[Resep] Makaroni Kukus

Waktu pasang pp foto makaroni kukus yang baru dimasak, beberapa teman langsung minta resepnya. Sebenarnya, membuat Makaroni Kukus ini gampang banget. Bahan-bahannya pun tidak banyak. Kalau disimpan di kulkas, bisa tahan seminggu. Dikukus hanya kalau mau dimakan.

Biasanya saya bikin ini Minggu malam. Jadi sebagian untuk makan malam, sebagian lagi untuk 3pzh bawa sebagai bekal di sekolah keesokan harinya.

Kalau tidak mau pakai corned kalengan, pakai daging giling segar juga bisa. Tergantung selera saja. Begitu juga dengan bumbu bolognaise-nya. Kalau rajin, bikin aja dari campuran puree tomat/tomat pasta, potongan tomat segar ditambah beberapa bumbu lainnya. Tapi berhubung ini adalah resep andalan saya saat malas masak (kapan siiih gak malasnya??? Hihihi), pakai yang sudah jadi aja ya? ;)



Bahan-bahan:

500g makaroni
1 kaleng corned
3-4 butir telur
1/2 butir bawang bombay dirajang halus
2 siung bawang putih dirajang halus
500ml susu (pasteurisasi/uht)
1 kotak keju cheddar diparut
2 sdm mentega untuk menumis
garam dan lada secukupnya
2 sdm minyak goreng

Cara membuat:

1. Didihkan air, minyak goreng dan 1 sdm garam. Masukkan makaroni, rebus sampai 1/2 matang. Tiriskan. Sisihkan

2. Tumis bawang bombay dan bawang putih dengan mentega sampai harum. Kecilkan apinya

3. Masukkan corned, aduk rata. Lalu berturut-turut masukkan makaroni, susu, keju, garam dan lada. Aduk sampai semuanya tercampur rata. Matikan api.

4. Kocok telur, tuang ke dalam makaroni dkk yang masih didalam panci tadi.

5. Tempatkan makaroni ke dalam mangkuk tahan panas atau wadah alumunium foil.

6. Kalau mau dimakan, kukus sekitar 15 menit, Makaroni Kukus siap disantap. Bila mau disimpan, tidak perlu dikukus. Tunggu sampai tidak hangat, masukkan kulkas jangan lupa ditutup atasnya atau dimasukkan ke wadah bertutup.

7. Di makan dengan saus sambal selagi hangat lebih nikmat.

Selamat mencoba.

La Tahzan

Air mata terus turun membasahi pipinya. Sajadah tempatnya bersujud, sudah basah dari tadi. Allah... Allah... Ikhlaskan aku, sabarkan aku, kuatkan aku... doanya dalam isak perlahan.

Beberapa hari belakangan ini, hidupnya terasa sangat berat dijalani. Menangis bahkan menjadi semacam kebiasaan. Tiada hari tanpa menangis. Hatinya terasa seperti dicubit-cubit setiap mengingat perlakuan tidak adil yang diterimanya.

Cobaan semakin terasa berat saat orang-orang disekelilingnya yang mengetahui bahwa dia di dzalimi, diam seribu bahasa. Mereka pura-pura tidak mendengar, pura-pura tidak melihat.

Doa-doanya semakin panjang di akhir shalat. Sampai pada suatu hari, dia berpikir: belakangan ini dia banyak menangis, mungkin karena Allah sedang menyiapkan sesuatu untuk membuatnya tersenyum.

Bukan kah dalam surat Alam Nasyroh, Allah berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

Allah sudah menjanjikan itu (sesudah kesulitan ada kemudahan). Apa masih ragu dengan janji-Nya? Perlahan, sebuah keyakinan menyelusup dalam hatinya. Bersabar. Itu yang harus dilakukannya sekarang. Allah tak pernah ingkar janji.

Diusapnya air mata yang membasahi pipinya. Tapi kali ini dengan senyum tersungging di bibir. La Tahzan. Innallaha Ma'ana. Jangan bersedih. Karena sesungguhnya Allah bersama kita.






Catatan:
Kutulis ini untuk seorang teman yang sedang bersedih. Semoga badai cepat berlalu.