Investasi Di Reksadana

Sumber: http://bit.ly/15fMC05


Setelah membaca "Investasi, Mulai Darimana?" sekarang diasumsikan anda sudah tahu 2 hal ini: termasuk tipe investor yang bagaimana dan tujuan keuangan yang ingin dicapai.

Oke, sekarang kita lanjut ke pembahasan "Investasi di Reksadana". Kenapa reksadana (RD) ? Karena dengan RD anda dapat memulai berinvestasi dengan dana mulai dari Rp.100ribu/bulan saja. Hasil investasi RD juga bisa lebih tinggi dari inflasi, tabungan atau deposito.

Apa itu reksadana? RD merupakan kumpulan dana masyarakat (yaitu kita-kita ini) yang dikelola manajer investasi (MI) untuk diinvestasikan ke dalam instrumen investasi di pasar modal. Instrumen investasi ini dapat berupa obligasi (surat hutang), saham, deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan lain-lain.

Apa bedanya RD dengan investasi saham? Kalau membeli saham, ada minimal pembelian, yaitu 1 lot ( = 500 lembar saham). Sedangkan bila RD, pembelian minimal biasanya berdasarkan nominal (Rp.100.000 misalnya) dan dinyatakan dalam satuan unit (1 unit misalnya).

Selain itu, dengan membeli RD kita dapat memiliki saham dari beberapa perusahaan karena dana kita digabungkan dengan dana orang lain yang juga membeli reksadana yang sama, tanpa terkena batasan minimal yang 1 lot tadi.

Tetapi, kita tidak dapat memilih saham apa saja yang akan kita beli, karena itu adalah tugas Manajer Investasi (MI). Berbeda dengan membeli saham langsung, kita yang tentukan saham mana yang akan kita pilih.

Jadi bila anda tidak mengerti saham atau baru sedikit belajar tentang investasi produk keuangan lainnya (obligasi dkk), RD adalah pilihan yang tepat. Karena tugas anda memilih instrumen investasi diambil alih oleh MI. Tidak perlu repot belajar Analisa Teknis atau Analisa Fundamental. Apalagi mantengin grafik pergerakan saham setiap hari. Cukup memilih MI yang terpercaya dengan track record yang baik.

Secara umum reksadana ada 4 macam, yaitu:
1. Reksadana Pasar Uang (RDPU)
RDPU untuk tujuan investasi jangka pendek 1-2th, karena hasilnya rata-rata lebih tinggi dari bunga deposito. RD ini menaruh dananya di deposito, SBI, atau surat hutang di bawah 1 tahun.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
RDPT untuk tujuan investasi jangka menengah 2-4th. RD ini menaruh dananya pada obligasi / surat utang, bisa SUN atau korporasi. Dibandingkan jenis RD lainnya, RDPT resikonya paling kecil.

3. Reksadana Campuran (RDC)
RDC untuk tujuan investasi jangka menengah 4-5 tahun. RD ini merupakan kombinasi antara obligasi dan saham.

4. Reksadana Saham (RDS)
RDS untuk tujuan investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun. RD ini menanamkan dananya pada saham-saham yang diperdagangkan di bursa. Dari sisi resiko, RDS paling tinggi resikonya.

Selain 4 kategori RD tersebut diatas, masih ada RD terproteksi, RD garansi, RD indeks dan ETF, tapi tidak akan saya bahas di sini.

Reksadana tidak dijamin siapapun kecuali RD tertentu (RD proteksi dan RD garansi). Berbeda dengan tabungan dan deposito yang dijamin oleh pemerintah.

Dalam memilih reksadana, yang perlu diperhatikan adalah:

1. Manajer Investasi-nya.
Apakah punya track record yang baik? Sudah berpengalaman atau belum mengelola dana masyarakat? Berapa dana kelolaannya? Manajer Investasi yg mengelola 1-5 trilyun per Reksadana patut dipertimbangkan.

Semakin banyak aset yang dikelola semakin baik, kecuali untuk RDPT. Tapi terlalu banyak aset dikelola juga bisa membuat reksadana lebih "keberatan badan" dalam pengelolaan.

Beberapa MI atau sekuritas yang ada di Indonesia adalah: Manulife, Schroders, Danareksa, Mandiri dan Samuel. Beberapa agen penjual reksadana, diantaranya: Bank Mandiri, bank Commonwealth dan bank HSBC. RD bisa dibeli langsung di MI-nya atau di agen penjualnya.


2. Fund fact sheet/prospektus-nya.
Ada 3 biaya yang harus diperhatikan: biaya subscribe, redeem, dan management fee. Jangan sampai biayanya terlalu besar, tidak sebanding dengan hasil yang diberikan. Membeli langsung ke MI tidak dikenai biaya tertentu. Tapi membeli di bank bisa mendapat lebih banyak pilihan produk RD. Bandingkan saja kekurangan dan kelebihan keduanya (antara MI dan bank).


3. Umur reksadana
Reksadana yang sudah lama tidak berarti jelek karena NAB nya sudah tinggi. Justru semakin lama umur reksadananya, semakin proven return-nya dalam jangka panjang. Tapi banyak juga yang memilih produk baru dengan alasan agar mendapat harga perdana yang Rp.1.000/unit. Tergantung tujuan masing-masing investor dalam memilihnya.


4. Kebijakan investasi dan faktor resiko
Bandingkan profil resiko anda (ingat: konservatif, moderat atau agresif) dan bandingkan dengan benchmark reksadananya. Pilih yang paling sesuai.

Benchmark saat ini untuk return Reksadana adalah:
* RDPU = 6-8%
* RDPT = 8-15%
* RDC = 12-20%
* RDS > 20%

Satuan reksadana adalah unit, jadi kalau kita membeli Reksadana akan mendapatkan "sekian" jumlah unit. Misal harga per unitnya Rp.1.000,- maka bila kita membeli reksadana Rp.100.000 akan mendapatkan 100 unit.

Harga dari Reksadana per unit dikenal dengan sebutan NAB/Nilai Aktiva Bersih. Bila ingin mengetahui NAB terkini dari reksadana anda, salah satunya bisa di cek di tabloid Kontan. Jadi misal anda beli produk perdana reksadana X dengan NAB Rp.1.000/unit beberapa bulan lalu. Lihat di koran, berapa NAB-nya saat ini. Kalau naik, berarti selisihnya (misal sekarang Rp.1.020/unit maka selisahnya adalah Rp.20/unit) dikalikan jumlah unit yang anda miliki, itulah nilai uang yang anda investasikan di RD tersebut, sekarang.

Bukti kepemilikan reksadana adalah surat konfirmasi/confirmation statement. Pembelian reksadana dapat dilakukan dengan cara: online (via atm/internet), direct debit, cicilan (instalment program) atau sekaligus (lump sum). Penarikan (redeem) RD bisa sewaktu-waktu, dan juga bisa dilakukan redeem sebagian. Misalkan anda punya 1500 unit, tapi hanya ingin me-redeem 500unit, bisa.

Walau sudah melakukan riset dalam memilih MI dan produk reksadana, harus diingat, hasil investasi yang di masa lampau tidak menjamin hasil investasi di masa yang akan datang. Berinvestasilah untuk jangka panjang dan sesuaikan reksadana yang anda pilih dengan tujuan keuangan anda.

Misalnya anda investasi Rp.100ribu/bulan selama 18 tahun di RDS yang retur rata-ratanya 25% per tahun, maka di akhir tahun ke 18 Anda akan mendapatkan 407 juta. Bila inflasi per tahun 10% maka uang Rp.407juta 18 tahun lagi 'hanya' bernilai 73 juta rupiah saja. Kok sedikit? Ya memang sedikit, wong yang anda investasikan juga sedikit, cuma Rp.100ribu/bulan. Biaya nge-mal anda sebulan saja berkali-kali lipat dari itu kan? :p


Tips:

1. Referensi bacaan:
- http://portalreksadana.com
- http://infovesta.com

2. Datangi MI/sekuritas/bank terdekat dengan rumah/kantor, mintalah informasi tentang pembukaan rekening reksadana dan daftar pilihan produknya.

3. Untuk mendisiplinkan diri atau mereka yang punya dana kecil tapi rutin, pilih instalment program, dimana rekening anda akan di debit langsung setiap bulan sejumlah yang anda sepakati (mulai dari Rp.100ribu/bulan).

4. Buat beberapa produk RD berbeda untuk beberapa tujuan keuangan sesuai jangka waktunya. Jadi bila punya 3 tujuan keuangan dengan jangka waktu berbeda, beli 3 produk. Kenapa? Supaya lebih optimal hasilnya.

Contoh: tujuan keuangannya 1,5 tahun lagi liburan main salju, 3 tahun lagi anak masuk SD dan 8 tahun lagi punya properti kedua. Beli RDPT untuk tujuan pertama, RDC untuk yang kedua dan RDS untuk yang ketiga.

5. Diversifikasi
Jangan taruh seluruh telur di dalam satu keranjang, ingat peraturan investasi yang ini? Tujuannya untuk meminimalisasikan resiko. Kalau saya, membeli produk reksadana pilihan dari beberapa MI. Jadi bila salah satu MI bermasalah, diharapkan produk dari MI lain tidak mengalami hal yang sama.

6. Tingkatkan jumlah investasi anda secara berkala bila ada peningkatan dalam jumlah penghasilan anda dan RD anda menunjukkan peningkatan return/hasil. Misal: kalau tahun pertama investasi RD anda Rp.100ribu/bulan, tahun kedua tingkatkan menjadi Rp.200ribu/bulan.

7. Redeem setidaknya setahun sebelum tujuan keuangan harus diwujudkan. Pasar selalu mengalami pasang surut, jangan sampai saat kita hendak redeem, pasar sedang redup. Bisa-bisa tujuan keuangan kita tidak tercapai. Jadi bila tujuan keuangannya 8 tahun lagi, redeem RD anda di tahun ke 6 atau 7 lalu alihkan ke produk investasi yang lebih aman, seperti deposito.

Setiap investasi pasti ada resikonya. Tapi resiko terbesar dari investasi adalah tidak berinvestasi. Jadi, tunggu apa lagi? ;)


Powered by Telkomsel BlackBerry®