yang keluar, saya pakaikan lagi celananya. Begitu terus sampai akhirnya Za bisa BAK di kloset. Saat Za berhasil melakukannya, saya tepuk tangan, memuji dan memeluknya.

Siangnya, Za sudah bisa bilang bila mau BAK. Sorenya, Za bahkan berhasil BAB di kloset, walaupun dia masih sering tertukar antara BAK dan BAB. Seharian itu, program berhasil 80%. Belum 100% karena saat tidur siang dan malam, diaper tetap saya pakaikan supaya tidak mengompol. Itupun diapernya harus dipakaikan setelah Za tidur, karena merasa sudah besar dia menolak memakainya lagi. Tapi setelah Za bangun, segera saya buka diapernya dan mendudukkannya di kloset.

Hari ketiga, karena harus pergi ke suatu acara, Za terpaksa dipakaikan diaper lagi. Awalnya Za menolak karena merasa sudah besar :D Tapi akhirnya mau setelah diberi pengertian, di tempat yang akan didatangi jalanannya macet, mungkin akan susah mencari toilet.

Ternyata, pergi dari jam 4 sore dan sampai di rumah jam 10 malam, diapernya sama sekali tidak basah. Za rela menahan BAK karena dikiranya melakukannya di diaper sama artinya dengan mengompol. Sepertinya keinginan Za untuk sekolah sangat besar, sehingga dia benar-benar ingin menepati janjinya untuk tidak ngompol lagi.

Alhamdulillah, proses potty training ini hanya memakan waktu 4 hari. Hari pertama gagal total, hari ke 2 dan 3 penyesuaian, dan hari ke 4 dan seterusnya sudah lancar jaya *dancing*

Buat yang belum berhasil potty training-nya, tetap semangat ya. Coba diganti caranya. Berikan rewards agar anak merasa dihargai usahanya. Pasti selalu ada cara untuk melatih si kecil meninggalkan kebiasaan "bayi"-nya. Anak yang pintar, hasil didikan orangtua yang pintar kan? ;)


Warisan

Pagi tadi rumah kami kedatangan tamu. Teman main hubby dari kecil. Karena sudah seperti saudara sendiri, mereka tidak sungkan untuk saling curhat termasuk masalah keluarga. Kali ini, R, sebut saja begitu, curhat tentang keluarganya yang sedang meributkan warisan neneknya yang belum 40 hari meninggal dunia.

Sebagai anak satu-satunya dari anak tertua si nenek, R merasa harus memperjuangkan hak ibunya. Ibunda R adalah adalah anak pertama dari 4 bersaudara, wanita semua. Kalau dari hukum waris Islam, seharusnya pembagiannya sangat mudah dan tidak berbelit-belit bila dibandingkan ke 4 bersaudara itu ada perbedaan jenis kelamin. Ini sih pendapat saya atas pengalaman pribadi.

Kenapa warisan (hampir) selalu memicu pertengkaran? Padahal memperebutkan harta waris itu tidak berkah loh. Apalagi bila pembagiannya tidak sesuai hukum waris Islam. Dan yang membuat saya lebih tidak habis pikir adalah, jaman sekarang ini, banyak anak yang menuntut orangtuanya untuk membagi harta warisan, bahkan sebelum si orangtua meninggal!

Menurut pendapat saya, warisan itu hak orangtua untuk membaginya/tidak. Bukan kewajiban. Kewajiban orangtua hanyalah melahirkan, membesarkan, mendidik, hingga si anak mencapai usia dewasa, dan memberikan kasih sayang.

Bila dikatakan orangtua tidak boleh meninggalkan anaknya dalam keadaan lemah, bukan berarti si anak bisa terus menadahkan tangan, merongrong orangtuanya. Anak yang sudah dewasa selayaknya mencari nafkah sendiri untuk menghidupi dirinya maupun keluarganya, bila sudah menikah. Kecuali bila dia tidak mampu secara fisik dan mental untuk mencari nafkah.

Menurut saya, bila salah satu orangtua meninggal, sebaiknya hartanya tetap dikuasai oleh pasangannya yang masih hidup. Misalnya: bila ayah meninggal, maka harta mereka tetap dikuasai oleh si ibu. Dan sebaliknya. Kenapa? Karena si ibu juga berhak untuk mengelola keuangannya sendiri. Uang yang sudah dikumpulkan orangtua sejak mereka masih muda, tentu tujuannya selain untuk menyekolahkan anak-anaknya juga untuk dinikmati di masa tua mereka. Untuk jalan-jalan, biaya kesehatan atau sekedar mentraktir cucu-cucunya. Tidak percaya? Coba deh tanya ke orangtua anda masing-masing: apa tujuan mereka berinvestasi dan menabung sejak dulu?

Jadi kok rasanya tega sekali anak yang memaksa orangtuanya (ibu/ayahnya) untuk segera membagi harta waris sebelum mereka meninggal dunia :( Apakah mereka tidak berhak menikmati hasil jerih payah yang dikumpulkan sejak masih muda? Apakah anak-anak mereka tidak bisa mencari nafkah sendiri? Bagaimana dengan dengan kewajiban anak mengurus orangtuanya?

Betul, Islam membolehkan hal ini terjadi. Tetapi alangkah baiknya, bila anak mengikhlaskan bagiannya untuk orangtuanya. Cukuplah bagi si anak penghasilan yang diperolehnya sendiri. Lain cerita bila kedua orangtua sudah tiada dan masih ada harta waris yang bisa dibagi di antara para ahli warisnya.

Islam mengatur pembagian harta waris dimana anak laki-laki mendapat bagian 2x dari bagian anak perempuan, itu juga bukan tanpa maksud loh. Laki-laki mendapat bagian lebih besar karena juga memiliki tanggung jawab lebih besar. Bertanggung jawab mengurus orangtua dan/atau saudara perempuannya yang belum/tidak menikah. Jadi hak dan kewajiban dalam Islam itu adalah 2 hal yang saling mendukung. Janganlah menuntut hak bila belum melaksanakan kewajiban.

Maka bagi anak yang menuntut dibaginya harta waris sebelum orangtuanya meninggal, coba tanyakan pada diri sendiri: apa yang sudah saya lakukan untuk orangtua saya?

Apapun yang kita lakukan sekarang untuk orangtua kita, belum tentu dapat membalas semua jasa mereka. Merasa jadi anak berbakti sudah mengurus orangtua, taunya dikemudian hari semua biaya yang dikeluarkan ditagih kembali ke orangtua sebagai alasan untuk menuntut harta waris. Merasa hebat mengajak orangtua liburan, sudah lupa semasa kecil dibelikan mainan dan diajak liburan tanpa orangtua pernah berhitung satu sen pun? Merasa sudah memperhatikan orangtua, padahal hanya menelpon/berkunjung sesekali saja. Tidak ingat bagaimana orangtuanya dulu tidak tidur berhari-hari saat kita sakit.

Coba dibalik, bagaimana kalau orangtua menyusun daftar pengeluaran selama mengurus anda sejak dalam kandungan hingga mandiri? Apa anda mau dan bisa mengembalikan uang tersebut? Tentu saja orangtua anda tidak akan melakukan itu. Karena bagi mereka, semua itu adalah bagian dari kewajiban mereka sebagai orangtua. Kalau sudah begitu, apa masih keukeuh mau minta pembagian harta warisan saat mereka masih ada? ;)


Catatan:
Harta waris adalah harta seseorang yang sudah meninggal yang dibagikan kepada ahli warisnya
Hibah adalah pemberian seseorang kepada orang lain ketika keduanya masih hidup
Harta wasiat adalah harta seseorang yang sudah meninggal yang diberikan atas dasar surat wasiat kepada orang lain yang tidak termasuk dalam ahli warisnya



Links:





#BERBAGI di RS Dharmais


Keterangan foto:
1. Sebagian dari relawan #BERBAGI yang ikut pada kegiatan tanggal 14 Agustus 2011 di RS Dharmais
2. Noval sedang memamerkan kepiawaiannya bermain sulap kepada mbak Ina
3. Alika, gadis kecil pemberani yang suka menyanyi
4. Putri, Dimas dan Ajeng sedang menikmati hidangan berbuka puasa
5. Vita, Acho dan Bagas sedang mewarnai tokoh kartun favorit mereka
6. Alika yang senang musik sedang mencoba memainkan keyboard
7. Hasil karya pasien dari Bangsal Anak

----------------------------


Minggu sore 14 Agustus 2011. Sudah hampir 15 menit saya duduk dalam mobil, di parkiran RS Dharmais. Masih 30 menit lagi dari waktu yang ditentukan untuk berkumpul. Tapi bukan itu yang menahan kaki saya untuk turun dan masuk ke rumah sakit beraura suram itu.

Terus terang, saya takut tidak dapat menahan air mata di dalam sana. Melihat anak-anak berkepala plontos itu dengan infus di tangan dan masker di mulut, sungguh menyesakkan dada. Ya, sore itu saya berencana untuk mengikuti kegiatan #BERBAGI di Bangsal Anak RS Dharmais. Berbuka puasa dan berbagi kasih dengan anak-anak penderita kanker yang di rawat di situ.

Mengunjungi penderita kanker, terutama yang masih anak-anak, perlu nyali yang kuat. Mereka masih seumuran 3pzh, tetapi sudah menanggung beban sedemikian berat. Membayangkan rasa sakit yang harus dirasakannya, rasa mual dan lemas setelah kemoterapi, harapan orangtuanya atas kesembuhan anaknya, perjuangan mereka mengalahkan penyakit ini.... tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Semoga Allah selalu memberikan mereka dan keluarganya kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.

Seperti juga anak-anak normal lainnya, anak-anak penderita kanker juga memiliki hobi dan cita-cita. Kemarin saya berkenalan dengan Noval yang hobi bermain sulap, Alika (4) yang suka menyanyi dan Bagas (6) yang pintar mewarnai. Walau harus membawa tiang infus kemana-mana, mereka tetap ceria. Bahkan Dimas (11), Putri (11) dan Ajeng (10) puasanya penuh dari Ramadhan hari pertama. Semangat mereka sangat luar biasa!

Pertemuan yang hanya beberapa jam itu mengajarkan kepada saya tentang arti kesabaran, kepasrahan dan bersyukur. Tiga pelajaran tersulit dari sekolah kehidupan. Saya merasa malu karena selama ini terlalu gampang mengeluh. Dibandingkan penderitaan mereka, apalah artinya ketidaknyamanan yang saya rasakan?

Jangan menunggu terjadi pada kita atau orang terdekat kita dulu, baru mau perduli dengan penderitaan mereka. Ada banyak cara untuk membantu meringankan beban mereka. Anda bisa membantu mereka dengan menjadi dondar siaga, relawan, atau donatur.

Menjadi dondar siaga berarti anda harus memenuhi beberapa persyaratan khusus, lulus screening dan harus siap bila sewaktu-waktu dipanggil untuk donor. Bila ingin menjadi relawan, anda dapat berbagi kasih dengan bermain, membacakan cerita dan berinteraksi dengan anak-anak penderita kanker tersebut. Selain itu juga bisa membantu dalam bentuk materi. Sumbangan anda akan digunakan untuk membeli kebutuhan rutin mereka, seperti susu dan popok.

Ingin mengetahui lebih jauh tentang gerakan #BERBAGI? Cekidot link dibawah ini ya:


Twitter : @inagibol dan @berbagisharing



Untuk BERBAGI donasi 
*Bank Mandiri 101-00-0651364-0
a/n Amalia Medina
*BCA 2371528450
a/n Eric Gunawan