#BERBAGI di RS Dharmais


Keterangan foto:
1. Sebagian dari relawan #BERBAGI yang ikut pada kegiatan tanggal 14 Agustus 2011 di RS Dharmais
2. Noval sedang memamerkan kepiawaiannya bermain sulap kepada mbak Ina
3. Alika, gadis kecil pemberani yang suka menyanyi
4. Putri, Dimas dan Ajeng sedang menikmati hidangan berbuka puasa
5. Vita, Acho dan Bagas sedang mewarnai tokoh kartun favorit mereka
6. Alika yang senang musik sedang mencoba memainkan keyboard
7. Hasil karya pasien dari Bangsal Anak

----------------------------


Minggu sore 14 Agustus 2011. Sudah hampir 15 menit saya duduk dalam mobil, di parkiran RS Dharmais. Masih 30 menit lagi dari waktu yang ditentukan untuk berkumpul. Tapi bukan itu yang menahan kaki saya untuk turun dan masuk ke rumah sakit beraura suram itu.

Terus terang, saya takut tidak dapat menahan air mata di dalam sana. Melihat anak-anak berkepala plontos itu dengan infus di tangan dan masker di mulut, sungguh menyesakkan dada. Ya, sore itu saya berencana untuk mengikuti kegiatan #BERBAGI di Bangsal Anak RS Dharmais. Berbuka puasa dan berbagi kasih dengan anak-anak penderita kanker yang di rawat di situ.

Mengunjungi penderita kanker, terutama yang masih anak-anak, perlu nyali yang kuat. Mereka masih seumuran 3pzh, tetapi sudah menanggung beban sedemikian berat. Membayangkan rasa sakit yang harus dirasakannya, rasa mual dan lemas setelah kemoterapi, harapan orangtuanya atas kesembuhan anaknya, perjuangan mereka mengalahkan penyakit ini.... tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Semoga Allah selalu memberikan mereka dan keluarganya kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.

Seperti juga anak-anak normal lainnya, anak-anak penderita kanker juga memiliki hobi dan cita-cita. Kemarin saya berkenalan dengan Noval yang hobi bermain sulap, Alika (4) yang suka menyanyi dan Bagas (6) yang pintar mewarnai. Walau harus membawa tiang infus kemana-mana, mereka tetap ceria. Bahkan Dimas (11), Putri (11) dan Ajeng (10) puasanya penuh dari Ramadhan hari pertama. Semangat mereka sangat luar biasa!

Pertemuan yang hanya beberapa jam itu mengajarkan kepada saya tentang arti kesabaran, kepasrahan dan bersyukur. Tiga pelajaran tersulit dari sekolah kehidupan. Saya merasa malu karena selama ini terlalu gampang mengeluh. Dibandingkan penderitaan mereka, apalah artinya ketidaknyamanan yang saya rasakan?

Jangan menunggu terjadi pada kita atau orang terdekat kita dulu, baru mau perduli dengan penderitaan mereka. Ada banyak cara untuk membantu meringankan beban mereka. Anda bisa membantu mereka dengan menjadi dondar siaga, relawan, atau donatur.

Menjadi dondar siaga berarti anda harus memenuhi beberapa persyaratan khusus, lulus screening dan harus siap bila sewaktu-waktu dipanggil untuk donor. Bila ingin menjadi relawan, anda dapat berbagi kasih dengan bermain, membacakan cerita dan berinteraksi dengan anak-anak penderita kanker tersebut. Selain itu juga bisa membantu dalam bentuk materi. Sumbangan anda akan digunakan untuk membeli kebutuhan rutin mereka, seperti susu dan popok.

Ingin mengetahui lebih jauh tentang gerakan #BERBAGI? Cekidot link dibawah ini ya:


Twitter : @inagibol dan @berbagisharing



Untuk BERBAGI donasi 
*Bank Mandiri 101-00-0651364-0
a/n Amalia Medina
*BCA 2371528450
a/n Eric Gunawan




Masa Kecilku

Masa kecil saya tuh sebenarnya agak malu-maluin kalau diceritakan. Jadi sebelum saya berubah pikiran, sebaiknya intronya tidak usah panjang-panjang ya :D

------------------------------------

Usia abang belum lagi genap 3 bulan saat ibu mengandung saya, anak keduanya. Walaupun kehadiran saya sempat ditolak karena dirasa terlalu cepat, Allah menakdirkan saya tetap lahir ke dunia ini. Dari dalam perut saja, saya sudah kelihatan sifat keras kepalanya ya?

Perbedaan umur yang hanya 1 tahun 2 minggu, membuat kami seperti teman sebaya. Saya sering ikut abang bermain dengan teman-temannya. Dari mengejar layangan, main bola sampai main perang-perangan. Walaupun tomboy, kalau keluar rumah dandanan saya selalu girly. Pita, kaus kaki dan sapu tangan harus sewarna. Kalau sudah pakai long dress (baju terusan yang panjangnya semata kaki), saya merasa seperti Princess dari negri dongeng.

Ibu sering mengomel kalau sepulang bermain long dress saya robek dan kotor. Yaeyalaaaah, mana ada Princess yang hobinya melompati parit atau memanjat pohon? Parahnya, kebiasaan ini terbawa sampai dewasa. Beberapa rok kerja saya menjadi korban gara-gara mau menyalakan AC ruang kantor dengan gaya slam dunk :D

Kalau sedang di rumah, seragam saya adalah celana pendek dan kaus singlet. Dengan rambut pendek berponi, kulit saya yang hitam dan bibir yang juga berwarna gelap, saya semakin tidak mirip anak perempuan. Sebaliknya, abang saya kulitnya putih dan bibirnya merah. Sifat kami juga sangat bertolak belakang. Kalau saya pemberani, sedangkan dia sedikit penakut. Bila malam hari abang mau ke kamar mandi, pasti saya dibangunkan untuk menemaninya. Sedangkan kalau malam Minggu saya mau nonton Film Akhir Pekan, walau dibujuk bagaimana pun dia tidak akan mau menemani. Tapi biasanya, saya tetap keukeuh menonton sampai siaran TVRI selesai, walaupun sendirian. Karena tidak bisa mematikan tv dan lampu sendiri (waktu itu saya masih berumur 4 tahunan), setelah siaran tv selesai, biasanya saya akan menangis sekencang-kencangnya agar orang rumah bangun :D
Berantem kecil-kecilan sih sering, namanya juga abang adik. Biasanya yang diributkan adalah perebutan peran dalam bermain perang-perangan. Saya tidak pernah diperbolehkan jadi cowboy, karena kata abang cuma Indian yang kulitnya hitam :( Walau begitu, abang sebenarnya sangat sayang dengan adiknya satu-satunya ini (waktu itu saya belum punya adik). Bekal sekolahnya sengaja tidak dihabiskan agar bisa saya makan saat saya main sekolah-sekolahan di rumah. Padahal kalau ketahuan pasti dimarahin ibu. Sementara kalau dihabiskan, saya pasti akan nangis guling-gulingan di bawah meja makan (kebiasaan buruk setiap keinginan saya tidak dituruti). Saat makan pun saya hanya mau makan bila disuapin abang. Adik yang aleman ckckckck -_-"

Di rumah kami hanya tinggal bertiga. Kalau abang sekolah, saya selalu ikut ibu ke kantornya. Di sana saya diberi kertas dan pensil untuk menggambar agar tidak mengganggu ibu bekerja. Biasanya saya menggambar di kolong meja ibu, supaya tidak ketahuan bos-nya :) Siangnya, kami menjemput abang di sekolah, lalu pulang ke rumah. Di rumah ibu segera shalat dan memasak untuk makan siang kami, lalu buru-buru kembali ke kantor, sementara abang dan saya tetap di rumah.

Pernah ada kejadian seru saat home alone (gak alone juga sih, kan berdua sama abang). Saat itu saya ingin memasukkan kepala saya ke kulkas (biasanya karena kepanasan atau sedang puasa), sekalian mengintip es krim yang kata ibu hanya boleh dimakan setelah makan malam. Kulkas itu agak rusak. Pintunya susah dibuka. Saya harus menempelkan satu kaki ke dinding dan satu kaki lainnya di lantai untuk menahan tubuh saya, lalu menarik pintunya sekuat tenaga. Hasilnya...... Gubraaaakk! Saya dengan sukses mendarat di lantai, sementara kulkas besar itu dengan santainya mendarat di atas tubuh saya (ˇ_ˇ'!l)

Abang tidak mungkin bisa mengangkat kulkas yang berat itu sendirian. Minta bantuan tetangga tidak mungkin, karena kami dilarang ibu untuk keluar rumah. Akhirnya kami berdua pasrah menunggu ibu pulang dari kantor. Mengisi waktu, abang duduk di dekat kepala saya sambil berusaha menghibur dengan mengajak mengobrol dan bernyanyi, bahkan menyuapi makanan dan minuman. Oiya, saya sama sekali tidak menangis loh. Kulkasnya memang berat, tapi tidak sakit kok tertimpa begitu. Hanya saat jatuhnya saja yang sakit. Setelah itu, biasa saja rasanya :)

Kejadian tertimpa kulkas dan harus berbaring di lantai dengan kulkas segede gaban di perut selama beberapa jam, bukan cuma sekali (sebenarnya ini kecelakaan atau hobi sih???). Mungkin itu juga yang akhirnya membuat ibu memutuskan untuk mempekerjakan ART. Setelah membuat pengumuman ke tetangga dan saudara, akhirnya di hari yang ditentukan, datanglah beberapa perempuan yang melamar pekerjaan itu ke rumah. Selesai diintrogasi, eh... diinterview ibu, mereka saya minta berbaris sambil menunjukkan kuku tangannya. Akhirnya, hanya 2 mbak berkuku terbersih yang saya "ijinkan" tinggal di rumah kami :D

Memiliki 2 ART dan kemudian ditambah dengan 1 supir, tidak membuat ibu saya tenang bekerja di kantor. Setiap siang, ibu tetap pulang untuk mengontrol keadaan kami. Ayahnya kemana? Pasti ada yang bertanya begitu. Ayah jarang pulang. Entah kemana. Kadang sekali seminggu pulang, kadang berminggu-minggu tidak pulang. Mungkin ini juga yang membuat ibu saya sangat protektif terhadap anak-anaknya. Pernah sekali waktu punggung telapak tangan saya tidak sengaja disetrika ART. Si mbak terlalu asyik mengobrol dengan temannya sampai tidak melihat tangan saya yang nangkring di meja setrikaan. ART itu kemudian langsung dipecat setelah habiiiiis diomelin ibu. Padahal, salah saya juga yang main dekat setrikaan :(

Pindah ke Jakarta ditengah tahun ajaran (saya mulai masuk di sekolah yang baru kelas 1 cawu 2), membuat saya susah bergaul. Teman-teman sudah memiliki kelompok sendiri sebelum saya datang. Merasa minder, saya malah jadi galak dan judes, supaya tidak diremehkan. Walau terkenal galak, saya diam saja bila ada yang mengejek. Tapi saya suka sok pahlawan kalau ada yang mengusik orang-orang terdekat saya atau pihak yang saya anggap lemah. Biasanya saya berantem karena membela teman perempuan yang diganggu teman lelaki. Berantem adu mulut sampai pukul-pukulan, dari berdiri di atas meja kelas sampai guling-gulingan di kolong meja, semuanya sudah sering saya lakukan. Nama saya selalu ada di black list milik kepala sekolah dari SD sampai SMA.

Bertahun-tahun setelah lulus, bahkan bila sekarang ke sekolah pun, masih ada saja guru yang mengingat Dini, si preman sekolah. Kebayang dong, reaksi teman dan guru yang sudah lama tidak bertemu ketika melihat keadaan saya sekarang yang sudah berhijaab? Dilihatin dari atas ke bawah berulang-ulang karena tidak percaya melihat perubahan saya. OMG, what was I thinking?! X_X

Memiliki sedikit teman, saya jadi lebih sering curhat ke buku harian. Sejak SD saya sudah hobi menulis. Pernah mengirim beberapa tulisan humor ke majalah Kawanku, dan dimuat! Bangganya setengah mati sewaktu membaca tulisan saya ada di majalah. Apalagi saat menerima pos weselnya. Tapi sayang, ibu tidak suka dengan hobi saya ini. Alih-alih menemani saya menguangkan wesel ke kantor pos, weselnya malah dirobek-robek lalu saya diberi uang sejumlah yang tertera di wesel tersebut. "Bikin malu orangtua! Uang segitu aja minta sama orang!" bentak ibu. Patah hati, saya sempat berhenti menulis beberapa tahun :(

Sewaktu saya kelas 4, ibu menikah lagi dengan teman sekantornya dan kemudian melahirkan anaknya yang ke 4, adik bungsu saya. Saya yang memang tidak dekat dengan ibu, tidak merasakan perbedaan yang berarti. Tidak ada rasa iri atau apa. Biasa saja. Tapi seingat saya, saya jadi semakin pendiam. Kalau dimarahin pun, saya tidak menjawab. Dituduh apapun, saya diam saja. Selain takut durhaka, juga karena merasa yakin tidak akan didengar makanya saya malas bicara. Sifat ini terbawa sampai sekarang. Saya selalu memilih diam daripada salah bicara.

Perpisahan orangtua, pindah sekolah dan beradaptasi dengan lingkungan baru dan dibesarkan oleh ibu yang sempat menjadi orangtua tunggal, membuat masa kecil saya tidak seindah masa kecil anak-anak lain seusia saya. Tapi justru pengalaman itulah yang membuat saya lebih dewasa dalam berpikir, dibandingkan teman-teman saya. Di saat mereka masih senang hura-hura menghabiskan uang orangtua, saya sudah belajar mencari uang sendiri dari membuat perpustakaan mini, jadi agen pembuatan label nama, menjadi private tutor, sampai ikutan kuis-kuis di radio dan tv. Uangnya kemudian saya tabung sebagian dalam US$ (dulu 1US$=Rp.2.500), setelah dikeluarkan zakatnya. Memiliki orangtua yang berpisah, justru membuat saya bertekad untuk membuktikan bahwa broken home product tidak selamanya rusak. Itu semua tergantung pada diri kita masing-masing.

------------------------------------


Okeeeey, segitu dulu ya ceritanya. Ini saja nulisnya sudah panas pipi saya saking malunya. Ternyata saya parah juga ya dulu? X_X Semoga Zu dan Za tidak meniru bundanya *berdoadengansungguh-sungguh*


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Shoeboxproject #9

Keterangan foto:
1. Hiburan dari anak-anak pengamen jalanan yang membawakan lagu ciptaan mereka sendiri
2. Perpustakaan/Taman Baca di Rumah Singgah
3. Hasil kerajinan tangan mereka
4. Kompetisi menyablon kaos yang hasilnya kemudian dilelang kepada pengunjung
5. Pemeriksaan gigi oleh para relawan dokter gigi
6. Ternyata yang namanya anak jalanan mengenal rasa takut juga loh! Diperiksa giginya sambil tutup mata :D


Hari Minggu, 7 Agustus 2011, Shoebox kembali mengadakan kegiatan sosial. Kali ini kegiatannya berupa pemberian penyuluhan tentang kesehatan gigi sekalian buka puasa bersama anak-anak jalanan dari Rumah Singgah Annur Muhiyam, Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Bekerja sama dengan para dokter gigi dan relawan, acara yang bertajuk shoeboxproject #9 ini digelar di Rumah Singgah yang berlokasi tepat di sebrang SMAN 8 Bukit Duri. Ada sekitar 120 anak yang ikut serta, dari usia balita hingga remaja.

Ingin melakukan kegiatan sosial bersama mereka? Yuk, ikutan jadi relawan!

SHOEBOX Project team
http://shoeboxproject.wordpress.com

twitter: @shoeboxproject

FB Fanpage: Shoebox Project
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.215484398475521.60329.177335002290461&saved

Email: shoeboxprojects@gmail.com






Powered by Telkomsel BlackBerry®

[Caper] Ho Chi Minh City (4)

FAKTA MENARIK TENTANG HCMC

1. Selama 4 hari 3 malam di sana, tidak sekali pun saya melihat orang lokal yang overweight alias gendut. Penduduk lokalnya rata-rata berbadan langsing dan proporsional. Mungkin itu sebabnya mereka bisa keluar masuk Cu Chi tunnel yang sempit itu dengan mudah,
2. Tidak ada seorang pengemis pun yang terlihat. Orang cacat, wanita tua, anak-anak, semua bekerja, walau hanya membuka warung kecil tempat minum teh, berjualan tisu, permen atau gelang anyaman,
3. Banyaknya sepeda motor di jalanan, tidak membuat udara HCMC berdebu seperti di Jakarta. Ini mungkin di sebabkan oleh masih banyaknya taman-taman kota yang rindang,
4. Di hotel-hotel kecil, dari staf sampai tamu diharuskan melepaskan sepatu/sendal mereka di pintu masuk, lalu meletakkannya di rak sepatu yang biasanya disediakan di bawah tangga,
5. Di tahun 70an, dengan teknologi seadanya, Vietnam sudah terpikir untuk membangun jaringan terowongan bawah tanah yang sangat canggih
6. Dalam perang Vietnam, disebutkan semua rakyatnya adalah pahlawan karena dari anak-anak sampai orang tua ikut serta menyumbangkan tenaga, pikiran bahkan nyawa untuk merebut kemerdekaan negaranya,
7. Dari segi pembangunan, Vietnam tidak kalah maju dengan Indonesia yang sudah merdeka 30 tahun lebih dulu,
8. Bahkan negara sebesar Amerika pun tidak mampu mengalahkan Vietnam, sampai merasa perlu membelokkan sejarah melalui film-film hollywood-nya untuk menutupi kekalahan mereka tersebut.


Demikian sharing catatan perjalanan saya kali ini. Overall, perjalanan kami ke HCMC selama 4 hari 3 malam sangat menyenangkan. Suatu hari nanti, saya ingin kembali ke Vietnam, dan menjelajahi Hanoi yang katanya juga tidak kalah menarik dari HCMC.

Catatan:
Foto-foto dapat di lihat di postingan saya sebelumnya

Alamat-alamat:

*Bich Duyen Hotel
283/4 Pham Ngu Lao
District 1, Ho Chi Minh City, Vietnam 

*Mumtaz Indian Restaurant
226 Bui Vien
Ho Chi Minh
Vietnam
Phone: +8488371757

*VN.Halal (Malaysian)
14 Pham Hong Thai, Ben Thanh
Q1- HCMC

*D'Nyonya (Malaysian)
58 Dong Du nomor
District 1 - HCMC

*Halal@Saigon (Malaysian)
31 Dong Du
Q1- HCMC

*Bombay restoran
49 Dong Du street,
District 1 - HCMC

*Ben Than Market
Antara Jl Le Loi dan Jl Tran Hung Dao District 1

*Thuong Xa Tax Trade Centre
135 Nguyen Hue Avenue
District 1

*Tran Nguyen Han satue
Di seberang Ben Thanh Market
135 Nam Ky Khoi Nghia Street,
District 1, Ho Chi Minh City, Vietnam.

*Reunification Palace
135 Nam Ky Khoi Nghia Street,
District 1, Ho Chi Minh City, Vietnam

*The War Remnants Museum
28 Vo Van Tan, District 3,
Ho Chi Minh City, Vietnam.

*Central Post Office
2 Cong Xa Paris, District 1
Ho Chi Minh City, Vietnam


-------Selesai--------


Powered by Telkomsel BlackBerry®

[Caper] Ho Chi Minh City (3)

TUJUAN WISATA

Berikut beberapa tempat yang bisa dikunjungi di HCM:

Ben Than Market
Pasar ini mirip seperti pasar Mangga Dua di Jakarta plus pasar basah. Menjual beberapa macam barang dari mulai suvenir, pakaian, manisan, sampai daging-dagingan juga ada. Karena merupakan salah satu tujuan wisata, penjual-penjualnya cenderung menaikkan harga seenaknya. Buat saya yang price sensitive dan tidak jago menawar, lebih memilih tidak berbelanja di sini. Di seberangnya ada patung Jendral Tran Nguyen Han berkuda yang dibangun pada 1 Juli 1962. Tempat yang bagus untuk menyalurkan hobi narsis :)

Tuong Xa Tax Trade Centre
Department store yang terletak di lantai 2 gedung ini menjual berbagai macam barang yang bisa dijadikan oleh-oleh, seperti bumbu masakan khas Vietnam, souvenir, tas, dompet, kopi dan kaos. Bagi yang kurang ahli dalam tawar-menawar, disinilah tempat terbaik untuk memborong oleh-oleh. Semua barang dijual dengan harga pas dan murah bila dibandingkan dengan harga barang yang sama di mal lain.

Reunification Palace
Gedung ini adalah tempat bersatunya Vietnam Utara dan Selatan. Di halamannya dipajang kendaraan-kendaraan perang dari tank sampai pesawat tempur yang digunakan saat perang dulu. Di dalamnya terdapat ruang-ruang pertemuan yang dulu digunakan untuk perundingan yang kemudian melahirkan perdamaian antar 2 wilayah Vietnam tersebut. Untuk masuk ke dalamnya, pengunjung harus membeli tiket masuk dan melewati metal detector terlebih dahulu. Secara keseluruhan, tempat ini menurut saya sih biasa saja seperti museum pada umumnya. Tapi 3pzh menjelajahi setiap sudut ruangan sambil minta difoto dengan berbagai gaya. Haduuuh, keturunan siapa sih narsis begitu? :D

War Remnant Museum
Sebuah museum yang mengabadikan bukti-bukti sejarah tentang kekejaman tentara Amerika selama berperang dengan Vietnam. Diorama-diorama, foto-foto, sampai alat-alat penyiksaan yang dulu dipakai Amerika ada di sana. Semua itu membuat saya bergidik ngeri membayangkan penderitaan rakyat Vietnam dulu. Ada kerangkeng yang diberi nama Tiger Cage (tapi lebih mirip seperti kurungan ayam), terbuat dari besi yang diikat kawat berduri untuk menahan tawanan. Ukuran yang kecil sekitar 3x2x1m untuk menahan 2-3 orang dewasa, sedangkan yang ukuran besar sekitar 3x2x2m untuk 5-7 orang dewasa. Kebayang kan, bagaimana orang yang masuk ke situ harus meringkuk, tertusuk kawat berhari-hari bahkan mungkin berminggu-minggu? Biadab banget!

Museum ini dihalaman depannya juga memajang beberapa kendaraan perang milik Amerika yang berhasil direbut Vietnam. Foto-foto bukti kekejaman Amerika diabadikan di bagian tengah museum yang terdiri dari 3 lantai. Karena kelelahan dan tidak kuat melihat foto-foto sadis itu, saya memilih duduk saja di lantai satu. Ayah dan adik-adiknya sempat mengikuti Zi sebentar, tapi kemudian sama seperti saya, mereka pun akhirnya menunggu di bawah karena kelelahan. Bermodalkan HT, kamera saku dan notes, Zi jalan-jalan sendiri sampai ke lantai 3 :)

Central Post Office
Dibangun pada awal abad ke 20, Kantor Pos ini memiliki gaya arsitektur gothic. Arsitek yang mendesain dan membangun salah satu gedung kebanggaan Vietnam ini adalah Gustave Eiffel. Ada pusat informasi bagi turis di dalamnya yang menyediakan peta Vietnam gratis. Kalau ingin membeli kaos untuk oleh-oleh, ada toko souvenir yang menjual kaos dengan kualitas bagus sesuai dengan harganya yang lumayan mahal.

Notre-Dame
atau Saigon Notre-Dame Basilica adalah gereja yang dibangun oleh koloni Perancis antara tahun 1863 dan 1880. Terletak tepat di seberang Central Post Office, gereja ini memiliki sepasang menara lonceng dengan ketinggian 58 meter.

Cu chi tunnel
Ada beberapa paket wisata yang ditawarkan agen perjalanan di sekitar hotel tempat kami menginap. Tapi setelah membandingkan harga, tur yang ditawarkan di brosur yang ada di lobby hotel, jauh lebih murah. Ada paket seharian (dari pagi sampai sore) atau paket setengah hari (dari pagi hingga siang) ke Cu Chi (baca: ku ci) Tunnel atau menyusuri Sungai Mekong. Karena waktu terbatas, akhirnya kami putuskan untuk mengambil paket wisata ke Cu Chi Tunnel setengah hari.

Terowongan Cu Chi adalah jaringan rumit yang saling berhubungan di bawah tanah, yang berlokasi di Cu Chi district, HCMC. Terowongan ini juga merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar lagi dari terowongan-terowongan yang ada di seluruh negara ini.

Pada waktu Perang Vietnam, terowongan ini menjadi markas operasional Viet Cong (tentara Vietnam) selain sebagai tempat persembunyian pada saat pertempuran. Dibuat di dalam tanah yang keras berbatu, terowongan-terowongan ini berukuran sangat kecil tetapi memiliki ruangan-ruangan berventilasi udara yang berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah sakit, dapur bahkan pabrik senjata.

Bagian paling menarik dari paket wisata ke Cu Chi Tunnel ini adalah kesempatan untuk masuk ke dalam terowongan yang masih dalam bentuk aslinya (super duper sempit, yang berbadan besar harap sadar diri ya?), menyusuri terowongan dari satu ujung ke ujung lainnya yang bisa bikin parno sebagian orang (termasuk saya) dan menembak menggunakan senjata AK 47. Benar-benar pengalaman tak terlupakan!

-------Bersambung--------


Powered by Telkomsel BlackBerry®

[Caper] Ho Chi Minh City (2)

Awal Juli kemarin, kami sekeluarga berlibur ke Ho Chi Minh City, Vietnam. Berikut catatan perjalanannya.


HCMC PARIS-NYA ASIA

Ho Chi Minh City (HCMC) ketika masih menjadi ibukota Vietnam Selatan dikenal dengan nama Saigon. Sebagai kota terbesar di Vietnam, HCMC banyak dipengaruhi oleh budaya Perancis, bangsa yang menjajahnya pada tahun 1858-1887, utamanya terlihat pada arsitektur gedung-gedung tuanya. Hal ini yang membuat HCMC dijuluki Paris-nya Asia. Saat Vietnam (utara dan selatan) bersatu pada tahun 1976, beberapa provinsi yang berdekatan dengan Saigon disatukan dan diberi nama Ho Chi Minh (diambil dari nama mantan pemimpin komunis Vietnam).

Sebagai tempat tujuan wisata, HCMC sangat menarik, terutama bagi mereka yang suka dengan sejarah atau museum. Untuk bisa puas menjelajahi HCMC setidaknya dibutuhkan minimal 4 hari. Harga-harga di sana juga sangat murah, sebagian malah lebih murah dari Indonesia. Walaupun menggunakan mata uang Vietnam Dong (VND), tetapi US$ sangat diterima di sana. Jangan beli VND di Jakarta. Bawa saja US$ yang sudah lusuh (di agen valas biasanya dijual lebih murah daripada yang licin mengkilap) dan dalam pecahan kecil untuk ditukar sesuai kebutuhan selama di sana.


AKOMODASI

Untuk akomodasi, tersedia dari kelas back packer seperti yang banyak terdapat di jalan Bui Vien, sampai yang kelas atas seperti Sheraton juga ada. Bila mencari hotel murah untuk keluarga yang membawa anak-anak di bawah 12 tahun, hotel-hotel di Jalan Pham Ngu Lao cukup layak karena berada di lingkungan yang tidak terlalu ramai tapi tetap dekat kemana-mana. Hotel-hotel di Jalan Bui Vien lebih cocok untuk mereka yang tidak membawa anak kecil. Berada di jalan raya yang ramai dan suara hingar bingar musik dari diskotik terdekat bisa mengganggu kenyamanan tidur anda.

Salah satu hotel yang paling banyak direkomendasikan di Trip Advisor adalah Bich Duyen (baca: bich duwin), hotel kecil berkamar 15. Harga kamarnya sekitar Rp.800rban (untuk 3 malam) sudah termasuk sarapan. Para staf-nya ramah, dan lokasinya yang dikelilingi banyak money changer, agen perjalanan, restoran dan pertokoan. Selain itu, hotel ini juga menyediakan jasa pencucian pakaian (dihitung per kilo). Lumayan, tidak membawa banyak baju kotor sebagai oleh-oleh :D Tapi tidak disarankan membawa koper besar ke hotel ini, karena tidak ada lift. Bila mendapat kamar di lantai 5, siapkan betis ya :p


MAKANAN HALAL

Di sekitar Jalan Pham Ngu Lao dan Bui Vien ada beberapa restoran halal di sekitar hotel. Dari VN Halal di Jalan Le Loi, sampai kebab, restoran Mumtaz dan New Delhi di Jalan Bui Vien.

Bila ingin mencari makanan halal yang banyak pilihan, datang saja ke Jalan Dong Du. Di sana ada Masjid Jamek, gedung berwarna biru yang disekitarnya banyak terdapat restoran halal. Ada restoran Halal @ Saigon, D'Nyonya, Bombay sampai yang di gerobak pun ada (pada hari dan jam-tertentu bukanya). Mesjid ini terletak tidak jauh dari Hotel Sheraton. Jangan lupa untuk mencoba Pho Bo (baca: fa bo) atau mie daging sapi khas Vietnam.

Sedangkan bila ingin sekedar minum kopi bisa mampir ke Trung Nguyen Cafe yang menyediakan es kopi susu khas Vietnam. Jangan kuatir, cafe ini produknya sudah ada label halalnya. Untuk oleh-oleh juga bisa beli di sini kopi bubuk maupun instan merk Trung Nguyen yang terkenal itu beserta alat saringannya . Tapi kopi merk ini juga bisa dibeli di semua supermarket di Vietnam. Saran saya, untuk anak-anak, cobain jus buah atau smoothies-nya. Segaaaaarr sekali. Highly recommended!


TRANSPORTASI

Karena obyek-obyek wisata sebagian besar letaknya berdekatan, berjalan kaki mungkin lebih efisien dan ekonomis sekaligus menyehatkan. Ada banyak taman-taman umum yang bisa digunakan sebagai tempat beristirahat sejenak bila lelah berjalan. Pepohonan yang rindang juga membuat udara HCMC tidak berdebu seperti di Jakarta walaupun banyak sekali motor.

Dengan jumlah sepeda motor yang mencapai 45 juta unit di seluruh Vietnam, berjalan kaki di HCMC harus selalu waspada, terutama saat menyeberang jalan. Beberapa penyebrangan menyediakan lampu tanda untuk penyebrang jalan, tapi kebanyakan sih tidak ada. Jadi harus selalu melihat ke arah datangnya kendaraan. Harus diingat, di Vietnam pengemudi berada di sebelah kiri, kebalikan dari Indonesia.

Bila harus naik taxi, pilih saja taxi Vinasun yang selalu memakai argo. Jangan lupa untuk selalu membawa tulisan dalam bahasa Vietnam untuk nama-nama tempat yang dituju karena tidak semua orang lokal bisa berbahasa Inggris. Sedangkan untuk pengantaran/penjemputan dari dan ke airport juga bisa dipesan di hotel. Hanya VND150.000 dari airport ke hotel dan VND100.000 dari hotel ke airport, ada selisihnya karena kalau menjemput dari airport ada biaya yang harus dibayar di pintu keluarnya.

-------Bersambung--------


Powered by Telkomsel BlackBerry®