Kota Tua Di Malaka



TBS
Sehabis shalat subuh, kami langsung menuju TBS (Terminal Bersepadu Selatan) naik taksi yang sudah dipesan dari resepsionis hotel semalam. Ongkos taksi dari hotel ke TBS hanya RM35. Untuk naik bis menuju Malaka (Malacca) harus ke TBS. Terminal ini besar sekali dan hampir mirip bandara.

Udara dalam terminal sangat dingin, entah karena masih pagi atau memang AC-nya. Perut pun langsung teriak minta diisi. Di minimarket dekat deretan konter check in, kami membeli mie cup (cup noodle) dan bubur cup (cup porridge) tinggal seduh untuk sarapan. Air panas untuk menyeduh tersedia gratis.

Selesai mengisi perut, kami beranjak menuju konter check in yang berjajar rapi. Walau harus mengantri, ternyata para penumpang yang jam keberangkatannya sudah dekat, didahulukan agar bis bisa sesuai jadwal. Jam 7.45 kami check in di konter Konsortium Bas Express. Bis kami dijadwalkan berangkat jam 8.15 dengan waktu perjalanan kurang lebih 3 jam. Sepanjang perjalanan, anak-anak lebih memilih tidur.

Bis no 17
Tiba di Malaka Central Bus Station jam 11an, tujuan pertama kami adalah bagian informasi. Petugasnya menginfokan, untuk ke kota tua (old town) bisa naik bis no 17 atau naik taksi. Ongkos taksi RM20, sedangkan bila naik bis hanya RM0.70 untuk dewasa dan RM0.30 untuk anak-anak (za belum bayar, zi dihitung dewasa). Tiket bis dapat dibeli langsung dari supirnya saat akan naik bis. Oiya, bila diperlukan Peta Malaka juga bisa dibeli di tempat informasi ini.

Masih banyak waktu, kami pun berjalan-jalan di dalam stasiun. Toko-tokonya lumayan lengkap. Dari toko baju, sepatu dan tas, rumah makan sampai kios koran ada di situ. Seperti terminal Blok M, Jakarta Selatan.

Tempat penitipan tas
Kami juga menemukan tempat penitipan tas. Daripada jalan-jalan membawa tas yang berat, sebaiknya tas dititipkan saja. Biayanya cuma RM7 untuk 2 tas (1 ransel dan 1 travel bag), tergantung besar kecilnya tas. Pastikan anda mengambil tas sebelum jam tutupnya yaitu jam 9 malam, kalau tidak mau menunggu sampai keesokan harinya.

Akhirnya kami putuskan untuk naik bis saja. Saat membeli karcis, jangan lupa bilang supirnya untuk turun di Church. Dari church nanti bisa naik becak untuk city tour atau naik river cruise.

Church
Setelah foto-foto di Church, kami berjalan mencari konter penjualan tiket river cruise. City tour dengan river cruise memberikan pengalaman tersendiri bagi 3pzh. Seperti waktu di Thailand. Bedanya kali ini kapalnya lebih besar dan sungainya di tengah kota. Sambil mendengarkan tour guide berkisah tentang sejarah kota Malaka, mata dihibur dengan lukisan indah yang menghiasi dinding rumah sepanjang sungai.

Pintu Air
Mencari makanan halal di Malaka, tidak mudah. Berjalan kaki dari kota tua sampai ke Jalan Tangkera (ada masjid disitu), tetap tidak ditemukan. Mungkin karena masih libur lebaran. Tapi kami sempat mampir disebuah kedai es krim durian. Di udara sepanas ini, es krim cukup menenangkan anak-anak yang sudah mulai protes kelaparan. Setelah cukup lama berjalan kaki dan tetap tidak menemukan restoran halal yang buka, akhirnya kami naik taksi kembali ke Central Station yang tadi pagi.

Di stasiun ini berbagai makanan halal mudah ditemui, baik di daerah Medan Selera (foodcourt) maupun di dalam stasiunnya. Bagi yang kangen makanan Indonesia, seperti mi bakso dan ayam penyet, banyak penjualnya di sini.

Bus menuju Johor Bahru (JB) berangkat sekitar jam 16.30 dari stasiun sentral Malaka. Setelah makan, shalat, mengambil tas yang dititipkan dan check in di konter Malacca Singapore Express, kami beristirahat di ruang tunggu. Ada kursi pijat otomatis dengan biaya RM5 untuk beberapa menit pelayanan. Lumayan lah bisa melemaskan otot -otot yang pegal setelah berjalan kaki tadi :-)

Perjalanan naik bis dari Malaka ke JB dijadwalkan sekitar 2 jam saja. Namun demikian, kami tetap membeli beberapa roti isi untuk bekal perjalanan. Berjaga-jaga bila sampai di JB kemalaman dan semua restoran sudah tutup.













Semalam Di Kuala Lumpur



Untung 3pzh tidak susah dibangunin pagi ini. Setelah mandi dan shalat subuh, kami pun berjalan kaki menuju stasiun bis Penang Komtar. Hanya butuh waktu kurang dari 20 menit, itupun jalannya santai tidak terburu-buru.

Sampai disana, ternyata konter tempat check in Newsia Express Service Central belum buka. Tiket bis Newsia Express ini bisa dibeli melalui internet di easibooking.com . Ada beberapa pilihan operator bis dengan tujuan yang sama. Pilih saja yang sesuai dengan jadwal dan kantong anda.

Perut mulai keroncongan, tapi banyak toko masih tutup. Untungnya ada toko kecil yang menjual bubur cup instan berlabel halal dan menyediakan air panas untuk menyeduhnya. Lumayan untuk sarapan, selain biskuit dan susu yang memang sudah kami bawa.

Bis datang sedikit terlambat. Setelah check in di konter, para penumpang antri dengan tertib memasuki bis setelah sebelumnya menyimpan tas besar di bagasi yang terletak di bagian luar bawah bis. Kursinya diberi nomor urut, bisa dimaju-mundurkan untuk kenyamanan selama perjalanan. Sayang tidak tersedia hiburan selain musik pilihan supir yang diputar di music player. Perjalanan 5 jam menuju KL kebanyakan kami isi dengan tidur, menuntaskan tidur yang belum tuntas semalam.

Bis hanya stop 1 kali di terminal Sungai Nibong untuk mengangkut penumpang sebelum perjalanan nonstop ke KL. Sebaiknya gunakan waktu tersebut untuk ke kamar mandi karena tidak ada kesempatan lagi hingga tiba di KL.

Tiba di KL Sentral bus station sekitar jam 14 waktu setempat, atau sejam lebih lama dari yang dijadwalkan. Keterlambatan disebabkan oleh macetnya jalan tol. Kata supir, ini biasa terjadi di hari kerja, terutama hari pertama setelah libur panjang.

Dari stasiun kami langsung naik LRT dan disambung monorail menuju stasiun Medan Tuanku, stasiun terdekat dari Tune Hotel Downtown KL tempat kami akan menginap. Sebenarnya lebih cepat dan efisien kalau naik taksi bila teman perjalanan ada lebih dari 2 orang. Tetapi anak-anak tentunya lebih senang kalau bisa merasakan naik kereta.

Tune hotel downtown KL letaknya tidak jauh dari stasiun Medan Tuanku, sekitar 10 menit jalan kaki. Kamarnya lebih luas dibandingkan yang di Penang. Warna hitam merah mendominasi interior hotel dan kamarnya. Karena rencananya besok pagi-pagi harus mengejar bis lagi ke Malaka, di KL ini hanya untuk numpang tidur. Jadi kami tidak memesan handuk dan hanya memesan paket yang 12 jam saja.

Sebenarnya bisa saja kami tidak mampir di KL. Tapi berarti harus bermalam di bis dan sampai keesokan paginya di Malaka. Kasihan anak-anak, pasti capek sekali. Mereka pun sudah tidak mau ke Petrosains, apalagi ke Twin Tower dan KL Tower. Bosan, katanya.

Selesai shalat, kami pun kembali ke stasiun Sultan Ismail untuk naik LRT menuju Masjid Jamek untuk makan siang dan menjelajah kota KL. Keluar dari hotel, belok kanan naik jembatan penyebrangan ke arah stasiun. Tiket bisa dibeli di counter maupun langsung di mesin dengan memasukkan sejumlah uang kertas. Harga tiket tergantung stasiun tujuan. Dari stasiun Sultan Ismail ke stasiun Masjid Jamek harga tiketnya RM1.20/orang (za belum bayar).

Di Suria Park, taman dibelakang Suria KLCC Mall setiap hari libur ada pertunjukan Air Mancur Menari (water dance) pada jam-jam tertentu. Air mancur yang bergerak seolah-olah menari mengikuti alunan musik dengan tata cahaya lampu warna-warni, seperti yang bisa kita saksikan juga di Bundaran HI atau di Monas dulu.

Sudah hampir jam 22 saat kami beranjak meninggalkan Suria Park setelah show terakhir water dance. Perut yang sedari tadi kenyang diisi camilan mulai teriak minta diisi. Tentunya tidak mungkin mencari makanan di dalam mal jam segitu, karena sudah tutup. Maka kaki pun dilangkahkan keluar mal ke arah kanan menuju Restoran Nasi Kandar Pelita yang buka 24 jam. Menunya yang beragam dan rasanya yang khas menjadikan restoran ini salah satu yang wajib anda kunjungi bila sedang di KL.

Gagal mencoba Sup Lembu Hameed di Penang, kami pun tergoda mencicipi sup lembu di restoran ini. Supnya gurih sekali, dengan kuah kental dan daging sapi yang tak perlu perjuangan menggigitnya. Nasi kandar dengan berbagai menu yang disajikan secara prasmanan benar-benar membuat kalap. Hampir lapar mata melihat udang-udang besar itu x_x

Setelah perut kenyang, barulah kami kembali ke hotel naik LRT untuk beristirahat.














Menjelajah Kota Penang



Mendengar kata Penang, yang teringat pertama kali adalah kota tujuan kedua bagi orang Indonesia berobat di luar negri, setelah Singapore. Seperti juga daerah bagian Malaysia lainnya, disini pertemuan 3 etnis: Melayu, Cina dan India, dapat dilihat dari keragaman kuliner dan arsitektur kotanya.

Pulau kecil yang terletak di sisi barat semenanjung Malaysia ini memberikan banyak kejutan sejak kedatangan di airport-nya. Walau kecil, tapi airport Penang rapih dan bersih. Taksinya banyak juga yang memakai merk mobil mewah seperti Mercedes Benz. Tapi sayangnya tidak semua pengemudinya bersedia mengangkut 5 penumpang sekaligus untuk taksi yang tipe sedan :(

Bagi kami berlima (walau yang 3 masih anak-anak), harus lebih sabar mengantri sampai ada pengemudi taksi yang bersedia mengangkut kami semua. Kalau yang tipe minibus seperti Innova gitu sih, pasti mau ngangkut penumpang lebih dari 4. Tapi taksinya kebanyakan tipe sedan waktu kami disana. Untuk taksi, beli tiketnya di stand White Taxi, yang letaknya sebelah kanan bangunan airport. Bayar disitu, tanpa argo dan tawar menawar. Jadi lebih aman bagi pendatang, tidak perlu takut tertipu.

Penginapan di Penang beraneka ragam. Dari yang kelas melati sampai berbintang, lengkap tersedia. Tapi karena kami mencari yang di tengah kota (sekitar Komtar), dipilih lah Tune Hotels. Lokasinya sekitar 15 menitan jalan kaki dari Komtar. Dibawah gedungnya ada Seven Eleven, jadi tidak usah takut kalau kelaparan tengah malam, ada banyak dijual camilan disitu dan bukanya 24 jam. Kenapa harus dekat Komtar? Karena lusanya kami harus naik bis pagi-pagi dari stasiun Komtar untuk ke Kuala Lumpur.

Kami belum pernah menginap di Tune Hotels sama sekali. Bayangan kami kamar hotelnya jelek seperti hotel-hotel kecil lainnya. Ternyata, walau kecil, kamarnya nyaman dan sesuai kebutuhan. Tanpa TV dan kulkas, desain kamarnya modern minimalist dengan tempat tidur ukuran queen dan kamar mandi berfasilitas shower dan kloset duduk. Kasurnya empuk dan seprainya pun putih bersih. Diluar ekspektasi lah pokoknya.

Kalau menginap 2 malam disini, disarankan mengambil paket full service utk malam pertama dan paket yang 12 jam untuk malam berikutnya. Kombinasi paket seperti itu sesuai kebutuhan untuk 2 malam. Tidak berlebihan. Tidak pakai AC pun tidak apa-apa. Ditengah kamar, diatas tempat tidur ada kipas angin besar. Kalau ingin berhemat dan tidak ada alergi debu, kamar tanpa AC sudah memadai untuk diinapi.

Tidak jauh dari hotel ada supermarket Giant, mal, dan food court. Di jalan Nagore dekat hotel juga banyak restoran, termasuk Cafe Si Tigun, yang sering direkomendasikan di milis JS. Tapi karena gagal menemukan tanda halal, terpaksa kami lewatkan.

Untuk makanan, di dekat hotel ada restoran Old Town White Coffee (OTWC) yang memajang tanda halal besar-besar di dinding luarnya. Tempatnya nyaman, ada yang outdoor juga indoor, dan di depannya ada air mancur yang keluar dari lantai. Lumayan untuk hiburan anak-anak selama menunggu pesanan disajikan.

Harga paket makanan di OTWC juga tidak mahal. Untuk paket seharga RM 10-16an sudah termasuk makanan utama (nasi ayam atau macam-macam mie malaysia), minuman (lemon tea, kopi atau teh manis)dan makanan penutup (es krim, cendol atau es kacang). Ada juga paket keluarga.

Untuk menjelajah kota Penang, disarankan memilih transportasi umum seperti bis, karena ongkos taksi cukup mahal. Naik bis, jauh-dekat hanya RM2 (za belum bayar). Sebaiknya membayar dengan uang pas bila naik bis, karena supir tidak menyediakan uang kembalian.

Stasiun bis di dekat Komtar, seperti juga stasiun bis pada umumnya, tidak terlalu bersih. Tapi dibandingkan dengan terminal Blok M atau Senen, stasiun ini lebih teratur dan canggih. Dari layar di dinding bisa dipantau apakah bis yang ingin dinaiki sudah jalan dari pemberhentian sebelumnya, sehingga bisa diketahui berapa menit lagi akan tiba di stasiun itu. Keren kan?

Naik bis disini tertib, tidak ada dorong-dorongan. Penumpang harus mengantri di jalur bis yang sesuai dengan nomor bis yang dituju (jalur/lorong 2 untuk bis ke Penang Hill/Bukit Bendera, dengan nomor bis 204). Kemudian masuk dari pintu depan bis (pintu belakang hanya untuk keluar), membeli tiket dari supirnya, lalu mencari tempat duduk bila ada (kalau tidak ada maka harus siap-siap berdiri).

Bis no 204 ini juga melewati Kek Lok Sie, kuil yang dibangun di atas bukit dan terdapat patung dewa Kwan Yin yang sangat besar. Tapi karena sudah siang dan tujuan kami adalah stopan terakhir, yaitu Bukit Bendera atau Penang Hill, jadi kami tidak mampir ke kuil tersebut.

Di Bukit Bendera, bisa naik cable car ke atas bukit, untuk melihat kota Penang dari ketinggian sambil menikmati udara sejuk. Selain itu juga tersedia restoran dan toko souvenir. Tiket untuk 2 dewasa dan 3 orang anak RM75. Antrian untuk membeli tiket maupun masuk ke kereta, cukup panjang saat liburan seperti ini. Di kereta, carilah gerbong paling depan agar anak-anak bisa melihat jalur yang dilalui dari kaca depannya. Seru dan menegangkan, terutama saat turun.

Selesai dari Bukit Bendera, perjalanan dilanjutkan ke Jetty dengan naik bis yang sama, nomor 204. Dari stasiun Jetty, berjalan kaki melewati Little India dan rumah makan Kapitan (spesialis makanan India seperti Nasi Briyani, Roti naan, dll.), ada sebuah mesjid bersejarah, namanya Masjid kapitan Kling (Kapitan Kling Mosque).

Persis di sisi kanan depan masjid, ada penjual nasi kandar terkenal, yaitu Nasi Kandar Beratur yang sudah berjualan sejak 1943. Walau hanya berupa warung tenda sederhana, warung yang buka sampai jam 10 malam ini, diantri pembelinya. Selesai shalat, bisa makan siang disini sambil berteduh dari terik matahari.

Dari masjid, kami berjalan kaki sekitar 1 km menuju Fort Cornwallis. Benteng bersejarah yang mengambil nama seorang Governor-General di Bengal pada akhir tahun 1700an, Charles Cornwallis, lokasinya dekat Esplanade dan disebelah Victoria Memorial Clock. Dindingnya setinggi sekitar 10 kaki dan di dalamnya masih dapat dilihat peninggalan lebih dari seratus tahun lalu berupa sebuah chapel, penjara dan ruang penyimpanan senjata.

Di sepanjang pantai dekat benteng ini banyak dijual rujak dan makanan minuman ringan lainnya. Walau judulnya pantai, tapi kita tidak bisa main pasir atau berenang di laut. Tapi untuk anak-anak tersedia 2 taman bermain.

Naik free shuttle dari seberang Fort Cornwallis dan turun di Jalan Penang, maksud hati ingin makan malam di Sup Lembu Hameed yang terkenal. Apa daya, hari itu restoran masih tutup karena lebaran. Akhirnya kami makan di rumah makan Jaya yang buka 24 jam. Lokasinya masih di Jalan Penang. Berbagai menu dari nasi kandar, roti canai sampai martabak tersedia disini. Tapi juaranya adalah mee goreng.

Sebenarnya di seberang Sup Lembu Hameed juga ada Red Garden Cafe (semacam food court) yang banyak direkomendasikan di internet. Tapi karena melihat tempatnya, lagi-lagi, sangat meragukan kehalalannya, kami lewati saja. Di Penang penduduk etnis cina-nya lebih dominan, bagi turis muslim sebaiknya lebih berhati-hati memilih tempat makan. Walau menunya tidak menggunakan daging babi, tapi etnis ini suka sekali memasak dengan lard (lemak/minyak babi).

Char Kwey Teow (di Indonesia biasa disebut kwetiau), kuliner Penang yang wajib dicoba pun, sangat sulit mencari yang benar-benar halal. Pemakaian lard dalam pengolahannya yang membuat aromanya otentik. Sehingga tanpa lard, bisa dipastikan rasa dan aromanya berbeda dengan yang "asli". Itu kata mereka yang sudah mencoba versi halal dan non-halal.

Daripada ragu dengan kehalalan char kwey teow yang ada, coba saja kuliner Penang lainnya seperti Prawn Noodles, Laksa Asam atau Nasi Kandar. Yang penting, pastikan penjualnya bersertifikasi halal atau hanya menggunakan bahan-bahan yang halal.

Restoran Nasi Kandar yang wajib dikunjungi diantaranya adalah Nasi Kandar Line Clear dan Nasi Kandar Yasmeen. Letak restorannya bersebelahan. Bila dari jembatan penyebrangan dekat Komtar, berjalan kaki menuju Jalan Penang, maka posisinya ada disisi kanan jalan. Di seberang kantor polisi.

Ternyata 3 hari 2 malam tidak cukup untuk menjelajah Penang dan mencicipi kulinernya. Walau banyak berjalan kaki dan naik bis, 3pzh tidak terlihat mengeluh capek atau bosan. Mereka bahkan menikmati saat-saat mencicipi makanan yang baru kali ini dengar namanya. Ternyata liburan sambil wisata kuliner dapat mengajarkan anak-anak untuk berani mencoba sesuatu yang baru.























9 Hari 5 Kota



Liburan selama 9 hari menjelajahi 5 kota, bukan hal luar biasa. Tapi kalau itu dilakukan bersama 3 anak usia 4-12 tahun, banyak cerita seru di dalamnya :D

Anak-anak sudah mulai besar, liburan panjang kali ini harus beda dengan yang sebelumnya. Kami ingin mencoba liburan a la turis ransel (back packing tourist). Menjelajah dari satu kota ke kota lainnya, cukup dengan ransel di punggung. Tidak perlu repot geret-geret koper. Apalagi rencananya akan naik bis dan alat transportasi darat lainnya. Bawaan harus ringkas dan tidak terlalu berat.

Awalnya ragu, apa anak-anak nyaman di perjalanan nanti? Bagaimana dengan makanan mereka? Mereka bisa cukup istirahat gak? Gimana kalau sakit? Dengan mengucap bismillah, akhirnya kami tetap pergi. Kalau tidak pernah dicoba, kan tidak akan pernah tahu? ;)

Agar liburnya bisa agak lama, dipilih waktu libur lebaran. Hanya hubby yang perlu memperpanjang cuti karena kantor mulai masuk tanggal 12 Agustus, seminggu sebelum sekolah dimulai. Berangkat ke Penang di hari lebaran kedua (tanggal 9 Agustus 2013) dan pulang tanggal 17 Agustus 2013 dari Singapore.

Moda transportasinya dipilih pesawat, bis antar kota, kereta/MRT dan monorail. Taksi hanya alternatif, kalau keadaan tidak memungkinkan naik bis. Anak-anak suka sekali naik alat transportasi yang tidak biasa mereka gunakan, seperti MRT dan monorail. Apalagi kalau diperbolehkan memegang sendiri kartunya.

Pengalaman naik bis antar kota juga akan menjadi pengalaman baru bagi anak-anak. Sekalian mengajarkan mereka bagaimana bertoleransi dengan penumpang lain dalam perjalanan yang memakan waktu berjam-jam itu. Biasanya kan kalau di mobil sendiri mereka suka ribut dan jumpalitan. Di angkutan umum mereka harus belajar 'behave' :D

Sedangkan untuk akomodasi, seperti biasa, dipilih yang tidak terlalu mahal, ditengah kota, dan disekitarnya ada yang jual makanan halal. Akomodasi yang mahal, mubazir. Karena biasanya kami keluar hotel pagi setelah sarapan dan kembali malam, setelah makan malam. Cuma untuk numpang tidur dan mandi, untuk apa bayar mahal? Ditengah kota atau minimal dekat stasiun kereta, akan memudahkan bila ingin kemana-mana. Adanya penjual makanan halal dekat penginapan akan memudahkan bila tengah malam tiba-tiba kelaparan :))

Tas yang kami bawa terdiri dari 1 ransel besar untuk baju, 2 ransel kecil (untuk snacks dan pakaian ganti kalau keringatan) dan 2 tas selempang (untuk dompet, dokumen dan tisu). Masing-masing anak membawa botol air sendiri dan topi.

Baju di dalam ransel besar dibagi dalam 6 kantong plastik. Lima kantong baju masing-masing untuk 1 hari keperluan sekeluarga, dan 1 kantong khusus baju tidur dan peralatan shalat. Maksudnya, selain agar ringkas juga bila hujan baju tidak akan basah, walau bahan ransel lebih tipis dari koper.

Dari Jakarta - Penang dan Singapore - Jakarta naik AA. Sementara dari Penang-KL, KL-Malaka, Malaka-JB dan JB-Singapore naik bis. Di masing-masing kota tersebut, kami lebih banyak naik bis dan jalan kaki. Hanya 3-4 kali naik taksi. Sunscreen harus siap di tas agar terhindar dari sunburn.

Over all, walau melelahkan, pengalaman liburan kali ini lebih seru dan menyenangkan. Anak-anak puas sekali bermain dan mencoba hal baru. Liburan ini juga mengajarkan kami sekeluarga untuk lebih banyak bersabar, bertoleransi dan tepat waktu. Liburan berikutnya, kemana lagi yaaa?



P.S.:
Catatan perjalanan kami di tiap kota akan saya tulis di posting-an berikutnya. Ditunggu yaa ;)




Tinggalkan Yang Mudharat

Sebagai muslim, dalam menjalani hidup tentu panduannya adalah Al Qur'an dan hadist. Bagi saya pribadi, selain panduan itu, dalam memutuskan sesuatu saya selalu mempertimbangkan sisi manfaat dan mudharat-nya. Kalau banyak manfaatnya (bagi diri sendiri maupun orang lain), lakukan. Kalau lebih banyak mudharat-nya, tinggalkan.

Biasanya nih, kita melakukan hal yang manfaat saat takut (baca takwa) kepada Allah. Sedangkan kita melakukan yang mudharat saat kita takut pada (pendapat) manusia. Benar, gak?

Saat wanita memutuskan untuk menutup aurat, pasti karena ketakwaannya pada Allah. Tapi ketika ia memilih menutup auratnya dengan baju yang mempertontonkan lekuk tubuhnya (walaupun berjilbab), pasti karena takut pada pendapat manusia. Takut dibilang kuno, aneh atau tidak cantik.

Contoh lainnya, ikut pengajian. Alasannya tentu untuk menambah ilmu atau menjalin silaturahim. Tapi bila kemudian datang ke pengajian dengan dandanan berlebihan, atau malah ngerumpi, maka pengajian yang tujuan awalnya bagus, akhirnya tidak berbeda dengan arisan. Alih-alih bermanfaat, malah mudharat yang di dapat.

Demikian juga pertemanan. Bila teman anda lebih sering mengajak anda melakukan hal-hal yang mudharat, apakah anda tetap berteman dengannya karena alasan kesetiakawanan? Jadi anda lebih takut kehilangan teman daripada kehilangan ridha Allah? Meninggalkan pertemanan yang membawa mudharat tidak harus berarti memutuskan silaturahim, lho. Justru kalau anda benar-benar menjauh darinya, tidak ada lagi yang bisa menegurnya saat dia melakukan kesalahan. Teman yang baik itu kan yang bisa mengingatkan/menegur saat temannya salah. Bukan hanya mengiyakan semua perkataan/perbuatannya.

Merokok juga termasuk salah satu hal yang lebih banyak mudharat-nya daripada manfaatnya. Coba deh bikin daftar manfaat dan mudharat dari merokok. Buktikan sendiri, mana daftar yang lebih panjang. Semua perokok umumnya tahu resiko merokok bagi kesehatannya dan bagi orang-orang disekelilingnya yang ikut menghisap asapnya. Tapi kenapa tetap dilakukan?

Hidup kita di dunia ini hanya sementara. Takut nggak sih, kalau besok atau lusa kita wafat, tabungan amal kita masih defisit, karena masih lebih banyak dosa daripada amal ibadahnya? Masa kita mau mengisi hidup ini dengan hal-hal yang mudharat terus? Sampai kapan? Nunggu tua nanti baru mau taubat? Yakin sampai umurnya? Kalau sejam lagi nyawa dicabut malaikat gimana? Memangnya ada surat pemberitahuan dulu?

Eits, jangan dikira saya menulis ini, karena amal ibadah sudah sempurna, ya? Duh, saya pun tidak jauh berbeda. Masih banyak dosa, masih banyak kekurangan. Kalau saya menulis ini, sebenarnya untuk mengingatkan diri sendiri. Mengeluarkan apa yang ada di kepala menjadi sebuah tulisan yang bisa saya baca lagi sewaktu-waktu sebagai pengingat.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Investasi Di Reksadana

Sumber: http://bit.ly/15fMC05


Setelah membaca "Investasi, Mulai Darimana?" sekarang diasumsikan anda sudah tahu 2 hal ini: termasuk tipe investor yang bagaimana dan tujuan keuangan yang ingin dicapai.

Oke, sekarang kita lanjut ke pembahasan "Investasi di Reksadana". Kenapa reksadana (RD) ? Karena dengan RD anda dapat memulai berinvestasi dengan dana mulai dari Rp.100ribu/bulan saja. Hasil investasi RD juga bisa lebih tinggi dari inflasi, tabungan atau deposito.

Apa itu reksadana? RD merupakan kumpulan dana masyarakat (yaitu kita-kita ini) yang dikelola manajer investasi (MI) untuk diinvestasikan ke dalam instrumen investasi di pasar modal. Instrumen investasi ini dapat berupa obligasi (surat hutang), saham, deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan lain-lain.

Apa bedanya RD dengan investasi saham? Kalau membeli saham, ada minimal pembelian, yaitu 1 lot ( = 500 lembar saham). Sedangkan bila RD, pembelian minimal biasanya berdasarkan nominal (Rp.100.000 misalnya) dan dinyatakan dalam satuan unit (1 unit misalnya).

Selain itu, dengan membeli RD kita dapat memiliki saham dari beberapa perusahaan karena dana kita digabungkan dengan dana orang lain yang juga membeli reksadana yang sama, tanpa terkena batasan minimal yang 1 lot tadi.

Tetapi, kita tidak dapat memilih saham apa saja yang akan kita beli, karena itu adalah tugas Manajer Investasi (MI). Berbeda dengan membeli saham langsung, kita yang tentukan saham mana yang akan kita pilih.

Jadi bila anda tidak mengerti saham atau baru sedikit belajar tentang investasi produk keuangan lainnya (obligasi dkk), RD adalah pilihan yang tepat. Karena tugas anda memilih instrumen investasi diambil alih oleh MI. Tidak perlu repot belajar Analisa Teknis atau Analisa Fundamental. Apalagi mantengin grafik pergerakan saham setiap hari. Cukup memilih MI yang terpercaya dengan track record yang baik.

Secara umum reksadana ada 4 macam, yaitu:
1. Reksadana Pasar Uang (RDPU)
RDPU untuk tujuan investasi jangka pendek 1-2th, karena hasilnya rata-rata lebih tinggi dari bunga deposito. RD ini menaruh dananya di deposito, SBI, atau surat hutang di bawah 1 tahun.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
RDPT untuk tujuan investasi jangka menengah 2-4th. RD ini menaruh dananya pada obligasi / surat utang, bisa SUN atau korporasi. Dibandingkan jenis RD lainnya, RDPT resikonya paling kecil.

3. Reksadana Campuran (RDC)
RDC untuk tujuan investasi jangka menengah 4-5 tahun. RD ini merupakan kombinasi antara obligasi dan saham.

4. Reksadana Saham (RDS)
RDS untuk tujuan investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun. RD ini menanamkan dananya pada saham-saham yang diperdagangkan di bursa. Dari sisi resiko, RDS paling tinggi resikonya.

Selain 4 kategori RD tersebut diatas, masih ada RD terproteksi, RD garansi, RD indeks dan ETF, tapi tidak akan saya bahas di sini.

Reksadana tidak dijamin siapapun kecuali RD tertentu (RD proteksi dan RD garansi). Berbeda dengan tabungan dan deposito yang dijamin oleh pemerintah.

Dalam memilih reksadana, yang perlu diperhatikan adalah:

1. Manajer Investasi-nya.
Apakah punya track record yang baik? Sudah berpengalaman atau belum mengelola dana masyarakat? Berapa dana kelolaannya? Manajer Investasi yg mengelola 1-5 trilyun per Reksadana patut dipertimbangkan.

Semakin banyak aset yang dikelola semakin baik, kecuali untuk RDPT. Tapi terlalu banyak aset dikelola juga bisa membuat reksadana lebih "keberatan badan" dalam pengelolaan.

Beberapa MI atau sekuritas yang ada di Indonesia adalah: Manulife, Schroders, Danareksa, Mandiri dan Samuel. Beberapa agen penjual reksadana, diantaranya: Bank Mandiri, bank Commonwealth dan bank HSBC. RD bisa dibeli langsung di MI-nya atau di agen penjualnya.


2. Fund fact sheet/prospektus-nya.
Ada 3 biaya yang harus diperhatikan: biaya subscribe, redeem, dan management fee. Jangan sampai biayanya terlalu besar, tidak sebanding dengan hasil yang diberikan. Membeli langsung ke MI tidak dikenai biaya tertentu. Tapi membeli di bank bisa mendapat lebih banyak pilihan produk RD. Bandingkan saja kekurangan dan kelebihan keduanya (antara MI dan bank).


3. Umur reksadana
Reksadana yang sudah lama tidak berarti jelek karena NAB nya sudah tinggi. Justru semakin lama umur reksadananya, semakin proven return-nya dalam jangka panjang. Tapi banyak juga yang memilih produk baru dengan alasan agar mendapat harga perdana yang Rp.1.000/unit. Tergantung tujuan masing-masing investor dalam memilihnya.


4. Kebijakan investasi dan faktor resiko
Bandingkan profil resiko anda (ingat: konservatif, moderat atau agresif) dan bandingkan dengan benchmark reksadananya. Pilih yang paling sesuai.

Benchmark saat ini untuk return Reksadana adalah:
* RDPU = 6-8%
* RDPT = 8-15%
* RDC = 12-20%
* RDS > 20%

Satuan reksadana adalah unit, jadi kalau kita membeli Reksadana akan mendapatkan "sekian" jumlah unit. Misal harga per unitnya Rp.1.000,- maka bila kita membeli reksadana Rp.100.000 akan mendapatkan 100 unit.

Harga dari Reksadana per unit dikenal dengan sebutan NAB/Nilai Aktiva Bersih. Bila ingin mengetahui NAB terkini dari reksadana anda, salah satunya bisa di cek di tabloid Kontan. Jadi misal anda beli produk perdana reksadana X dengan NAB Rp.1.000/unit beberapa bulan lalu. Lihat di koran, berapa NAB-nya saat ini. Kalau naik, berarti selisihnya (misal sekarang Rp.1.020/unit maka selisahnya adalah Rp.20/unit) dikalikan jumlah unit yang anda miliki, itulah nilai uang yang anda investasikan di RD tersebut, sekarang.

Bukti kepemilikan reksadana adalah surat konfirmasi/confirmation statement. Pembelian reksadana dapat dilakukan dengan cara: online (via atm/internet), direct debit, cicilan (instalment program) atau sekaligus (lump sum). Penarikan (redeem) RD bisa sewaktu-waktu, dan juga bisa dilakukan redeem sebagian. Misalkan anda punya 1500 unit, tapi hanya ingin me-redeem 500unit, bisa.

Walau sudah melakukan riset dalam memilih MI dan produk reksadana, harus diingat, hasil investasi yang di masa lampau tidak menjamin hasil investasi di masa yang akan datang. Berinvestasilah untuk jangka panjang dan sesuaikan reksadana yang anda pilih dengan tujuan keuangan anda.

Misalnya anda investasi Rp.100ribu/bulan selama 18 tahun di RDS yang retur rata-ratanya 25% per tahun, maka di akhir tahun ke 18 Anda akan mendapatkan 407 juta. Bila inflasi per tahun 10% maka uang Rp.407juta 18 tahun lagi 'hanya' bernilai 73 juta rupiah saja. Kok sedikit? Ya memang sedikit, wong yang anda investasikan juga sedikit, cuma Rp.100ribu/bulan. Biaya nge-mal anda sebulan saja berkali-kali lipat dari itu kan? :p


Tips:

1. Referensi bacaan:
- http://portalreksadana.com
- http://infovesta.com

2. Datangi MI/sekuritas/bank terdekat dengan rumah/kantor, mintalah informasi tentang pembukaan rekening reksadana dan daftar pilihan produknya.

3. Untuk mendisiplinkan diri atau mereka yang punya dana kecil tapi rutin, pilih instalment program, dimana rekening anda akan di debit langsung setiap bulan sejumlah yang anda sepakati (mulai dari Rp.100ribu/bulan).

4. Buat beberapa produk RD berbeda untuk beberapa tujuan keuangan sesuai jangka waktunya. Jadi bila punya 3 tujuan keuangan dengan jangka waktu berbeda, beli 3 produk. Kenapa? Supaya lebih optimal hasilnya.

Contoh: tujuan keuangannya 1,5 tahun lagi liburan main salju, 3 tahun lagi anak masuk SD dan 8 tahun lagi punya properti kedua. Beli RDPT untuk tujuan pertama, RDC untuk yang kedua dan RDS untuk yang ketiga.

5. Diversifikasi
Jangan taruh seluruh telur di dalam satu keranjang, ingat peraturan investasi yang ini? Tujuannya untuk meminimalisasikan resiko. Kalau saya, membeli produk reksadana pilihan dari beberapa MI. Jadi bila salah satu MI bermasalah, diharapkan produk dari MI lain tidak mengalami hal yang sama.

6. Tingkatkan jumlah investasi anda secara berkala bila ada peningkatan dalam jumlah penghasilan anda dan RD anda menunjukkan peningkatan return/hasil. Misal: kalau tahun pertama investasi RD anda Rp.100ribu/bulan, tahun kedua tingkatkan menjadi Rp.200ribu/bulan.

7. Redeem setidaknya setahun sebelum tujuan keuangan harus diwujudkan. Pasar selalu mengalami pasang surut, jangan sampai saat kita hendak redeem, pasar sedang redup. Bisa-bisa tujuan keuangan kita tidak tercapai. Jadi bila tujuan keuangannya 8 tahun lagi, redeem RD anda di tahun ke 6 atau 7 lalu alihkan ke produk investasi yang lebih aman, seperti deposito.

Setiap investasi pasti ada resikonya. Tapi resiko terbesar dari investasi adalah tidak berinvestasi. Jadi, tunggu apa lagi? ;)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Investasi, Mulai Darimana?

Sumber: http://bit.ly/16fhM79


Ini merupakan hutang tulisan pada teman-teman yang minta dijelasin tentang investasi. Saya bahas dari awal agar tidak membingungkan. Jadi bagi yang sudah pernah baca disini, mohon maaf ya.

Apa itu investasi? Investasi adalah cara untuk membuat dana yang kita miliki menjadi lebih banyak sehingga tujuan keuangan kita tercapai dengan menggunakan berbagai instrumen/produk investasi.

Contoh tujuan keuangan: beli properti, biaya anak masuk sekolah (SD/SMP/SMA/kuliah), pergi haji, umroh, liburan, dan masih banyak lagi. Instrumen/produk investasi, diantaranya: reksadana, saham, tanah/properti, bisnis atau logam mulia.

Agar dapat memilih produk investasi yang tepat, cari tahu dulu, anda termasuk tipe investor yang bagaimana. Apakah anda investor konservatif, moderat atau agresif?

Investor konservatif cenderung menghindari resiko. Tidak masalah hasil investasinya kecil, yang penting uangnya aman. Tipe ini lebih menyukai menyimpan uangnya di tabungan, deposito, tanah/properti atau emas/logam mulia.

Kalau investor moderat, bersedia menerima sedikit resiko demi mendapatkan hasil investasi yang lumayan. Tipe ini biasanya memilih reksadana atau menjadi penanam modal di suatu bisnis (sebagai silent partner saja).

Sedangkan investor agresif, siap menerima resiko besar demi hasil investasi yang besar juga. Produk investasi pilihannya biasanya adalah saham atau membuka bisnis sendiri.

Dalam menentukan produk investasi juga penting memperhatikan jangka waktu dari tujuan keuangan yang ingin dicapai. Tujuan keuangan dibagi dalam 3 jangka waktu: pendek (dibawah 3 tahun), menengah (3-5 tahun) dan panjang (diatas 5 tahun).

Untuk jangka pendek, produk investasi yang dapat dipilih adalah: deposito, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap

Sedangkan untuk jangka menengah, produk investasinya adalah: emas, reksadana campuran

Produk investasi untuk jangka panjang, yaitu: emas, tanah/properti, reksadana saham, saham atau bisnis.

Kok tidak ada unitlink? Karena unitlink itu memadukan antara asuransi (perlindungan/proteksi) dengan investasi, yang seharuskan dipisah agar hasilnya lebih optimal. Lebih jelasnya bisa dibaca disini http://bit.ly/wBolK0

Kesimpulannya, sebelum investasi tentukan dulu:
1. Anda tipe investor yang bagaimana: konservatif, moderat atau agresif?
2. Tujuan keuangan apa yang mau dicapai?
3. Tujuan keuangan anda termasuk jangka pendek, menengah atau panjang?

Sampai disini dulu ya, bahasannya. Posting berikutnya kita bahas reksadana.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

No TV

"Anak-anak pada kemana? Sudah tidur?" tanya tamu yang berkunjung jam 8 malam itu. "Sudah siap-siap tidur," jawab saya. "Sepi," katanya lagi sambil melirik layar tv yang gelap. "Kan disini memang tidak nonton tv, selain untuk nonton bola dan vcd," ujar saya lagi. "Haaah? Kok bisa sih ga nonton tv??" wajah si tamu terlihat antara bingung dan tidak percaya.

Reaksi seperti itu sudah sering saya lihat setiap kali menjelaskan tentang peraturan tanpa tv (no tv rule) yang diterapkan di rumah. TV sudah menjadi hiburan murah bagi semua orang. Walau acaranya sering kali tidak sesuai dengan umur pemirsanya dan cerita sinetron-sinetronnya juga dangkal dan tidak mendidik, tv lazim dinyalakan lebih dari 10 jam sehari.

Dulu, sewaktu hanya baru ada zi, saya masih menonton tv. Saya selalu menemani zi saat menonton dan sengaja dipilihkan yang bahasanya tidak kasar (seperti teletubbies, blue dan sejenisnya). Ditemani, agar bila sewaktu-waktu ada yang ingin ditanyakan zi, saya selalu ada di sana untuk menjawabnya.

Tapi setelah ada zu, pekerjaan rumah semakin banyak, sehingga tidak memungkinkan saya untuk mendampingi mereka saat menonton tv. Sejak itulah tv berfungsi hanya untuk menonton vcd (di hari libur) dan pertandingan bola. Alhamdulillah, anak-anak juga tidak pernah mencuri-curi kesempatan menonton tv. Mereka tahu, bila hari libur pasti diperbolehkan menonton vcd.

Banyak kartun tv yang bahasanya tidak sesuai untuk anak-anak. Belum lagi iklan-iklannya. Saya pernah menyaksikan iklan dewasa dipasang di antara jam tayang sinetron prime time. Belum lagi artis-artis berpakaian seronok di acara komedi yang digemari pemirsa anak-anak hingga manula.

Selama ini, alhamdulillah belum ada sisi negatif yang kami rasakan dengan no tv rule ini. Sisi positifnya banyak. Diantaranya, anak-anak jadi lebih memilih membaca dan bermain daripada duduk di depan tv. Bahasa percakapan mereka sehari-hari juga lebih santun, tidak mengikuti sinetron yang banyak adegan marahnya. Sedangkan bagi saya sendiri, penyakit insomnia yang sudah menahun, bisa sembuh dengan sendirinya. Asyiknya lagi, saya terjauh dari dosa berghibah karena tidak menonton acara infotainment yang bertaburan di layar tv dari pagi hingga malam.

Tidak perlu takut ketinggalan berita bila tidak menonton tv. Berita masih bisa diperoleh dari berbagai media seperti koran, majalah, atau internet. Jadi, no tv, siapa takut?! ;)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Parenting

Di milis lagi ramai dibahas masalah parenting terutama pada anak usia sekolah. Sebagian ada yang selalu siap sedia membantu anaknya (dalam hal pelajaran, ujian maupun tugas sekolah), sebagian lagi bersikap "memberi saja, percaya saja". Yang terakhir ini, maksudnya ya terima saja anaknya bagaimana (apakah rajin, malas atau biasa saja), tanpa target, tanpa ekspektasi apa-apa.

Menurut saya, yang tidak punya ilmu psikologi, ilmu parenting itu tidak bisa dikatakan harus A atau B. Salah atau benar. Karena apapun yang berhubungan dengan anak, ada 1 hal yang harus diingat: setiap anak itu unik. Jadi, penanganan tiap anak pasti berbeda. Begitu pula latar belakang orangtuanya, ikut berperan.

Tapi mengajarkan anak mandiri itu wajib menurut saya. Orangtua yang selalu bersikap melindungi dan menolong, sama saja dengan menjerumuskan anaknya sendiri. Kedua belah pihak harus menyadari, orangtua tidak bisa mendampingi si anak selamanya. Ada kalanya anak harus bertindak atas inisiatif sendiri, mengambil keputusan sendiri tanpa campur tangan orangtua.

Contoh paling gampang, belajar. Siapa yang masih mendampingi anaknya belajar? Anaknya sekarang umur berapa? Kalau PR/tugas sekolah ketinggalan di rumah, apakah anda yang mengantarkan ke sekolah?

Ada loh, ibu yang masih mendampingi belajar anaknya yang sudah duduk di bangku SMA. Alasan anaknya, tidak bisa belajar kalau tidak sama ibunya. Alasan ibunya, gak apa-apa deh, daripada gak belajar sama sekali.

Mengajarkan mandiri itu bukan berarti membiarkan anak begitu saja, loh. Bagaimana pun, anak dititipkan kepada orangtuanya oleh Tuhan untuk dirawat, dibimbing dan disayang. Sebelum melepasnya mandiri, beri tahu anak dulu tentang konsekuensinya. Hidup itu kan pilihan, dan di setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Anak baru dapat memahami itu bila diperbolehkan mempraktekkan teorinya dan merasakan konsekuensi dari pilihannya.

Misalnya, saat ujian. Pilihannya adalah belajar atau tidak belajar. Belajar, konsekuensinya nilai yang maksimal (tidak harus bagus, sesuai kemampuannya saja). Atau tidak belajar, konsekuensinya nilai yang tidak maksimal. Tanyakan ke anak, apa perasaannya bila mendapat nilai bagus? Apakah senang atau biasa-biasa saja. Tanyakan juga apa yang dirasakannya bila sebaliknya yang terjadi.

Lalu lanjutkan dengan memberitahukan konsekuensi dari nilai yang maksimal/tidak. Nilai yang maksimal, konsekuensinya naik kelas, sebaliknya nilai yang tidak maksimal memiliki konsekuensi tidak naik kelas. Kemudian tanyakan lagi perasaannya bagaimana bila dia naik/tidak naik kelas. Begitu seterusnya.

Mengajarkan anak bukan proses komunikasi 1 arah dan cukup 1-2 kali saja disampaikan. Perlu disampaikan berulang-ulang (setiap penyampaian sebaiknya tidak lebih dari 5 menit) dan harus ada interaksi. Menanyakan perasaannya akan sesuatu hal, dapat membuat anak merasa dihargai, sekaligus membiasakannya untuk berpikir dan mengambil keputusan sendiri.

Banyak orang dewasa yang cara berpikirnya masih kekanakan dan tidak bertanggung jawab. Jadi jangan mengharapkan anak untuk belajar bertanggung jawab seiring bertambahnya umur. Tapi orangtua juga harus belajar untuk memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada anaknya. Tentunya bukan proses mudah. Saya yakin itu.

Melihat anak tidak belajar saat sedang ujian semester, tentu geregetan. Kalau saya, daripada capek ngomel, cukup mengucapkan mantra ini: "Ini masa depan kamu. Masa depan kamu, kamu yang tentukan sendiri mau bagaimana. Orangtua hanya dapat memfasilitasi dan mendoakan." Mengcapkannya dengan nada datar tanpa amarah. Selebihnya, gigit lidah dan tutup mata *sambilgarukgarukaspal*

Tentunya tidak bisa secara instan untuk menerapkan cara ini. Perlu waktu untuk berproses. Sikap orangtua yang tegas dan konsisten biasanya dapat mempercepat prosesnya.


Disclaimer:
Sekali lagi, saya tidak punya ilmu psikologi, khususnya psikologi anak. Semua yang ditulis disini berdasarkan pengalaman saja. Jadi mohon maaf bila ada yang tidak berkenan :)



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Musibah Membawa Ghibah

Musibah menimpa keluarga seorang artis dangdut yang rajin nongol di infotainment. Anaknya diculiknya dari sekolah! Duh, ngeri ngebayangin nasib anak itu di tangan si penculik x_x

Bukannya mendapat empati dan simpati dari orang-orang, si artis dan keluarganya malah dicerca dan jadi bahan rumpian. Mayoritas masyarakat memberikan reaksi dan komentar negatif atas musibah tersebut. Ada yang menyalahkan gaya hidupnya yang glamor, banyak juga yang bilang ini akibat hobinya pamer kekayaan.

Astaghfirullah. Kenapa kita bisa menghakimi orang sedemikian rupa, sampai menafikkan musibah yang tengah menimpanya? Sudah demikian suci kah kita sebagai manusia?

Bagaimana perasaan anda bila mengalami musibah, lalu ada orang yang komentar, "Tuh kan, gue bilang juga apa!" Memang enak?! Pasti rasanya mau nampol bolak-balik orang yang ngomong gitu.

Pertama kali membaca beritanya di twitter, yang terbayang oleh saya adalah kesedihan dan kepanikan sang bunda. Kehilangan buah hati adalah mimpi terburuk seorang ibu. Kesalahan sebesar apa yang dilakukannya sehingga si ibu pantas menerima cibiran? Kemana hati nurani kita?

Musibah bisa datang pada siapa saja. Sebagai ujian kesabaran bagi yang menerimanya dan juga sebagai ujian bagi yang mengetahuinya untuk tidak bergunjing (ghibah). Daripada menambah dosa dengan komentar-komentar yang sama sekali tidak membantu si penerima musibah, lebih baik mendoakannya agar diberikan Allah kekuatan dan kesabaran menghadapi ujian tersebut. Dalam hidup ini perbanyak saja beramal dan beribadah, jangan dosa terus yang dikoleksi!


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kepo atau Care?

Sekarang ini orang sudah tidak malu-malu lagi bikin status di socmed (social media). Isinya mulai dari curcol (curhat colongan), iklan, pamer sampai menyindir. Biasanya status seseorang di socmed mengundang komentar dari pembacanya. Ada yang sekedar kepo, tapi banyak juga yang memang benar-benar care (perhatian).

Beda tipis antara kepo dan care. Kalau kepo (mau tahu saja), si penanya penasaran dengan status/foto yang terpampang di socmed. Ciri-ciri dari si kepo adalah bertanya dengan mencecar, mengorek info sampai terpuaskan rasa ingin tahunya.

Sementara kalau care atau perhatian, si penanya benar-benar kuatir dengan status yang dibacanya sehingga ia akhirnya bertanya. Ciri-ciri dari si care adalah bertanya "Kamu baik-baik saja? atau "Ada yang bisa saya bantu?" Tidak bertanya mendetail, tapi bila si penulis status menjelaskan, dia siap mendengarkan dan memberi saran bila ditanya.

Terus terang, saya tipe orang yang susah banget untuk curhat. Kalau ada masalah, lebih senang menyimpannya dan baru berbagi pengalaman setelah berhasil melewatinya. Buat sebagian orang, itu namanya jaim alias jaga image a.k.a pencitraan. Tapi sweaaar, sama sekali tidak ada niat untuk jaim. Hanya sekedar rasa sungkan merepotkan orang lain.

Sebaliknya, saya juga tidak suka bertanya-tanya bila ada orang yang sedang bermasalah. Kalau dia bersedia berbagi cerita, saya siap mendengarkan. Tapi kalau belum, itu hak dia. Saya menghormati pilihannya. Resikonya, sering dituduh tidak perhatian, tidak setia kawan dan lain-lain. I don't care. Allah yang tahu isi hati saya.

Sekarang sudah tahu kan bedanya kepo dan care? Nah, anda termasuk yang mana?


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Mencari Sekolah Ideal

Sebentar lagi tahun ajaran baru dimulai. Sudah dapat calon sekolah idaman belum? Saya masih pusing nih, mencari sekolah untuk Zi yang mau masuk SMP dan Za yang mau masuk TK A. Sebenarnya kalau berdasarkan plan, calon sekolah idaman mereka sudah dapat sejak tahun lalu. Tapi karena anaknya berubah pikiran dan ada situasi yang berubah, rencana yang sudah dibuat pun berantakan.

Seperti biasa ada beberapa kriteria yang menjadi standar dalam pemilihan sekolah 3pzh. Mungkin ada yang berbeda dengan standar kami beberapa tahun lalu dengan yang sekarang. Ini dikarenakan situasi dan kondisi yang juga sudah berubah. Kriterianya sekarang adalah:
1. Sekolah tersebut merupakan pilihan si anak,
2. Lingkungan sekolahnya aman. Khusus untuk TK, kami lebih suka yang berada di lingkungan perumahan bukan di pinggir jalan besar,
3. Jarak tempuh ke sekolah yang masuk akal,
4. Kurikulum yang tidak menekankan pada akademis dan disiplin semata, tapi juga pada perilaku anak,
5. Biaya sekolah yang sesuai dengan fasilitas dimiliki dan sesuai juga dengan kantong kami :D

Karena Zu sudah bersekolah di daerah Menteng, maka pilihan untuk sekolah Za dialihkan ke area yang sama. Setelah hunting, tersisa 3 pilihan. Masing-masing dengan kekurangan dan kelebihannya sendiri. Kesamaannya adalah ketiganya berada di kompleks perumahan.

Ada yang dekat sekolah si kakak, tapi jam belajarnya cukup memberatkan anak (dari 7.45-11.00). Satunya lagi sedikit jauh dari sekolah kakak, tapi sekolahnya sudah punya nama, dan jam belajarnya tidak memberatkan murid (cuma 2 jam). Pilihan terakhir, TK negri, letaknya bersebelahan dengan SD negri yang bagus, tapi jaraknya jauh dari sekolah si kakak maupun dari rumah. Dari 3 sekolah tersebut, sepertinya pilihan akan jatuh pada sekolah nomor 2, karena Za juga memilih itu.
Sementara Zi, yang tadinya ngotot mau boarding school, akhirnya berubah pikiran ingin bersekolah yang memiliki program akselerasi. Dia ingin menyelesaikan pendidikannya lebih cepat karena ingin segera kuliah dan bekerja.

Terus terang, kami menentang program akselerasi dulu sewaktu Zi SD. Guru-gurunya menyarankan, tapi kami menolak karena takut secara psikologis Zi tidak siap. Terbukti, sekarang pun perilaku Zi belum seperti teman-teman seusianya. Masih sangat kekanakan pola pikirnya. Ini hasil pengamatan kami, guru dan psikolog. Entah karena usianya yang lebih muda dari teman-temannya atau karena di rumah dia bermain dengan adik-adiknya yang usianya 5-7 tahun lebih muda.

Sedangkan untuk sekolah negri, Zi sama sekali tidak berminat. Katanya boleh saja di sekolah negri, tapi kalau tidak diterima di sekolah idamannya ini. Karena Zi sudah 11 tahun, sudah punya pemikiran sendiri. Selama dia merasa siap dengan segala konsekuensinya, kami sebagai orangtua akan mendukung keputusannya. Mengarahkan boleh, tapi tidak untuk memaksakan kehendak. Dengan adanya tes masuk di bulan Maret nanti, maka belum bisa dipastikan di SMP mana akhirnya Zi akan sekolah. Tergantung usaha Zi dan rezekinya saja.

Banyak yang mempertanyakan keputusan kami menyekolahkan anak tidak di satu sekolah yang sama, minimal berdekatan. Itu nantinya akan merepotkan kami sendiri yang tidak memakai jasa supir maupun ART untuk antar jemput. Betul, repot sudah pasti. Tapi bagi kami, selama anaknya suka dan nyaman dengan sekolahnya, tugas kami untuk mengusahakannya, baik soal antar jemput maupun pembiayaannya. Kan yang sekolah mereka bukan bunda atau ayahnya. Jadi mereka harus suka dulu dengan sekolahnya.

Semoga sekolah-sekolah pilihan 3pzh menjadi tempat yang nyaman untuk mereka menimba ilmu.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Ikhlas = Tidak Hitung-hitungan

Ibadah yang dilakukan manusia semasa hidupnya, sebenarnya untuk apa? Apakah sebagai tanda ketaatan atau untuk tujuan tertentu seperti ingin kaya, naik pangkat atau yang lainnya?

Bagi yang beribadah karena Allah, semua yang dilakukannya dari shalat, berhijaab sampai sedekah dilakukan karena menjalankan perintah Allah. Bila Allah memerintahkan, maka kita wajib menjalankannya. No question asked. Juga tidak ada tawar-menawar.

Sedangkan bagi yang beribadah karena punya keinginan tertentu, mereka percaya bahwa sah-sah saja hitung-hitungan dengan Allah. Sedekah dan beramal karena ingin jadi kaya atau naik pangkat, kenapa tidak? Masa tidak boleh meminta sama Allah?

Berdoa kepada Allah, ya memang harus. Berdoa kepada siapa lagi dong kalau bukan kepada-Nya? Musryik kalau berdoa kepada selain Allah SWT.

Kapan mulai disebut hitung-hitungan? Saat kita melakukan sesuatu karena berharap sesuatu hal lainnya. Misalnya: bersedekah, lalu berdoa: "Ya Allah, saya sudah sedekah, berikanlah saya kekayaan." Atau "Ya Rabb, saya sudah rajin tahajud dan dhuha, berikanlah saya kenaikan pangkat." Iiissh, pamrih amat sih jadi orang?!

Memangnya Allah memberikan udara yang kita hirup setiap detik dan darah yang mengalir di tubuh kita ini pakai syarat? Tidak pastinya. Shalat dan amalan lainnya itu perintah-Nya, kewajiban yang harus dilaksanakan, bukan syarat. Kalau syarat, bagaimana dengan mereka yang tidak shalat? Apakah langsung dicabut nyawanya?

Bagaimana dengan beribadah hanya berharap ampunan-Nya, mencari ridho-Nya dan selamat dunia akhirat? Itu bukan hitung-hitungan. Itu hanya doa dan pengharapan kepada Allah. Masa tidak bisa membedakannya?

Sebenarnya gampang saja membedakan mana yang ikhlas dan mana yang pamrih (hitung-hitungan). Mereka yang beribadah karena Allah, apapun yang terjadi padanya menganggap itu sebagai bagian dari takdir. Sementara mereka yang pamrih, bila tidak mendapatkan keinginan (doa)-nya, akan timbul rasa kecewa.

Jadi masih mau hitung-hitungan nih? Ya, silakan. Beda kepala kan beda pemikiran ;)

Apakah saya sudah menjadi ahli ikhlas? Belum. Masih jauuuuh. Perlu banyak belajar. Begitu pula ilmu agama saya, masih cetek banget. Semoga suatu saat nanti, kita semua bisa menjadi orang yang ikhlas. Kita sama-sama mendoakan, ya?



Powered by Telkomsel BlackBerry®