Libur Ke Garut

Libur lebaran kali ini kami sekeluarga berencana ke Garut. Hasil browsing, banyak yang merekomendasikan penginapan di Sabda Alam Resort. Karena booking last minute, tidak berharap dapat kamar. Tapi ternyata sudah rezeki, dapat 2 kamar untuk 2 malam walau awalnya mengincar yang bungalow.

Berangkat di hari lebaran kedua, kondisi jalanan dalam kota Jakarta tampak lengang. Sementara tol Cikampek padat merayap. Jalan dari Tebet jam 6.40 dan berhenti 1 kali di rest area Cileunyi untuk ke kamar kecil, keluar pintu tol Cileunyi sudah jam 11-an.

Setelah bayar tol Rp.52.500,- dan melewati lampu merah lalu belok kanan ke arah nagrek, jalanan semakin padat. Sepanjang jalan tampak para penjual tahu Sumedang menawarkan dagangannya.

Dalam kondisi lalu lintas normal, biasanya Jakarta - Garut dicapai dalam 4-5 jam berkendara dengan mobil. Tapi hari ini kami sampai di hotel setelah 15 jam perjalanan! Huaaaa!! Baru kali ini ngerasain macet separah ini. Kapoook bener dah! Gimana yang mudik setiap lebaran ya? Duuh gak kebayang deh capek dan betenya!

Karena sampai hotel sudah jam 21 lewat, jatah voucher makan malam di restoran hotel sudah tidak berlaku. Jadi saat anak-anak mandi, saya dan hubby beli makanan di warung yang banyak terdapat di seberang hotel. Walau rasanya standard, tapi lumayanlah daripada tidur dengan perut kosong.

Di warung sederhana ini dari nasi goreng, sop kambing dan sate ayam semua dimasak saat itu juga setelah ada yang pesan. Sayur sopnya masih krenyes renyah dan sate ayamnya enak. Daging ayamnya lembut dan tidak gosong dengan saus kacang yang mantap.

Alternatif lain selain room service hotel, di area parkir belakang hotel yang dekat Taman Air, ada juga beberapa warung makan. Ada yang jual mi bakso, mi ayam dan masakan sunda. Kami mencoba yang warung Dapur Pusaka. Nasi Timbel komplit (nasi, ikan goreng, tahu, tempe, lalap dan sambal) cuma Rp.20.000,-/porsi disitu.

Menempati 2 kamar nomor 822 (Indah) dan 823 (Meriah) yang bersebelahan, harga setiap kamar per malamnya sudah termasuk sarapan, tiket masuk Taman Air dan makan malam untuk 2 orang. Di kamar ada bak mandi untuk berendam dengan air panas. Sedangkan untuk kolam renang hotel lebih nyaman digunakan dibawah jam 9 pagi atau setelah jam 18. Karena dengan membeli tiket seharga Rp.25.000/orang yang bukan tamu hotel bisa menikmati fasilitas ini. Jadi kolam penuh sekali terutama saat musim liburan begini.

Paginya, selesai sarapan di hotel, tanpa mandi kami langsung menuju Taman Air. Letaknya sekitar 200 meter di belakang hotel. Tanpa perlu membawa mobil, hanya berjalan kaki selama 5 menit sudah sampai. Berbagai kolam dangkal di area yang lumayan luas ini sebenarnya cukup bagus kalau saja kebersihannya dijaga. Adapun harga tiket masuk selama liburan dan akhir pekan adalah Rp.50.000,-/orang.

Selama 2 malam di Garut, kami tidak keluar dari area hotel. Begitu keluar hotel langsung macet, jadi malas kemana-mana. Untung di Sabda Alam Resort ada Taman Air dan tempat penyewaan ATV, jadi 3pzh tidak merasa bosan. Sehabis makan malam di hotel, anak-anak berenang lagi di kolam air panas hotel yang buka 24 jam. Sementara itu saya dan hubby bisa mengawasi mereka sambil ngopi-ngopi dan mendengarkan live music dekat kolam.

Saat arah pulang ke Jakarta, jalanan masih juga macet. Terpaksa melewati beberapa restoran yang banyak direkomendasikan di internet, seperti RM Cibiuk dan Asstro cabang Leles. Tidak mungkin berhenti karena jalanan sedang lancar saat melewatinya. Pertimbangan kami, kalau berhenti dulu nanti tambah lama sampai Jakarta. Akhirnya kami berhenti di Asstro cabang Nagreg untuk makan dan shalat saat jalanan sudah mulai padat merayap.

Restoran Liwet Pak Asep Stroberi (Asstro) di Jl Raya Nagreg no.145 sebenarnya juga banyak direkomendasikan di internet. Tapi saat kami ke sana, ternyata tempatnya tidak sebagus yang digambarkan. Air kolam ikannya sangat keruh minim ikan (nyaris tidak kelihatan seekor ikan pun) dan perahu-perahu kecil yang terlihat di buku menunya ternyata dibiarkan teronggok karam begitu saja.

Parahnya lagi, tidak ada air setetespun baik di kamar mandi, tempat wudhu maupun tempat mencuci tangan. Untungnya kami membawa air mentah di galon kecil. Air itulah yang kami gunakan saat harus ke kamar kecil. Untuk cuci tangan kami menggunakan teh tawar hangat yang disediakan untuk minum.

Makanannya menurut saya sih rasanya standard. Nasi liwet yang disediakan di kastrol atau panci kecil dengan harga Rp.22.000 untuk 2 orang sudah termasuk lalapan, sambal, ikan peda, tahu dan tempe. Sementara nasi timbel spesialnya seharga mulai Rp.37.500 - Rp.45.500/porsi.

Sebelum memasuki kota Sumedang, ada sebuah rest area bernama Saung Nagreg yang fasilitasnya lengkap. Disitu ada tempat makan prasmanan ala Sunda, mesjid, toko oleh-oleh dan WC umum. Di saat harus melalui jalan yang sangat macet, tempat yang menawarkan 1 stop service seperti ini sangat dibutuhkan. Jadi tidak heran kalau antriannya panjang. Disini kami hanya berhenti untuk shalat maghrib dan beli cemilan untuk di perjalanan.

Jam 22an baru mendarat di Tebet, badan rasanya gak karuan. Berjam-jam duduk di mobil dengan posisi tidak nyaman benar-benar bikin semua tulang kaku rasanya. Kalau ditanya 3pzh, mereka ingin balik lagi ke Garut. Tapi kalau ditanya ke ayahnya, sepertinya tidak akan kembali ke sana dalam waktu dekat. Supirnya kapok :D