Haji Cukup Sekali

Sudah mau masuk bulan Dzulhijjah lagi. Waktunya ibadah haji ditunaikan bagi umat Islam yang mampu.

Setiap tahun, jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia melaksanakan ibadah ini. Yang belum mendapat kesempatan, hanya dapat bersabar dan berdoa sambil menunggu giliran.

Ibadah haji, tidak dilakukan semata kalau mampu secara finansial. Punya uang, tapi badan tidak sehat, tidak bisa berangkat. Demikian juga sebaliknya.

Bahkan sekarang, punya uang dan badan pun sehat belum tentu bisa berangkat. Harus sabar menunggu giliran. Kuota tidak mencukupi.

Ada yang daftar sekarang, berangkatnya 15 tahun lagi atau bahkan lebih kalau haji reguler. Bila punya uang lebih, bisa ikut haji plus agar berangkat lebih cepat.

Dulu haji plus tidak pakai antri seperti sekarang. Kurang dari setahun bisa berangkat. Sekarang? Minimal menunggu sampai 1 tahun.

Kenapa harus menunggu sekian lama padahal kuota yang diberikan kerajaan Arab Saudi pada jamaah Indonesia sangat besar?

Salah satu alasannya adalah karena banyak jamaah yang berhaji itu bukan untuk pertama kalinya. Mereka ingin mengulangi ibadah yang katanya "selalu ngangenin" itu.

Mungkin kalau haji berulang ini disebabkan karena alasan yang masuk akal bisa ditolerir. Misalnya, dulu waktu berangkat haji pertama bersama istri, sekarang ingin menemani orangtua yang sudah sepuh.

Tapi kalau alasannya hanya sekedar kangen bersujud di depan Ka'bah atau alasan lain sejenisnya, kenapa tidak umroh saja? Tidak perlu mengambil jatah kuota orang lain yang belum pernah berhaji. Toh Allah tidak mewajibkan umat Islam berhaji berkali-kali kan? Itupun kalau kita mampu baru menjadi wajib.

Alhamdulillah, 12-13 tahun lalu, waktu tunggu sejak mendaftar tidak sampai tahunan. Daftar Januari, alhamdulillah Desember sudah bisa berangkat.

Walau awalnya berat meninggalkan si kecil yang masih 2,5 tahun, tapi keyakinan Allah akan menjaganya saat saya dan ayahnya berhaji, mampu menguatkan saya selama 40 hari itu.

Memilih haji reguler daripada yang plus semata agar lebih bermanfaat. Dengan ikut haji reguler, dana yang ada cukup untuk mengajak 2 orang lagi, sementara kalau haji plus hanya cukup untuk 2 orang.

Kalau saya mendapat kesempatan berhaji lagi, insyaa Allah saya tidak akan mengambil kesempatan itu. Lebih baik umroh daripada saya harus mendzalimi hak saudara saya sesama muslim.

Just my two cents... 🍀

[Resep] Bolu Kukus Keju

Masih ingat dengan resep Bolu Kukus Kopi yang saya posting beberapa bulan lalu? Zu yang ga suka kopi minta dibuatkan yang rasa keju.

Dengan sedikit modifikasi, jadilah resep ini. Masih tanpa mixer dan oven, resep kali ini juga hanya mengandalkan whisk, spatula, gelas takar, dandang dan loyang.

Gak pake ribet, gak pake mumet. Dijamin 😁

Bahan-bahan:

1 kotak keju cheddar parut
5 sdm mentega cair
100ml susu cair

Ayak:

250g tepung terigu
200g gula tepung
1 sachet susu bubuk
1/2 sdt soda kue

Kocok dengan whisk:

3 butir telur
1/2 sdm TBM

Cara membuat:

1. Siapkan loyang yang sudah diolesi mentega dan ditaburi tepung. Sisihkan.

2. Panaskan kukusan dengan api sedang. Lapisi tutupnya dengan serbet untuk menahan uap air.

3. Telur yang sudah dikocok sampai kaku atau berjejak dimasukkan ke dalam wadah berisi bahan-bahan yang sudah diayak.

Aduk balik dengan dengan spatula, jangan memutar.

4. Masukkan mentega cair, susu dan keju parut dalam adonan, aduk balik lagi sampai semua adonan rata

5. Tuang adonan ke dalam loyang. Angkat sedikit loyang dari permukaan meja dan jatuhkan. Lakukan 2-3 kali.

Ini untuk menghindari adanya gelembung udara dalam adonan sekaligus meratakan adonan dalam loyang.

6. Naikkan loyang ke atas dandang, lalu tutup. Kukus selama 25-30 menit.

7. Setelah mematikan api, loyang jangan langsung diangkat. Buka tutupnya, buang uap air yang ada di tutup, lalu tutup dandang separuh saja.

Biarkan dalam posisi ini selama 15 menitan, baru angkat loyang ke meja. Tunggu sekitar 15 menit lagi sebelum membalikkan loyangnya ke piring.

Dan taraaaaa.... Jadi deh bolu kukus keju. Rasanya guriiih banget. Yuuuuummmyyy 💕