Tahun 2009 Penuh Kenangan

Waaaakkss.... sebentar lagi tahun 2010.... Wew... tidak terasa ya... cepatnya waktu berlalu. Sekarang, rasanya 24 jam sehari itu tidak cukup. Satu-satunya yang masih terasa lama, hanya saat menunggu hari gajian (dalam kasus saya, menunggu hari gajian hubby) :P
Dari semua yang saya alami sepanjang tahun 2009 ini, ada beberapa kejadian yang menurut saya dapat diberi predikat 'paling'. Paling menyedihkan, paling disesali, paling menyenangkan, dan paling disyukuri.
Paling menyedihkan, adalah ketika saya bersitegang dengan ibu. Kejadiannya bulan Januari, menjelang pernikahan adik perempuan saya. Waktu itu, saya menjadi penengah antara ibu dengan adik dan ibu dengan ayah kandung saya. Ibu menuduh saya mengkhianatinya. Tuduhan yang sebenarnya sudah sangat basi dan sudah pernah terbukti, bukan saya pelakunya. Kalau dulu saya selalu diam dengan alasan tidak mau membuka aib orang, kali ini kesabaran saya sudah habis karena Ibu malah membela pelakunya, setelah tahu itu bukan saya. Ditambah lagi kali ini ibu menuduh saya lebih memihak ke ayah karena saya melarangnya ikut saat adik saya akan mendatangi rumah ayah untuk meminta ijinnya. Padahal larangan itu saya sampaikan karena ada penolakan dari ayah saya.
Tidak kuat menahan emosi, saya sampai menangis di telpon karena ibu tidak mau mendengarkan penjelasan saya. Hubungan telpon baru terputus saat batere handphone saya habis. Sejak itulah ibu menutup pintu rumahnya bagi kami sekeluarga .... hiks hiks.. :(
Paling disesali adalah saat saya membalas perlakuan jahat seseorang kepada saya. Temporarily insanity, itu alibi terbaik saya :P Entah kenapa siang itu saya begitu emosi. Mungkin karena malamnya kurang tidur, mungkin karena naluri keibuan saya yang membuat saya over protective kepada anak-anak saya. Sungguh, sampai sekarang saya masih tidak tahu kenapa saya bisa begitu. Biasanya, bila saya dijahatin orang, saya paling hanya ngedumel saja. Bukan karena takut, tapi lebih karena tidak mau memperpanjang masalah.
Kali ini berbeda. Begitu saya dijahatin, reflek saya membalas. Anehnya, setelah itu saya sama sekali tidak merasakan puas, lega atau pun senang melihat orang itu merasakan balasan dari saya. Saya malah ingin menolongnya dan ada perasaan sesal yang mendalam di dada ini. Terdengar lebay, ya? Tapi sungguh, saya benar-benar menyesal melakukannya. Sejak saat itu saya berjanji, saya tidak akan pernah lagi berusaha membalas kejahatan orang lain ke saya. Biarlah Tuhan yang menyadarkan orang itu akan kesalahannya.
Paling menyenangkan adalah saat-saat saya berlibur dengan keluarga. Tahun ini, kami alhamdulillah dapat berlibur beberapa kali. Segala repot dan lelah yang saya rasakan, hilang dalam sekejap saat mendengar anak-anak bercerita dengan semangat tentang pengalaman liburan mereka yang menyenangkan.
Saya memang hobi jalan-jalan. Apalagi wisata kuliner. Tapi kalau menuruti keinginan hati, rasanya berlibur ke luar kota belum menjadi prioritas karena si bungsu yang masih bayi. Namun masa kanak-kanak hanya sekali seumur hidup. Si abang dan si kakak yang sudah agak besar, berhak mendapatkan liburan yang menyenangkan setelah sehari-hari berkutat dengan pelajaran sekolah. Walaupun liburan tidak selalu berarti menginap ke luar kota. Itulah sebabnya, setiap ada kesempatan berlibur, pasti tidak akan saya tolak. Walaupun itu berarti maraton mencuci dan menyetrika selama seminggu sebelum dan sesudah liburan, menggendong si bungsu kemana-mana selama perjalanan dan segala kerepotan menangani 3 anak kecil, semuanya saya lakukan dengan senang hati. Karena semua itu tidak ada artinya dibandingkan dengan pengalaman yang nantinya akan diperoleh anak-anak selama liburan.
Paling disyukuri selama tahun 2009 ini adalah semua yang telah Allah SWT berikan kepada saya dan keluarga kecil (anak 3 apa masih bisa dibilang kecil? :P ) kami, baik berupa berkah, rezeki, maupun cobaan. Semua itu menjadikan kami semakin dekat satu sama lain dan semakin bersyukur.
Diberikan pasangan hidup yang baik, sabar dan bertanggung jawab serta dipercayakan menjadi bunda dari 3 orang anak yang pintar, lucu dan baik merupakan anugrah tidak terhingga dari Allah SWT. Mereka membuat hidup saya jadi komplit dan berarti karena saya merasa kehadiran saya dibutuhkan.
Sebuah kejutan manis datang di ujung tahun, saat Tuhan mengirimkan teman-teman yang baik dan tidak suka menghakimi, walau kami datang dari berbagai etnis, agama dan latar belakang yang berbeda. Ada teman-teman baru, ada juga teman-teman lama yang kembali menyambung tali silaturahim. Teman-teman yang bisa membuat saya tertawa lepas tanpa harus merasa risih karena bercanda yang dibatasi. Semoga persahabatan kita ini bisa awet sampai tahun-tahun mendatang ya, temans.....*big hug*.
Secara keseluruhan, tahun 2009 ini bagi saya seperti nano-nano yang ramai rasanya. Ada kesedihan, tapi juga ada kebahagiaan. Ada yang disesali, tapi juga ada yang disyukuri. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mensyukuri apa yang sudah kita punya, bukannya sibuk berhitung apa yang kita tidak punya.
Harapan saya, semoga di tahun yang baru, saya tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan saya di tahun 2009 ini dan saya dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Amiin ya Rabb... :)

To My Mom

Mother's Day is coming.
And I feel the wound in my heart bleeds once again.
The day reminds me of how unfortunate I am to have an unloving mother.
I don't know which one is worse: loosing a loving mother or having an unloving one.
She's there, but I can't touch her, hug her, love her.
All I can do is sending my prayers for her.
Wishing her well.
I always try to understand her, no matter how difficult it is.
Keep telling myself that she actually loves me,
just doesn't know how to do it properly.
But it becomes more difficult to convince myself,
when my little ones asked me: why doesn't she let us in her house?
Why doesn't she come to visit us?
Never think she's a completely bad mother.
I know she's a tough one. I'm so proud of her.
At 30, she moved out of town with her 3 kids after the divorce.
She provided us with the roof over our heads, the meals on the table,
the clothes we wore and the education we needed.
She provided us EVERYTHING but LOVE.
If I can talk to her now,
I don't want to ask her whether she loves me or not.
I just want to say,
Mom, let's start over.
Forgive all the pains we made to each other.
I love you, Mom.
Happy Mother's Day