Gadget Untuk Anak

Jaman sekarang anak-anak kecil sudah canggih banget mainin gadget. Mulai dari smart phones sampai laptop. Dikasih megang sebentar saja, mereka sudah bisa tuh mengutak-ngatiknya. Dari merubah setting-an sampai mainin games-nya.

Akses internet juga semakin mudah. Tidak sedikit anak usia SD diijinkan orangtuanya memiliki smart phone lengkap dengan paket browsing internet-nya. Ini membuat mereka dengan mudah melihat berita/gambar yang belum pantas mereka tahu.

Alasan orangtua memberikan gadget ke anak, bermacam-macam. Supaya anak bisa anteng, duduk manis saja, jadi jaganya gampang. Kasihan sudah capek les, masa anak gak boleh main game? Atau, supaya lebih mudah komunikasi dengan orangtua yang di kantor sampai malam.

Anak-anak memang suka pecicilan, mengeksplor kesana kemari. Mana mungkin mengharapkan mereka duduk manis berjam-jam? Memangnya buku bukan hiburan? Daripada membiarkan anak-anak main game atau nonton tv berjam-jam, apa tidak lebih baik mereka membaca buku yang isinya bisa kita pilihkan yang sesuai dengan umurnya? Kalau hanya untuk komunikasi, hp biasa tidak cukup? Kenapa harus dikasih smartphone plus akses internet?

Mudah-mudahan banyak orangtua yang menyadari, tidak semua game bagus untuk anak. Ada game tentang kekerasan dan kriminalitas seperti mencuri mobil dan membunuh. Coba cek gadget anak anda, adakah games semacam itu disitu?

Pernah dengar game GTA? Grand Auto Theft. Game ini sudah banyak ditiru penggunanya di dunia nyata sehingga memakan korban jiwa. Awalnya main game saja, tapi kemudian terinspirasi untuk melakukannya secara nyata. Karena sepertinya mudah dilakukan. Lupa kalau di dunia nyata, ada konsekuensi hukum yang nyata juga.

Sementara untuk handphone, kalau alasannya untuk komunikasi, bisa kok diberikan yang sederhana saja, yang cuma bisa telpon dan sms. Tidak perlu dikasih yang terlalu canggih. Akses internet bila diberikan kepada anak-anak, perlu disertai pengawasan. Jadi kalau orangtua tidak bisa mengawasi saat pemakaiannya, sebaiknya jangan diberikan.

Saya sih tidak anti gadget. Untuk hiburan sesekali, boleh lah. Tapi kalau sampai bepergian dengan keluarga atau teman pun mata tidak lepas dari gadget, bagaimana dengan kemampuan bersosialisasinya?

Untuk 3pzh, main game hanya boleh wiken atau saat libur sekolah. Sehari tidak lebih dari 2 jam. Jenis game-nya, saya dan ayahnya yang download. Begitu juga dengan TV. Hanya boleh VCD di saat wiken dan liburan sekolah.

Untuk HP, mulai SD mereka dipinjamkan saat ada les supaya bisa menghubungi saya untuk minta dijemput atau saat pergi ke tempat keramaian (seperti mal, pameran buku dll) untuk jaga-jaga bila tersesat. Diluar itu, mereka tidak boleh pegang. Itu berlaku sampai kelas 5 SD. Sekarang zi yang SMP kelas 1 punya smartphone yang hanya boleh dipakainya sepulang sekolah. Ke sekolah zi cukup membawa hp CDMA yang cuma bisa telpon dan sms.

Untuk pemakaian PC atau laptop pun, zi pasti minta ijin dulu ke saya atau ayahnya. PC karena terletak di kamarnya, tidak diberikan akses internet. Bila ingin menggunakannya, zi diminta untuk membuka pintu kamarnya, tidak tertutup apalagi terkunci. Sedangkan kalau laptop dan wifi, zi menggunakannya di ruang tamu dekat kamar saya dan ayahnya.

Karena mereka sudah mendapat penjelasan sebelum kebijakan ini diterapkan, mereka tidak protes. Mereka tahu, melanggar peraturan yang sudah disepakati bersama berkonsekuensi pada hilangnya hak mereka. Misalnya, melanggar jam pemakaian gadget, maka hak mereka bermain gadget pada kesempatan berikutnya ditiadakan. Nekat main game di hari sekolah, berarti wiken mereka tidak boleh memainkannya.

Dalam hal menerapkan peraturan, saya dan hubby sangat tegas dan konsisten. Tidak masalah dianggap raja tega, yang penting anak paham dalam hidup ini ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi. Setiap pelanggaran pasti ada konsekuensinya.

Sering mengajak 3pzh di setiap kegiatan yang saya ikuti, sering membuahkan pertanyaan dari orang-orang, kok anaknya bisa gak rewel ya? Kok bisa berbaur ya, gak nempel terus sama bundanya?

Saat bertemu orang, saya jarang membawa gadget walau membawa anak-anak. Jadi 3pzh terbiasa mencari kegiatan selama menunggu saya. Kalau di Yayasan Sayap Ibu Bintaro misalnya, zi memotret dan mengamati, zu bermain dengan anak-anak YSI dan za kadang mengikuti saya, kadang asyik bermain dengan yang lain. Coba bandingkan kalau saya bawa gadget. Mereka akan sibuk main games dan melupakan keadaan sekelilingnya. Benar, gak?

Bijaklah saat memberikan gadget pada anak-anak. Tidak perlu takut anak jadi kuper karena jarang memainkan gadget. Membaca buku, bermain dengan teman sebaya atau menjelajah lingkungan di sekitarnya juga tidak kalah mengasyikkan kok. Jangan harapkan mereka duduk manis setiap saat cuma karena anda malas mendampinginya bermain. Itu orangtua yang egois dan pemalas namanya.

#JejakPulau NTT 2014 #gerakanBerbagi

Ditulis oleh: Ina Madjihan




Kawan2, #gerakanBERBAGI  berniat kembali ke Ende, Flores 18 September 2014. Seperti kawan ketahui dari hasil perjalanan #JejakPulau NTT bulan Mei 2014 kemarin, masih banyak yang bisa kita lakukan untuk membantu anak-anak di sana. Terutama sekali diperlukannya sepatu sekolah untuk mereka.

Agar seragam, kami berniat membelikan mereka sepatu yang sama. Untuk satu sepatu beserta ongkos kirim ke Desa Rogaria yang medannya sangatlah berat,   diperlukan setidaknya Rp.150.000/sepatu.

Niatnya tetap kita lakukan penyuluhan kesehatan umum dan gigi lagi, tapi tentu saja semua tergantung dana yang terkumpul.

Semoga kawan2 tidak bosan dengan ajakan kami melakukan kebaikan. Kami sangat menghargai berapapun bantuan kawan semua.

Silakan bantu melalui Bank Permata cab Menara FIF a/n Perkumpulan Gerakan Berbagi 1219621600 dengan pesan #JejakPulau.

Konfirmasi ke ina911@me.com bisa whatsapp di 087880360060 atau langsung telp di 081299330009.


Sekilas Mengenai #gerakanBERBAGI 

Kegiatan GerakanBerbagi dimulai sejak Mei 2010 oleh Amalia Medina Madjidhan (Ina Madjidhan). Di awali dengan kegiatan sederhana berupa membagikan nasi bungkus kepada kaum dhuafa di lingkungan nya pada tiap hari jumat. Seiring berjalannya waktu, semangat nilai luhur tersebut di dukung oleh teman teman yang mempunyai jiwa empati tinggi hingga sekarang menjadi suatu gerakan sosial berskala nasional.

LEGALITAS

GerakanBerbagi merupakan suatu organisasi yang terdaftar dalam Dinas Sosial sebagai Yayasan/Organisasi Perkumpulan GerakanBerbagi no. 013.12410.28, tanda daftar perkumpulan sosial no. 012.31.74.06.1005.03, yang bersekretariat di Jl. Fatmawati No.55a – Jakarta Selatan.


www.inawiro.com
www.gerakanberbagi.com (under maintenance)