Setelah Sidang MK



Sidang MK tinggal menunggu pengumuman. Di twitland, para netizen 01 atau pun 02 banyak yang menyatakan akan golput di Pemilu berikutnya bila jagoan mereka dinyatakan kalah.

Beberapa tahun lalu, mungkin saya pun akan melakukan hal yang sama. Kekecewaan pada sistem yang tidak transparan dan jujur memang sering membuat gundah.

Untuk apa ikut Pemilu kalau yang curang bisa menang? Buang-buang uang negara saja. Mending dipakai buat lunasin hutang BPJS atau membantu korban bencana di daerah.

Setiap suara yang memilih dalam Pemilu itu berharga. Mau pilih si A atau si B, ya jangan diubah seenaknya.

Menang atau kalah itu hal biasa dalam sebuah kompetisi. Tapi penyelenggara dan pesertanya harus jujur dan pengawasnya harus adil. Tidak boleh ada kecurangan. Harus ada sanksi bagi pihak yang curang.

Karena merasa dicurangi, orang pun jadi bersikap apatis. Buat apa ikut Pemilu lagi? Nanti dicurangi lagi. Satu hari mendingan buat liburan atau istirahat di rumah. Siapa pun yang menang, kan tidak ada pengaruh langsung ke hidup gue?

Mungkin begitu isi pikiran mereka yang memilih untuk golput itu.

Tapi bagi saya, Pemilu berikutnya PANTANG GOLPUT. Kenapa? Karena memberikan suara saya adalah hal terkecil dan termudah yang bisa saya lakukan untuk perubahan yang lebih baik di negara tercinta ini.

Bagaimana kalau dicurangi lagi? Ya berjuang lagi. Tidak capek? Pastilah. Tapi niatkan karena Allah. Insya Allah menjalaninya lebih ringan kalau niatnya mencari ridho Allah.

Menang atau kalah itu bukan tujuan. Tujuannya adalah memperjuangkan suara yang sudah diberikan saat Pemilu.

Jadi mau menang atau pun kalah hasil sidang MK nanti, teruslah berusaha dan berjuang demi Indonesia yang lebih baik. Berpengaruh atau pun tidak antara yang diusahakan dengan hasil yang diharapkan, tidak masalah. Malaikat sudah mencatatnya.