Investasi, Mulai Darimana?

Sumber: http://bit.ly/16fhM79


Ini merupakan hutang tulisan pada teman-teman yang minta dijelasin tentang investasi. Saya bahas dari awal agar tidak membingungkan. Jadi bagi yang sudah pernah baca disini, mohon maaf ya.

Apa itu investasi? Investasi adalah cara untuk membuat dana yang kita miliki menjadi lebih banyak sehingga tujuan keuangan kita tercapai dengan menggunakan berbagai instrumen/produk investasi.

Contoh tujuan keuangan: beli properti, biaya anak masuk sekolah (SD/SMP/SMA/kuliah), pergi haji, umroh, liburan, dan masih banyak lagi. Instrumen/produk investasi, diantaranya: reksadana, saham, tanah/properti, bisnis atau logam mulia.

Agar dapat memilih produk investasi yang tepat, cari tahu dulu, anda termasuk tipe investor yang bagaimana. Apakah anda investor konservatif, moderat atau agresif?

Investor konservatif cenderung menghindari resiko. Tidak masalah hasil investasinya kecil, yang penting uangnya aman. Tipe ini lebih menyukai menyimpan uangnya di tabungan, deposito, tanah/properti atau emas/logam mulia.

Kalau investor moderat, bersedia menerima sedikit resiko demi mendapatkan hasil investasi yang lumayan. Tipe ini biasanya memilih reksadana atau menjadi penanam modal di suatu bisnis (sebagai silent partner saja).

Sedangkan investor agresif, siap menerima resiko besar demi hasil investasi yang besar juga. Produk investasi pilihannya biasanya adalah saham atau membuka bisnis sendiri.

Dalam menentukan produk investasi juga penting memperhatikan jangka waktu dari tujuan keuangan yang ingin dicapai. Tujuan keuangan dibagi dalam 3 jangka waktu: pendek (dibawah 3 tahun), menengah (3-5 tahun) dan panjang (diatas 5 tahun).

Untuk jangka pendek, produk investasi yang dapat dipilih adalah: deposito, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap

Sedangkan untuk jangka menengah, produk investasinya adalah: emas, reksadana campuran

Produk investasi untuk jangka panjang, yaitu: emas, tanah/properti, reksadana saham, saham atau bisnis.

Kok tidak ada unitlink? Karena unitlink itu memadukan antara asuransi (perlindungan/proteksi) dengan investasi, yang seharuskan dipisah agar hasilnya lebih optimal. Lebih jelasnya bisa dibaca disini http://bit.ly/wBolK0

Kesimpulannya, sebelum investasi tentukan dulu:
1. Anda tipe investor yang bagaimana: konservatif, moderat atau agresif?
2. Tujuan keuangan apa yang mau dicapai?
3. Tujuan keuangan anda termasuk jangka pendek, menengah atau panjang?

Sampai disini dulu ya, bahasannya. Posting berikutnya kita bahas reksadana.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

No TV

"Anak-anak pada kemana? Sudah tidur?" tanya tamu yang berkunjung jam 8 malam itu. "Sudah siap-siap tidur," jawab saya. "Sepi," katanya lagi sambil melirik layar tv yang gelap. "Kan disini memang tidak nonton tv, selain untuk nonton bola dan vcd," ujar saya lagi. "Haaah? Kok bisa sih ga nonton tv??" wajah si tamu terlihat antara bingung dan tidak percaya.

Reaksi seperti itu sudah sering saya lihat setiap kali menjelaskan tentang peraturan tanpa tv (no tv rule) yang diterapkan di rumah. TV sudah menjadi hiburan murah bagi semua orang. Walau acaranya sering kali tidak sesuai dengan umur pemirsanya dan cerita sinetron-sinetronnya juga dangkal dan tidak mendidik, tv lazim dinyalakan lebih dari 10 jam sehari.

Dulu, sewaktu hanya baru ada zi, saya masih menonton tv. Saya selalu menemani zi saat menonton dan sengaja dipilihkan yang bahasanya tidak kasar (seperti teletubbies, blue dan sejenisnya). Ditemani, agar bila sewaktu-waktu ada yang ingin ditanyakan zi, saya selalu ada di sana untuk menjawabnya.

Tapi setelah ada zu, pekerjaan rumah semakin banyak, sehingga tidak memungkinkan saya untuk mendampingi mereka saat menonton tv. Sejak itulah tv berfungsi hanya untuk menonton vcd (di hari libur) dan pertandingan bola. Alhamdulillah, anak-anak juga tidak pernah mencuri-curi kesempatan menonton tv. Mereka tahu, bila hari libur pasti diperbolehkan menonton vcd.

Banyak kartun tv yang bahasanya tidak sesuai untuk anak-anak. Belum lagi iklan-iklannya. Saya pernah menyaksikan iklan dewasa dipasang di antara jam tayang sinetron prime time. Belum lagi artis-artis berpakaian seronok di acara komedi yang digemari pemirsa anak-anak hingga manula.

Selama ini, alhamdulillah belum ada sisi negatif yang kami rasakan dengan no tv rule ini. Sisi positifnya banyak. Diantaranya, anak-anak jadi lebih memilih membaca dan bermain daripada duduk di depan tv. Bahasa percakapan mereka sehari-hari juga lebih santun, tidak mengikuti sinetron yang banyak adegan marahnya. Sedangkan bagi saya sendiri, penyakit insomnia yang sudah menahun, bisa sembuh dengan sendirinya. Asyiknya lagi, saya terjauh dari dosa berghibah karena tidak menonton acara infotainment yang bertaburan di layar tv dari pagi hingga malam.

Tidak perlu takut ketinggalan berita bila tidak menonton tv. Berita masih bisa diperoleh dari berbagai media seperti koran, majalah, atau internet. Jadi, no tv, siapa takut?! ;)


Powered by Telkomsel BlackBerry®