Rumah Sains Ilma

Liburan sekolah kali ini, kami tidak bisa keluar kota karena hubby sedang tidak di Jakarta. Dan seperti biasa, bundanya mencari kegiatan liburan tanpa mal. Maunya sih, yang anak-anak bisa bermain sambil belajar. Nanya-nanya om gugel, ketemu beberapa alternatif kegiatan liburan.

Sebenarnya sudah lama ingin ke Rumah Sains Ilma. Sering baca liputan tentang mereka di media, dan kebetulan, mereka sering mengisi acara di sekolah. Zu dan za bilang, waktu itu diajarin bikin es krim. Sepertinya menyenangkan ya, belajar science (sains/Ilmu Pengetahuan Alam) dengan cara bermain dan bereksperimen.

Nanya denah lokasi ke om gugel, ternyata dekat rumah mertua di Pamulang. Walau belum pernah nyetir sendiri ke sana, yaaa pasrahkan saja pada mba gmaps. Insyaa Allah sampai :D

Menuju Rumah Sains Ilma, saya masuk tol JORR arah Serpong. Keluar di pintu tol Pamulang ada apartemen sedang dibangun, belok kiri. Sampai pertigaan, belok kiri arah jalan Ciater. Ikuti terus sampai ketemu bundaran besar, kemudian belok kanan ke arah jalan Pamulang 2 atau di belokan kedua dalam bundaran tersebut.

Ikuti jalan lurus terus, lalu belok kanan di jalan Benda Raya (Patokannya ada RM padang kecil penjual usus goreng). Di belokan kiri/pertigaan kedua, belok kiri. Ikuti jalan menuju TPU Parakan, tapi kalau sampai ke TPU tandanya sudah kelewatan.

Nanti ketemu Mushala Al Barkah, masih lurus terus ikuti jalan beraspal, melewati bangunan SD di sebelah kiri jalan. Lalu lurus lagi sampai di sebelah kanan jalan ada Mushala Nurul Badri. Setelahnya ada tanah kosong, lalu jalan kecil bernama jalan Resin Anen dan taraaaaa maka ketemulah Rumah Sains Ilma. Bangunan 2 lantai bercat abu-abu kuning/hijau muda dengan halaman yang rimbun. Parkir mobil bisa di tanah kosong tadi atau di halaman kalau masih ada tempat.

Untuk mengikuti kegiatan di Rumah Sains Ilma ini, peserta diharapkan mendaftar lebih dulu melalui telpon. Hal ini untuk mengantisipasi jumlah peserta setiap harinya dengan jumlah bahan serta peralatan yang harus disiapkan panitia.

Seperti hari ini, 28 Desember 2015, pesertanya mencapai lebih dari 70 orang. Kelompok pun dibagi 2: TK dan SD. Karena temanya World Wide Wet pastinya ada basah-basahan dong. Jadi harus siap dengan pakaian ganti dan sebaiknya memakai sendal bukan sepatu berbahan kain/kulit.

Dengan biaya Rp.125.000/anak, sudah termasuk makan siang (menunya ayam kremes), peserta dapat melakukan percobaan hands on science, science show, edible science dan art science dari jam 9 pagi sampai jam 2 sore.

Hands on science meliputi kegiatan membuat air mancur CO2, gunung berapi dalam laut dan kapal selam vertikal. Untuk science show peserta melakukan eksperimen gelas tak bisa penuh, sulap air multiwarna dan roket air. Sedangkan di edible science peserta akan membuat es krim dan di art science mereka akan membuat akuarium botol.

Sebagian peralatan yang dibagikan saat kegiatan, boleh dibawa pulang dengan dilengkapi petunjuk cara menggunakannya. Jadi nanti di rumah, anak-anak bisa membuat kembali percobaan yang mereka lakukan di Rumah Sains Ilma. Bahan-bahan percobaan/eksperimen ini juga dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp.5.000 sampai Rp.35.000. Murmer kan? ;)

Jam 12 siang kegiatan dihentikan sejenak untuk istirahat makan siang. Kalau mau shalat dzuhur, dekat situ kan ada musholla. Atau bisa juga shalat di lantai 2. Kalau ingin makan siang dan tidak bawa bekal dari rumah, jalan kaki saja ke arah kanan (TPU Parakan) sekitar 2 menit, ada warung nasi sederhana.

Jam 13, acara dilanjutkan dengan permainan lempar bola. Kelompok yang paling banyak memasukkan bola air ke kotak yang disediakan, memenangkan hadiah dari Rumah Sains Ilma. Ternyata disinilah acara basah-basahan itu dimulai. Namanya anak-anak, kalau main air senang banget pastinya.

Selesai acara jam 14, anak-anak pun segera berganti pakaian sebelum masuk ke mobil. Mereka pulang membawa oleh-oleh beberapa peralatan eksperimen dan botol berisi ikan mas kecil.

Belum lagi mobil mulai melaju, zu tiba-tiba bilang, "Kapan-kapan ke sini lagi ya, bun" dan za pun nyeletuk, "Iya bun, seruuuu"


Alamat:

Rumah Sains Ilma
Jl TPU Parakan 148 Pamulang
Tangerang Selatan

Telp. 02174631039
085105042545

Tidak, Terima Kasih

Siang tadi saya sedang di sebuah bank untuk melakukan transfer. Sambil menunggu transaksi saya di proses Teller, Supervisor-nya nyamperin dari belakang counter. Berikut percakapan kami:

SB (Supervisor Bank): "Lagi renovasi apa bangun baru nih, bu?"
S (saya) "Renovasi"
SB: "Apa butuh bantuan pinjaman dana dari bank kami?"
S: "Tidak, terima kasih. Saya tidak suka hutang, bu"
SB: "Wah, kalau saya sih kebalikannya, hutang kan bikin semangat kerja karena dikejar due date"
S: "Kalau saya, hutang malah bikin tidur tidak nyenyak tuh. Yang bikin semangat kerja itu kalau nyicil investasi bukan hutang"

Pantang menyerah, si supervisor pun menawarkan produknya yang lain.... Jreeng jreeeeng...

SB: "Oooh kalau investasi kami juga punya bu yang syariah, ada proteksinya sekalian."
S: "Unitlink maksudnya? Tidak, terima kasih"
SB: "Kenapa bu, kan diinvestasikannya di reksadana syariah, otomatis saham-sahamnya juga yang syariah. Bukan saham perusahaan minuman keras atau rokok gitu. Blue chips, lagi."
S: "Kalau investasi reksadana, alhamdulillah saya sudah punya, bu. Saham juga. Langsung saya cicil di bank atau ke sekuritas belinya. Tapi tidak bundling dengan asuransi. Soalnya kalau digabung, hasilnya tidak maksimal."
SB: "Kok tidak maksimal?"
S: "Coba deh dihitung, beli asuransi dipisah dengan investasi, pasti premi yang dibayarkan dan hasil investasi reksadana jauh berbeda bila dibandingkan kalau beli unitlink yang digabung keduanya. Lagian kalau di unitlink, saya tidak tahu investasinya kemana, biayanya tidak jelas berapa. Kurang kontrol atas uang sendiri, rasanya"
SB: "Oooh gitu ya, bu." (suaranya menjadi tidak sesemangat sebelumnya)

Penawaran untuk produk unitlink, mungkin karena sebagian masyarakat mulai mengerti kenapa tidak perlu beli unitlink, sekarang ini diganti-ganti cara penawarannya. Tidak tegas menyebutkan produknya sebagai unitlink, tetapi sebagai produk investasi yang dilindungi asuransi jiwa. Malah ada yang membandingkannya dengan deposito. Duh, macam-macam lah triknya.

Kalau saya pernah juga ditawarinya asuransi jiwa yang ada nilai investasinya. Waktu itu ditawari oleh teller di bank yang sama dengan si SB tadi. Jawaban saya, "Maaf, tidak terima kasih. Saya bukan tulang punggung keluarga, jadi tidak perlu asuransi jiwa."

Kejadian seperti di atas, sudah seriiiing sekali terjadi sama saya. Lagi, lagi dan lagi. Tapi jawaban saya tetap sama. Tidak, terima kasih.

Saran saya sih, semua front officers di bank atau pun marketing and sales officer sebuah produk keuangan wajib menguasai product knowledge dari barang dagangannya. Jangan mau mengejar komisi saja. Tapi juga harus mengerti kebutuhan calon konsumennya.

Tawarkan produk yang memang dibutuhkan si calon konsumen tersebut. Kan jadinya win-win solution tuh. Yang jual dagangannya laku dan dapat komisi, yang membeli pun beruntung mendapat proteksi dan investasi yang maksimal.

Perlu dibaca:

http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/10/ayo-pahami-risiko-unit-link

[Resep] Bola Ubi Madu Muncrat

Resep ini saya coba bikin pertama kali saat Ramadhan yang lalu. Makan malam di bulan puasa biasanya setelah pulang shalat tarawih. Jadi saat berbuka, takjil-nya tidak boleh terlalu mengenyangkan tapi juga jangan terlalu ringan. Nah loh! Takjil apa ya?

Kebetulan, dekat rumah ada warung yang menjual ubi cilembu. Ada yang mentah juga ada yang dibakar. Yang mentah, sekilonya cuma Rp.15.000. Lumayan nih kalau dibikin takjil, pikir saya.

Coba tanya mbah gugel, ketemu beberapa resep yang agak ribet bikinnya. Sebagai orang yang anti ribet, saya coba memodifikasinya sedikit, dan jadilah Resep Bola Ubi Madu Muncrat ini.

Bahan-bahan:

1kg ubi cilembu
10 sdm tepung sagu
3 sdm gula pasir
5 sdm Mentega
1 liter Minyak goreng

Cara membuat:

1. Potong semua ubi jadi 2, lalu kukus sampai matang
2. Tunggu sampai tidak terlalu panas, kupas, taruh dalam wadah besar
3. Haluskan ubi, tambahkan tepung sagu, aduk sampai rata
4. Ambil sekitar 2 sdm adonan, pipihkan, letakkan 1/2 sdt mentega dan 1/2 sdt gula pasir di bagian tengahnya, bentuk menjadi bola-bola
5. Lakukan sampai adonan habis, simpan sekitar 1 jam di kulkas
6. Keluarkan bola ubi madu, panaskan minyak di penggorengan, goreng hingga kuning kecoklatan, tiriskan
7. Setelah tidak terlalu panas, susun bola ubi di piring, taburi atasnya dengan gula bubuk
8. Bola ubi madu siap dinikmati selagi hangat

Bola Ubi Madu ini kalau dimakan seperti kelepon, harus langsung masuk mulut sekaligus. Karena ada cairan asin manis ditengahnya yang muncrat begitu tergigit. Enyaaaakk!

Perubahan

Abang zi sering mengkritik, diantaranya tentang cara saya berpakaian. Bun, kok jilbabnya transparan?... Bun, gak pakai kaos kaki? Kaki kan juga aurat... Tau gak bun, tanda-tanda kiamat sudah dekat salah satunya adalah saat wanita berpakaian seperti laki-laki dan sebaliknya.... *maluuu*

Saya memang selalu menghindari pemakaian rok atau pakaian yang feminim. Sukanya pakai celana cargo, kaos gombrong dan sendal jepit. Pokoknya alergi deh dandan rapih seperti perempuan pada umumnya. Jangan kan memakai make up, sekedar bedak dan lipstick aja males banget.

Alhamdulillah, hubby tidak pernah protes dengan gaya super cuek istrinya. Jadi saya pun semakin menunda-nunda memakai pakaian 'wanita'. Alasannya banyak. Dari soal selera sampai ogah ribet karena sering naik motor.

Tepat pada Tahun Baru Islam setahun lalu, seperti mendapat hidayah, saya ingin merubah cara berpakaian yang selama ini tidak Islami. Gak ada angin, gak ada hujan. Tiba-tiba saja memutuskan ingin berubah menjadi lebih baik dalam berpakaian.

Jilbab yang tadinya sesiku, dipanjangkan lagi sampai pergelangan tangan. Celana-celana cargo dan jeans diganti dengan rok dan gamis. Kaos kaki pun mulai dipakai tiap kali keluar rumah. Lipstick yang biasanya hanya dipakai saat bepergian juga saya singkirkan selama-lamanya.

Prosesnya tidak bertahap. Sekaligus. Tanggal 1 Muharram tahun lalu, saya pun merubah cara berpakaian tanpa ba-bi-bu lagi.

Awalnya kagok juga pakai rok sambil naik motor. Suka lupa pas mau naiknya. Main angkat kaki aja serasa masih pakai celana panjang. Untungnya saya selalu pakai legging sebagai dalaman rok. Kalau nggak... x_x

Sebelum memulai perubahan ini, saya takut ribet dan merasa gerah bila semakin tertutup pakaiannya. Ternyata setelah dijalani, alhamdulillah biasa saja. Malah panas menyengat jadi tidak terlalu terasa di kulit karena nyaris seluruh tubuh tertutup rapat.

Ajaibnya, perubahan pada cara saya berpakaian ini, tanpa direncanakan juga merubah beberapa kebiasaan buruk saya, loh.

Salah satunya kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas. Biasanya, saat menjemput si abang, saya memutar di tempat yang tidak seharusnya. Habis lampu merahnya masih jauh sih, alasan saya waktu itu.

Sekarang, walau matahari bersinar garang, saya dengan senang hati memutar di lampu merah sesuai peraturan. Tidak masalah jauh dan harus lama menunggu giliran. Polisi mungkin tidak melihat, tapi Allah kan ada dimana-mana.

Tidak terasa sudah setahun berlalu. Dan saya berusaha untuk terus memperbaiki diri dengan melakukan perubahan-perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Kita tidak bisa merubah dunia kalau kita sendiri tidak mau berubah kan? ;)

[Resep] Makaroni Kukus

Waktu pasang pp foto makaroni kukus yang baru dimasak, beberapa teman langsung minta resepnya. Sebenarnya, membuat Makaroni Kukus ini gampang banget. Bahan-bahannya pun tidak banyak. Kalau disimpan di kulkas, bisa tahan seminggu. Dikukus hanya kalau mau dimakan.

Biasanya saya bikin ini Minggu malam. Jadi sebagian untuk makan malam, sebagian lagi untuk 3pzh bawa sebagai bekal di sekolah keesokan harinya.

Kalau tidak mau pakai corned kalengan, pakai daging giling segar juga bisa. Tergantung selera saja. Begitu juga dengan bumbu bolognaise-nya. Kalau rajin, bikin aja dari campuran puree tomat/tomat pasta, potongan tomat segar ditambah beberapa bumbu lainnya. Tapi berhubung ini adalah resep andalan saya saat malas masak (kapan siiih gak malasnya??? Hihihi), pakai yang sudah jadi aja ya? ;)



Bahan-bahan:

500g makaroni
1 kaleng corned
3-4 butir telur
1/2 butir bawang bombay dirajang halus
2 siung bawang putih dirajang halus
500ml susu (pasteurisasi/uht)
1 kotak keju cheddar diparut
2 sdm mentega untuk menumis
garam dan lada secukupnya
2 sdm minyak goreng

Cara membuat:

1. Didihkan air, minyak goreng dan 1 sdm garam. Masukkan makaroni, rebus sampai 1/2 matang. Tiriskan. Sisihkan

2. Tumis bawang bombay dan bawang putih dengan mentega sampai harum. Kecilkan apinya

3. Masukkan corned, aduk rata. Lalu berturut-turut masukkan makaroni, susu, keju, garam dan lada. Aduk sampai semuanya tercampur rata. Matikan api.

4. Kocok telur, tuang ke dalam makaroni dkk yang masih didalam panci tadi.

5. Tempatkan makaroni ke dalam mangkuk tahan panas atau wadah alumunium foil.

6. Kalau mau dimakan, kukus sekitar 15 menit, Makaroni Kukus siap disantap. Bila mau disimpan, tidak perlu dikukus. Tunggu sampai tidak hangat, masukkan kulkas jangan lupa ditutup atasnya atau dimasukkan ke wadah bertutup.

7. Di makan dengan saus sambal selagi hangat lebih nikmat.

Selamat mencoba.

La Tahzan

Air mata terus turun membasahi pipinya. Sajadah tempatnya bersujud, sudah basah dari tadi. Allah... Allah... Ikhlaskan aku, sabarkan aku, kuatkan aku... doanya dalam isak perlahan.

Beberapa hari belakangan ini, hidupnya terasa sangat berat dijalani. Menangis bahkan menjadi semacam kebiasaan. Tiada hari tanpa menangis. Hatinya terasa seperti dicubit-cubit setiap mengingat perlakuan tidak adil yang diterimanya.

Cobaan semakin terasa berat saat orang-orang disekelilingnya yang mengetahui bahwa dia di dzalimi, diam seribu bahasa. Mereka pura-pura tidak mendengar, pura-pura tidak melihat.

Doa-doanya semakin panjang di akhir shalat. Sampai pada suatu hari, dia berpikir: belakangan ini dia banyak menangis, mungkin karena Allah sedang menyiapkan sesuatu untuk membuatnya tersenyum.

Bukan kah dalam surat Alam Nasyroh, Allah berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

Allah sudah menjanjikan itu (sesudah kesulitan ada kemudahan). Apa masih ragu dengan janji-Nya? Perlahan, sebuah keyakinan menyelusup dalam hatinya. Bersabar. Itu yang harus dilakukannya sekarang. Allah tak pernah ingkar janji.

Diusapnya air mata yang membasahi pipinya. Tapi kali ini dengan senyum tersungging di bibir. La Tahzan. Innallaha Ma'ana. Jangan bersedih. Karena sesungguhnya Allah bersama kita.






Catatan:
Kutulis ini untuk seorang teman yang sedang bersedih. Semoga badai cepat berlalu.

Stay Istiqomah

Berjuang di jalan Allah, menegakkan syariat, itu bukan pekerjaan mudah. Pasti akan banyak rintangan yang akan menguji keimanan kita.

Ambil contoh saat dulu, hampir 20 tahun lalu saya mulai berhijaab. Bahkan orangtua pun tak setuju. Tetapi entah mengapa, saya tetap tak ingin melepaskan hijaab yang mulai menutupi kepala sejak ikut sanlat di sebuah pesantren di Bogor. Walau demikian, tak sepatah kata pun saya membantah. Saya hanya diam dan tetap melakukan apa yang saya yakini benar.

Bukan berarti saya tidak pernah melepasnya. Pernah, saat bekerja dulu. Tapi hati ini tak tenang. Merasa seperti mempermainkan perintah Allah. Saat sampai kantor, dilepas. Begitu masuk mobil, langsung pakai lagi. Malu rasanya menceritakan ini. Tapi begitulah ketololan saya saat itu.

Hanya 8 bulan bekerja, lalu menikah kemudian langsung hamil. Saya pun tak ingin lagi berkarir, dan bisa tetap berhijaab. Dan seterusnya, insyaa Allah sampai nanti maut menjemput, akan terus berhijaab. Doakan yaa :)

Itu baru urusan menutup aurat. Masih banyak lagi cerita penuh rintangan lain saat berusaha berjalan di jalan Allah. Semua sama, menjadikan saya orang yang tidak disukai oleh teman-teman maupun keluarga, karena pilihan saya itu.

Terkadang, ada rasa putus asa. Ya Allah, beratnya perjuangan ini. Di fitnah dan dimusuhin, membuat saya berpikir, 'apa mungkin saya yang salah? Mereka yang benar?'

Di saat seperti itu, saya googling mencari hadist dan ayat al Qur'an untuk mencari kebenaran. Alhamdulillah, 2 hal itu selalu bisa menguatkan iman saya. Ditambah lagi dengan dukungan hubby dan anak-anak. Pendapat mereka yang benar-benar mengenal saya, yang patut saya pertimbangkan.

Dibandingkan dulu perjuangan Rasulullah menyebarkan Islam, yang saya lakukan tidak ada seujung kuku. Rasulullah dihina, di fitnah, dimusuhin, bahkan dilempar kotoran pun tidak membalas. Masa saya baru segini aja sudah menyerah?

Teman dan saudara yang memusuhi? Doakan saja agar mereka diberi hidayah oleh Allah. Semoga suatu hari nanti mereka bisa melihat niat baik dibalik semua sikap dan pilihan saya. Hanya Allah sebaik-baiknya penolong. Dia yang Maha membolak-balikkan hati manusia.

Stay istiqomah, insyaa Allah Jannah.

[Resep] Ketan dan Mangga A la Thailand




Suatu hari zi bilang, "Udah lama nih bun, ga makan ketan pakai mangga kayak yang di Thailand. Bikin dong, bun" Lalu didukung oleh adik-adiknya, "Iya bun, bikin dooong."

Makanan ketan yang dikukus dan disajikan dengan potongan mangga harum manis ini di Thailand dikenal dengan nama Kao Niao Ma Muang alias Manggo on Sticky Rice. Pertama nyicipin ini, sewaktu kami ke Damnoen Saduak pada Oktober 2012 lalu. Sejak itu, selama di Thailand, selalu mencari makanan ini setiap ada kesempatan. Benar-benar bikin ketagihan!

Waktu itu, taburannya sih bukan wijen. Melainkan semacam beras kuning yang renyah dan manis. Bisa dilihat gambarnya di postingan saya tentang Bangkok beberapa tahun lalu (http://idenyadini.blogspot.co.id/2012/10/bangkok-trip-3.html?m=1). Berhubung tidak tahu apa taburannya tersebut, saya modifikasikan saja dengan wijen seperti yang banyak disarankan di internet untuk resep sejenis.

Membuat masakan yang memakai ketan itu susah-susah gampang, menurut saya. Kalau salah caranya, bisa-bisa masih keras. Apalagi ketannya harus dikukus dulu. Saya pernah gagal bikin kue tradisional dengan ketan kukus. Ketannya pera, seperti makan beras mentah rasanya.

Googling, nemu cara yang dikukus. Ribet sepertinya. Apalagi harus direndam semalaman. Pengennya masak pakai rice cooker saja, tinggal pencet 1 tombol, bisa matang. Tanya-tanya lagi sama om gugel, akhirnya dapat cara yang mudah. Okelah, mari kita bikin!

Bahan-bahan:
1/2 kg beras ketan
2-3 lembar daun pandan, potong ukuran 3 jari
2-3 buah mangga harum manis yang matang
1 bungkus santan kemasan
3 sdt garam
200g gula pasir
200ml air
5 sdm wijen

Cara membuat:
1. Cuci beras ketan, lalu rendam dengan air (tinggi airnya kira-kira 1/2 ruas jari tengah dari permukaan beras ketan), taburi potongan daun pandan dan 2 sdt garam, biarkan selama 1-2 jam sampai airnya meresap semua

2. Sementara itu, potong-potong mangga ukuran dadu, lalu masukkan ke kulkas

3. 1 bungkus santan kemasan dimasak bersama air, 1 sdt garam, gula dan daun pandan, setelah mendidih matikan apinya

4. Sangrai wijen sampai harum

5. Setelah semua air meresap ke dalam beras ketan, tambahkan lagi air kira-kira seukuran tadi, lalu masak di rice cooker seperti memasak nasi biasa

6. Matikan rice cooker bila tombol 'cook' sudah berganti menjadi 'warm'

7. Aduk ketan dengan sendok nasi lalu tutup kembali rice cooker-nya. Biarkan sekitar 10-15 menit

8. Sajikan ketan bersama mangga dan santan, lalu taburi atasnya dengan wijen



Tips:
1. Ukuran air untuk memasak ketan sebenarnya sama seperti saat ingin memasak nasi, tapi harus dilakukan 2 kali. Yang pertama dibiarkan meresap sampai habis, lalu yang kedua untuk memasak di rice cooker. Cara ini membuat ketan matang sempurna tanpa harus merendamnya semalaman atau mengukusnya

2. Lebih enak menggunakan santan segar, tapi kalau malas seperti saya, santan kemasan pun, jadilah :D Tapi jangan lupa menambahkan potongan daun pandan agar baunya lebih harum

3. Sangrai wijen dengan api kecil. Bila sudah keluar bau harumnya, segera matikan apinya agar tidak gosong


Hasilnya, tidak mengecewakan. Perpaduan antara ketan dengan santan yang gurih dan mangga yang manis ditambah lagi harumnya wijen, bisa mengobati rindu makanan khas Thailand ini. Zi saja sampai tambah 3 kali :D


















Kenapa (Tidak) Belajar Bahasa Arab?









Menyekolahkan anak ke sekolah 3 bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab) bagi sebagian orang mungkin demi gengsi. Tapi bagi saya dan hubby, ada tujuannya.

Belajar Bahasa Indonesia, walau merupakan bahasa ibu (mother tongue) bagi kita Bangsa Indonesia, masih terus dilakukan bahkan sampai jenjang Sarjana. Buktinya dari SD sampai kuliah, pelajaran Bahasa Indonesia selalu ada dalam mata pelajaran. Padahal kalau dipikir-pikir, apa lagi yang perlu dipelajari ya?

Sementara untuk bahasa Inggris, kita merasa wajib bisa menguasainya karena merupakan salah satu dari bahasa internasional. Kita bahkan rela mengeluarkan uang banyak untuk mengkursuskan anak di tempat les yang ada guru native speaker-nya. Sampai buku dan tontonan di rumah pun diberikan dalam bahasa ini. Anak menjadi senang membaca buku dan mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris karena terbiasa dan paham artinya kan?

Lalu bagaimana dengan Bahasa Arab? Walau sekolah 3pzh (zi sudah lulus 3 tahun lalu dari situ) adalah sekolah Islam, tapi sepertinya banyak penolakan dari orangtua murid untuk anaknya belajar Bahasa Arab.

Banyak yang merasa tidak penting mempelajari bahasa yang satu ini. Saya mah gak kepikiran mau tinggal di Arab, kata seorang ibu yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang sama dengan 3pzh. Tidak penting lah sertifikasi Cairo, cuma nambah beban pelajaran saja, kata orangtua yang lainnya.

Kalau orangtua belum apa-apa sudah antipati, maka anak pun akan semakin sulit menyerap pelajaran dari sekolah. Seharusnya juga tidak dianggap sebagai beban tambahan dalam pelajaran, karena sekolah sudah menekankan, mereka akan menggunakan metode 'pembiasaan'. Bukan 'paksaan'.

Dulu kami selalu mengatakan pada zi, "Abang hebat deh bisa Bahasa Arab. Arab gundul lagi. Nanti ajarin ayah bunda ya, Bang." Alhamdulillah, zi tidak merasa pelajaran Bahasa Arab itu bikin stres. Biasa aja. Kalau tidak bisa, bilang tidak bisa. Dan kami tetap menghargai usahanya dan usaha gurunya.

Kenapa sih, kita sebagai muslim sepertinya alergi sekali dengan Bahasa Arab? Padahal, bahasa Arab itu sangat besar peranannya dalam kehidupan dan akhlak kita, juga bagi perkembangan agama Islam.

Bila kita menguasai bahasa Arab, tentu akan senang membaca kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab. Tentunya juga akan senang membaca dan menghafal Al Qur'an serta hadits-hadits Rasulullah, karena kita dapat memahami arti dan maknanya. Hal ini kemudian bisa berdampak positif pada perbaikan akhlak dan agama kita, insyaa Allah.

Jadi, kenapa tidak belajar Bahasa Arab?





[Resep] Pom Pom Potatoes

Za badannya panas banget. Di cek tenggorokannya, tidak merah. Berarti bukan radang. Pilek juga tidak. Tapi jadi lemes, tiduuur terus. Makan gak mau. Tapi alhamdulillah, masih mau minum air putih, walau sedikit tapi sering.

Galau juga lihat za yang menolak makan. Disuapin pun cuma 1-2 sendok yang masuk mulut, lalu tidur lagi. Duuuh gimana ini?

Akhirnya saya coba googling cari ide resep makanan yang cukup mengenyangkan tapi mudah membuatnya. Dan ketemulah resep Pom Pom Potatoes ini.

Bahannya tidak banyak dan mudah dicari. Ditambah lagi membuatnya sangat mudah. Seperti perkedel. Bedanya, Pom Pom Potatoes memakai keju parut dan dibikin beku (frozen) sehingga lebih awet dan bisa digoreng saat ingin dimakan.

Kalau anak tidak suka sayur, bisa masukkan wortel parut atau sayuran lain yang di cacah/rajang halus ke dalamnya. Rasanya yang gurih (ada keju, telur, susu... Gimana gak gurih??) dan kulit luarnya yang renyah dibalut tepung panir, bisa jadi cemilan kesukaan anak-anak.

Berikut ini bahan-bahannya:

1 kg kentang
1 kotak keju cheddar diparut
3-4 butir telur
1 sachet susu kental manis
Lada dan garam secukupnya
Tepung panir secukupnya

Cara Membuatnya:

1. Kukus kentang sampai matang, lalu kupas,

2. Haluskan kentang, bisa dengan ulekan atau smasher yang biasa dipakai untuk membuat mashed potatoes,

3. Tambahkan keju parut, lada dan garam. Tambahkan sayuran bila suka. Aduk rata,

4. Tuang susu kental manis. Aduk rata kembali,

5. Bentuk pom pom sesuai selera,

6. Celupkan pom pom ke dalam kocokan telur. Gulingkan diatas tepung panir. Dapat diulang 2-3 kali (celupkan telur, balut dengan tepung panir) bila menginginkan lapisan tepung yang tebal,

7. Masukkan dalam wadah kedap udara. Simpan di dalam freezer minimal 2 jam sebelum digoreng,

8. Goreng dalam minyak panas dan jangan dibolak-balik terlalu sering, dan

9. Pompom siap disajikan dengan saos sambal/tomat dan mayonaise.

Mudah kan? Lumayan mengenyangkan untuk cemilan dan bisa untuk makanan pengganti bila si kecil sedang malas makan ;)

[ForRent] Studio Apartment Park View Detos

http://bit.ly/1Km9trO


Parkview Apartemen Detos
Di atas Mal Depok Town Square
Unit di Lantai 8

Tipe: Studio
Ukuran: 30 m2
Fully furnished
Keterangan:
- Kitchen Set
- AC 1 PK
- Kulkas 1 pintu
- Kompor (2 burners)
- Tabung gas 12kg
- Furniture (Lemari pakaian, Rak buku, Lemari TV)
- TV 22 inch
- Tempat tidur dengan springbed 160x200cm
- Sofa bed
- Wallpaper
- Gorden
- Teralis


Fasilitas:
- Access card
- CCTV & 24 jam Security
- Lantai parkir khusus (di P 10)
- Jogging track
- Kolam renang
- Lift khusus penghuni apartemen
- Dekat RS Bunda Margonda dan RS Mitra Keluarga
- Dekat Stasiun KA Pondok Cina (5 menit jalan kaki)
- Dekat Kampus Universitas Indonesia, Gunadarma dan Bina Sarana Informatika (BSI)
- Nobu Bank
- Diatas Mall (Depok Town Square) dengan fasilitas:
* Matahari Dept. Store
* Hypermart supermarket
* Restaurant
* Toko Buku
* Food court
* Bioskop 21
* Restaurant: A&W, Hoka Hoka Bento, CFC, Dunkin Donuts, Bakso Lapangan Tembak dll.
* Laundry Kiloan
* ATM Centre
* Toko Komputer dan HP


Biaya sewa:
- Rp.21jt / 6 bulan
- Rp.37,5jt / tahun
+ Refundable Deposit Rp.3jt


Tidak termasuk:
- Listrik
- Air
- Maintenance Fee
- Parking fee
- TV Cable
- Internet


Contact number: 02140002574
Email: adik.pzh@gmail.com

Menutup Aurat

Hari Sabtu pagi, di sebuah kamar mandi kolam renang umum ....

Akhir pekan seperti ini, kolam renang umum pastilah penuh. Begitu juga dengan kamar mandinya. Antrian lumayan panjang di tiap pintu. Yang tidak sabar mengantri, langsung mandi dengan air dari selang di area terbuka dalam kamar mandi wanita.

Beberapa anak perempuan usia 7-10 tahun terlihat menangis saat ibunya memaksa untuk membuka bajunya di tempat terbuka itu. Malu, kata mereka sambil terisak. Tapi anehnya, para ibu itu tetap memaksa sambil mengomel dan mengancam akan meninggalkan anaknya kalau tidak mau mandi saat itu juga disitu.

Astaghfirullah. Miris melihatnya. Saya tegur ibunya, "Mungkin malu, bu. Kan sudah besar." Apalagi ada anak laki-laki yang dibawa ibunya mandi disitu juga. "Aaah, masih kecil ini! Ngapain malu?!" sergah si ibu.

Tidak mudah loh, mengajarkan anak untuk merasa malu bila auratnya terbuka. Ini anak sudah tahu rasa malu, malah ibunya yang maksa membuka auratnya ditempat umum.

Jangan biarkan anak berkeliaran tanpa memakai baju. Walau masih balita usianya dan belum diwajibkan menutup aurat. Kebayang gak, kalau sampai dewasa nanti dia terbiasa membuka auratnya di tempat umum tanpa mengenal malu? Seperti yang banyak terlihat di sekeliling kita saat ini.

Saat ke mal, saya sering melihat remaja yang hanya memakai kaus ketat dan celana super pendek dari jeans, atau yang juga dikenal dengan nama daisy dukes, berjalan bersama orangtuanya maupun teman-temannya.

Daerah dekat rumah saya yang menjadi tempat nongkrong anak muda, pemandangan serupa juga sering terlihat. Ngeri deh, membayangkan kemungkinan yang bisa terjadi bila anak perempuan berpakaian seperti itu, pergi dengan laki-laki yang bukan mahram-nya.

Bagaimana bisa ya orangtuanya membiarkan anaknya keluar rumah dengan pakaian seperti itu? Sadarkah anda, setiap satu langkah anak perempuan keluar rumah dengan pakaian yang tidak menutup aurat, berarti bertambah selangkah lebih dekat ayahnya ke pintu neraka?

Di usia 10 tahun, aurat anak sudah sama dengan orang dewasa. Jadi sebelum usia segitu, ajarkan anak menutup auratnya sebagai tindakan untuk berjaga-jaga atau berhati-hati. Lebih baik dibiasakan menutup aurat dengan berhijab sejak masih kecil daripada memaksanya saat sudah dewasa nanti. Alah bisa karena biasa, kan?


Ilustrasi:

http://wanwma.com/wp-content/uploads/2012/02/Tutup-Aurat.jpg

S H A L A T

Mengajarkan anak untuk shalat bukan pekerjaan mudah. Bahkan setelah mereka hafal gerakan dan doa shalatnya, masih harus dibiasakan untuk shalat tepat waktu. Jangankan anak-anak, kita saja yang dewasa masih sering menunda shalat.

Bayangkan, ditengah keasyikan membaca buku atau bermain boneka, tiba-tiba diingatkan untuk shalat. 'Ya, sebentar, bun'.... dan yang 'sebentar' itu bisa jadi sejam kemudian belum dikerjakan juga.

Belum lagi acara tawar menawar yang bisa menjadi ujian kesabaran. 'Iya, nanti selesai bab ini, bun' atau 'Nanti ya bun, si hula (nama bonekanya) mau mandi dulu.' Hhhhhhhh!

Sudah menjadi kesepakatan saya dan hubby untuk mulai mengajarkan anak-anak shalat dan puasa sejak mereka berusia 4 tahun. Terlalu kecil? Gak juga. Umur 7 tahun kan anak sudah harus shalat. Jadi masih ada waktu 3 tahun untuk mengajarkan dan membiasakan anak-anak shalat tanpa paksaan. Alon-alon asal kelakon.

Kami mengajarkan ke 3pzh, shalat itu adalah saatnya kita meminta, berterima kasih dan berkomunikasi sama Allah SWT. Kalau sedang senang, kita berterima kasih sama Allah. Sebaliknya bila sedang sedih, kita mengadu pada-Nya.

Dimulai dengan mengajak mereka shalat berjamaah. Imam harus mengeraskan bacaan hingga mereka bisa hafal dengan seringnya mendengar. Saat mereka sudah bisa shalat sendiri, mereka juga harus mengeraskan suara agar bisa dikoreksi bila ada yang salah dalam bacaan doanya.

Untuk membiasakan shalat ini, saat sedang dalam perjalanan pun kami selalu mampir di musholla terdekat bila sudah waktunya shalat. Alat shalat seperti mukenah dan sajadah harus selalu ada di mobil. Di gadget juga di pasang aplikasi untuk pengingat waktu shalat. Jadi jangan sampai ada alasan, 'nanti aja kalau sudah sampai baru shalat'... atau 'dijamak aja deh'. Bagaimana anak bisa paham bahwa shalat itu wajib kalau orangtuanya saja sering menyepelekan shalat?

Demikian juga saat Ramadhan tiba. Buka puasa di luar rumah jarang kami lakukan. Kecuali kalau undangan bukber (buka bersama)-nya diadakan di rumah. Bukannya sombong tidak mau silaturahim, tapi kalau bukber di mall susah shalatnya, apalagi tarawih-nya. Kasihan 3pzh, pasti sudah mengantuk kalau pulang dari mall baru shalat tarawih di rumah.

Namanya anak-anak, pernah juga mereka ingin seperti teman-temannya yang ngabuburit di mal atau bioskop. Tapi alhamdulillah, setelah dijelaskan, mereka bisa menerima alasannya. Bulan suci datangnya cuma setahun sekali. Pahala yang dijanjikan pun berkali lipat dari bulan biasa. Sayang kan, kalau tidak digunakan untuk memperbaiki ibadah?

Walau tidak mudah, butuh waktu lama dan stok sabar yang buanyaaaaakk, tapi jangan menunda mengajarkan shalat pada anak. Anak itu kan tiket kita ke surga. Kalau salah kita mendidiknya, jangan sampai tiket ke neraka yang kita dapatkan. Hiiii... naudzubillah min dzalik.

H U T A N G

Siapa yang lebih senang berhutang daripada bayar tunai? Hayooo ngaku! Dari mulai peralatan dapur sampai properti, orang biasanya lebih memilih membelinya dengan berhutang lalu mencicilnya tiap bulan.

Tidak selamanya yang memilih mencicil itu karena tidak punya uangnya, loh. Mencicil lebih dipilih karena dianggap meringankan dan pasti. Ringan, tidak mengeluarkan uang langsung dalam jumlah besar saat membayarnya. Pasti, dalam jumlah yang tetap setiap bulan selama kurun waktu tertentu.

Mencicil itu memang meringankan. Dengan catatan, kalau jumlahnya tidak lebih dari sepertiga dari penghasilan anda. Yang repot kalau melebihi dari itu lalu jatuh tempo hampir bersamaan. Dijamin, stres tingkat tinggi. Belum lagi kalau menghitung harga total yang dibayarkan beserta bunganya. Bisa berkali lipat dari harga sebenarnya. Hal ini yang suka terlupakan saat kita memilih untuk menyicil.

Kalau saya pribadi sih, tidak suka berhutang. Kalau pun harus berhutang, saya cari yang jangka waktunya terpendek. Soalnya hutang membuat tidur jadi tidak nyenyak. Tentunya tidak mau kan, susah tidur berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun?

Untuk hutang properti maksimal saya pilih yang 36 bulan. Sedangkan untuk kendaraan, tidak lebih dari 12 bulan. Sementara untuk barang lainnya, seperti elektronik dan lain-lain, maksimal 6 bulan. Kenapa? Karena selain properti, barang-barang lainnya nilainya semakin lama akan semakin berkurang. Jadi tidak ekonomis lagi bila nilai bukunya sudah nol, tapi kita masih dibebani dengan cicilannya.

Begitu juga dengan liburan. Terbiasa membeli tiket pesawat dan memesan hotel jauh-jauh hari, saya selalu memanfaatkan promo cicilan tetap kartu kredit untuk melunasinya. Tapi, semua biaya liburan harus sudah lunas sebelum pelaksanaannya. Gak lucu dong, sudah pulang liburan, sehabis bersenang-senang malah mumet mikirin hutang yang belum lunas.

Lalu bagaimana dengan KPR yang 10 bahkan 15 tahun jangka waktunya? Kalau KPR untuk rumah pertama, tentu wajar saja. Tapi menjadi tidak wajar kalau anda berhutang KPR untuk properti kedua, dan seterusnya. Kalau belum mampu, jangan dipaksakan. Kecuali, properti yang anda beli bisa langsung menghasilkan uang sewa yang dapat menutupi cicilan hutang KPR-nya.

Hutang itu baik selama produktif. Seperti hutang untuk membeli properti yang akan ditempati maupun disewakan, membeli kendaraan yang dibutuhkan, atau peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja (seperti komputer, laptop, oven, mesin jahit).

Selain hal tersebut diatas, hutang biasanya bersifat konsumtif. Untuk membeli barang-barang yang sifatnya "diinginkan" bukan "dibutuhkan". Ganti gadget dengan alasan ada model terbaru yang lebih canggih, padahal yang lama masih berfungsi baik. Belanja baju atau sepatu, mumpung lagi diskon. Tanpa sadar, kartu kredit sudah over limit. Akhir bulan, hanya mampu membayar minimum payment-nya saja.

Bagi anda yang senang memakai kartu kredit, biasakan untuk melunasi seluruh tagihan saat jatuh tempo ya. Bunga kartu kredit sangat tinggi, apalagi kalau mengambil uang tunai dengan kartu kredit alias gestun (gesek tunai). Bunga berbunga dari tagihan yang belum dilunasi itu akhirnya bisa bikin sesak napas.

Lalu kalau sudah terlanjur berhutang, bagaimana melunasinya? Caranya cuma 1: bayar! Karena di setiap kewajiban kita melunasi hutang, ada hak orang lain disitu. Menahan hak orang lain bisa membuat rezeki anda seret alias ditahan juga sama Allah SWT. Mau?

[Resep] Chicken Wing Saus BBQ

Salah 1 menu camilan yang paling disukai di keluarga kami adalah wingstreet BBQ-nya PHD. Rasa barbeque berpadu dengan kerenyahan sayap ayam yang digoreng tepung itu..... yuuuuummmyyy banget!

Di PHD 10 buah sayap ayam harganya 60ribuan. Bandingkan dengan bikin sendiri, uang segitu bisa dapat 3 kalinya. Hmmm. Mulai tergoda ingin bereksperimen di dapur. Cari-cari resepnya di internet, nemu yang mirip di youtube. Tapi ada bahan liquid smoke yang agak susah nyarinya, jadi di skip aja. Ternyata, rasanya ga beda kok walau tanpa bahan itu.

Nah, kalo yang bahannya dikit dan gak mahal, bikinnya mudah dan disukai keluarga... wajib dooong, coba dibikin. Apalagi weekend gak bisa kemana-mana karena anak-anak harus belajar untuk UKK (Ujian Kenaikan Kelas). Bundanya pasti sibuk di dapur bereksperimen :D

Bahan-bahan:

20 sayap ayam
2 cup tepung terigu
2 sdm lada
2 sdm garam
0,5 liter minyak untuk menggoreng
1 jar Bumbu BBQ
0,5 jar madu
2 sdm bubuk bawang putih


Cara membuat:

1. Masukkan dalam mangkuk besar: tepung, lada dan garam. Aduk rata dengan spatula.

2. Sayap ayam yang sudah dicuci bersih, tiriskan. Taruh diatas tissue dapur untuk menyerap sisa airnya

3. Masukkan sayap ayam ke dalam adonan tepung, aduk rata sampai semua sayap ayam tertutup tepung. Simpan dalam kulkas sekitar 3 jam

4. Buat saus dengan memasak bumbu bbq dan madu dengan takaran 2:1. Masukkan bubuk bawang putih, aduk sampai mendidih. Sisihkan.

5. Panaskan minyak, goreng sayap ayam sampai kuning kecoklatan, tiriskan.

6. Tuang saus BBQ ke wadah yang besar, masukkan sayap ayam yang sudah digoreng, aduk sampai merata.

7. Sayap ayam saus BBQ siap disajikan. Untuk 40 potong.



Rasanya gak kalah enak sama yang 'made in PHD' loh. Gak percaya? Ayo dong, coba dibikin. Buktikan sendiri ;-)




Catatan:

1. Sayap ayam dipotong 3, bagian ujung sayap dibuang, sisanya dibagi 2 jadi 40 potong

2. Kalau melihat foto, sayap ayamnya memang sengaja dibuang kulitnya karena kami tidak makan kulit ayam

Hidup Harus Bermanfaat

Selama lebih dari 40 tahun saya hidup, baru kali ini transfusi darah. Karena penyakit yang sudah semakin parah dan Hb yang drop sampai 6,4 akhirnya dokter menginstruksikan agar saya segera transfusi sebelum menjalani operasi.

Ternyata, transfusi itu menyakitkan (baru tahu). Beda banget sama donor darah yang tidak menyiksa. Alasan utamanya karena vena atau pembuluh darah saya sangat tipis. Jadi rentan pecah.

Baru 1 kantong yang masuk sudah 3x pindah jarum, karena setelah ditusuk venanya mendadak hilang. Aneh. Untuk 1 kantong, butuh 2,5-3 jam untuk memasukkannya ke tubuh saya. Dan saya perlu transfusi 2 kantong! Hasilnya, tangan pun bengkak dengan sukses. Bahkan bekas tusukan terakhir sakitnya baru hilang setelah 2 bulanan di operasi. Hiks.

Saat ditransfusi itu saya mikir, duh baik banget sih orang yang sudah mendonorkan darahnya ini. Kami tidak saling kenal, tapi saya mendapat manfaat dari kemurahan hatinya. Bayangkan kalau saya tidak dapat transfusi karena persediaan darah sedang kosong. Nyawa taruhannya :(

Hidup itu kan take and give. Manusia banyak 'take'-nya, Allah banyak 'give'-nya. Bener gaaak? Kalau tidak mau termasuk yang seperti itu, ayo dong sekali-kali donor darah. Kita tidak pernah tahu kapan butuh darah. Bisa jadi untuk diri sendiri atau orang terdekat. Pasien DBD, kanker atau menjalani operasi besar adalah beberapa yang membutuhkan transfusi darah.

Semoga setelah ini saya bisa donor darah lagi. Masalah Hb yang rendah insya Allah tidak akan jadi kendala seperti kemarin-kemarin. Sedih, sudah 3 tahunan belum bisa dondar lagi. Niatnya sih, hanya ingin memiliki hidup yang bermanfaat. Salah satunya dengan berbagi yang sudah Allah berikan ke saya GRATIS, yaitu darah.

Masak manusia kalah sama nyamuk? Yang walaupun tubuhnya kecil, suka ngegigit, dan bawa penyakit, tapi hidupnya tetap bermanfaat. Nyamuk itu kan makanannya cicak. Tetap bermanfaat kan, hidupnya? ;-)

Bagi yang belum pernah donor darah, yuk ikutan acara dondar #gerakanBERBAGI di RS Fatmawati yang diselenggarakan 3 bulanan sekali. Mau gabung dengan komunitas #gerakanBERBAGI? Hubungi Ina di WA 087880360060.

Karena hidup itu harus bermanfaat.

Sayang Anak

Yang namanya orangtua pastilah sayang sama anaknya. Tapi cara menunjukkan rasa sayang ini, bisa beda-beda.

Adalah salah kalau sayang anak diartikan dengan memanjakannya. Apapun yang diminta, selalu diberikan. Walau permintaannya terkadang sulit dipenuhi karena alasan ekonomi, atau mungkin karena dampaknya tidak baik bagi si anak. Contohnya, anak di bawah umur dikasih mengendarai motor/mobil sendiri.

Namanya juga anak-anak. Melihat teman-temannya pakai sepeda motor, jadi ingin juga punya motor. Orangtua tidak tega melarang. Padahal anaknya masih SMP dan bahkan ada yang masih SD. Alasannya, kan badannya bongsor ini, gak bakal ditangkap polisi. Atau, kasihan kalau gak dikasih, toh orangtuanya mampu membelikannya. Orangtua kerja kan uangnya untuk anak! Begitu biasanya orangtua berdalih.

Kalau memang sayang, orangtua harusnya bisa tegas menolak permintaan anak yang tidak pada tempatnya. Bukan masalah mampu atau tidak akan ditangkap polisi. Tapi masalah keselamatan jiwanya dan orang lain.

Ingat kasus anak artis yang menghilangkan nyawa beberapa orang di jalan tol? Yang pertama terlintas di otak saya saat membaca beritanya adalah 'kemana orangtuanya?' Masak sih orangtua membiarkan anaknya yang masih belum memiliki KTP dan SIM (secara legal) itu menyetir sendiri mobilnya? Mana sudah lewat tengah malam, hanya ditemani teman-temannya tanpa ada seorang dewasa pun yang mendampingi. Teganya...

Memangnya kenapa SIM baru diberikan setelah umur 18? Karena pada usia itu diharapkan sudah dapat berpikir lebih bijaksana. Memang usia tidak dapat menentukan kematangan berpikir seseorang. Tapi kalau yang usia 30-an saja masih ugal-ugalan di jalan, apalagi yang masih usia belasan?

Susah melarang anak di bawah umur mengendarai motor atau mobil kalau anda sendiri di jalanan tidak bisa tertib. Tidak pakai helm, menyerobot lampu merah, masuk jalur busway atau bahkan melawan arus adalah pelanggaran lalu lintas yang paling banyak dilakukan pengemudi kendaraan. Kalau anda yang dewasa saja menganggap pelanggaran semacam itu hal yang lumrah, bagaimana dengan anak di bawah umur?

Sayang anak? Ajarkan dia tentang konsekuensi dan bimbing dia dalam memilih. Bukan dengan memenuhi semua permintaannya!

[Resep] Oreo Cream Mousse Cake

Besok long weekend, enaknya bikin kue nih. Pengen yang rasa coklat, kesukaan semua orang di rumah. Ngulik youtube, nemu resep Oreo Cream Mousse Cake. Bahannya cuma 4 macam. Tapi saya tambahin 1 jenis lagi supaya bisa lebih 'keras' filling-nya. Ke supermarket dekat rumah, sekali belanja, dapat semua bahan-bahannya. Makin semangat deh masaknya ;)

Untuk bikin kue ini diperlukan loyang bongkar pasang. Karena bagian atas cake lebih lunak daripada dasar cake, tidak memungkinkan untuk membalik cake. Jadi gunakan loyang bongkar pasang agar bisa dilepaskan cake-nya tanpa perlu dibalik.

Yang tidak punya loyang bongkar pasang, gak usah bingung. Pakai loyang biasa, atau bahkan container pun bisa. Lapisi saja bagian dalamnya dengan minyak/mentega, lalu tutupi kertas roti. Gampang kan? ;)

Yuk kita mulai!

Ingredients (resep asli):

300g biskuit Oreo
50g mentega dicairkan
400g coklat putih dicairkan
600ml whipping cream

Kalau menggunakan resep aslinya, banyak bahan yang tidak terpakai. Contohnya: 1 bungkus oreo itukan 137g isinya. Jadi kalau 3 bungkus itu 300g lebih. Sayang dong kalau dibuang sisanya. Saya lebih suka, 1 bungkus itu habis semua, kecuali mentega yang bisa dipakai berulang kali sesuai kebutuhan. Jadi, saya modifikasi resepnya.

Bahan-bahan a la @idenyadini,

3 bungkus biskuit Oreo (137gx3bks)
50g mentega dicairkan
500g coklat putih dicairkan (250gx2bks)
750ml whipping cream (250gx3bks)
1 sachet agarpac
200ml air mendidih

Cara membuat:
1. Remukkan oreo, bagi menjadi 3 bagian. 1/4 cup untuk hiasan, 1 cup untuk isian cream, dan sisanya untuk bahan dasar cake.

Meremukkan oreo bisa dengan banyak cara, diantaranya: pakai blender (pakai yang kecil berpisau 2) atau food processor. Kalau gak punya, masukkan dalam plastik tertutup lalu pukul-pukul sampai remuk (bisa dengan tangan atau apapun yang berat, asal bukan lemari. Hihihi)

2. Campurkan bahan dasar cake dengan mentega cair. Aduk rata sampai adonan menjadi seperti pasir basah

3. Masukkan adonan ke dalam cetakan. Tekan-tekan sampai padat dengan tangan/spatula/gelas yang dasarnya rata. Masukkan kulkas selama minimal 20 menit

4. Tuang air panas ke dalam gelas, tuang agarpac, aduk rata memakasi sendok. Sisihkan.

5. Steam coklat sampai cair dengan api kecil, lalu dinginkan sekitar 10 menit. Coklat tidak boleh kena api langsung. Jadi harus di steam. Kalau saya, caranya dengan mengisi panci dengan air, lalu meletakkan coklat dalam mangkuk tahan panas diatasnya. Aduk-aduk sampai coklat meleleh. Jaga jangan sampai ada air yang masuk ke mangkuk.

Mungkin saya yang kurang sabar atau memang coklatnya lama banget melelehnya, akhirnya saya dinginkan saat coklat masih 90% meleleh :D

6. Kocok cream sampai kental dengan mixer atau blender, tuang ke dalam mangkuk besar. Masukkan coklat putih yang sudah tidak panas, lalu aduk dengan spatula, masukkan oreo yang isian cream, aduk rata semuanya.

Ternyata adonannya jadi kurang smooth karena coklatnya kurang meleleh tadi. Akhirnya saya masukkan lagi ke dalam blender semuanya. Dan adonan pun tercampur dengan rata. Jangan lupa masukkan juga larutan agarpac yang tadi yaa

7. Keluarkan adonan dasar cake dari kulkas. Tuang adonan cream ke atas adonan dasar cake, ratakan dengan spatula dan goyangkan cetakan agar tidak ada udara di antaranya. Bisa juga dengan menjatuhkan cetakan beberapa kali, 5 cm dari atas meja. Masukkan ke kulkas sekitar sejam

8. Taburi oreo yang untuk hiasan diatas adonan cream yang sudah membeku. Kembali simpan loyang di kulkas minimal 3 jam lagi sebelum di santap. Atau lebih baik lagi, kalau dibiarkan semalaman. Bila dibikinnya malam, bisa dimakan besok paginya.

Ngelepasin cake dari loyang, kalau dinding loyang tidak dilapisi kertas roti, tunggu sekitar 10 menit setelah loyang keluar dari kulkas, baru dibongkar loyangnya. Lebih mudah. Tapi kalau dindingnya dilapisi kertas roti, setelah keluar dari kulkas bisa langsung dibongkar loyangnya.

Dan hasilnya adalaaaahh *drumroll* enyaaaaakkk.... 3pzh suka banget rasa coklatnya. Senangnyaaaaa, bikin kue sekali langsung berhasil! *joget* Resep mudah, bahannya sedikit, bikinnya gak pake ribet! Gw banget, dah :D

Catatan: ini bukan healthy food yaaa. Kalorinya pasti tinggi. Jangan sering-sering bikinnya, kalau tidak mau gendut! :))

[Resep] Membuat Bolu Pisang Dengan Rice Cooker

Rice cooker? Gak salah nih? Gaaaaakk, mata anda gak salah baca kok... Memang bikin bolu yang satu ini memakai rice cooker yang buat masak nasi itu.

Saya malas membongkar gudang untuk mengambil oven dan peralatan memasak lainnya yang jarang dipakai. Kebetulan, nemu resep ini di youtube. Berhubung rice cooker saya bukan tipe yang canggih, cuma bisa cook and warm, proses memasaknya memerlukan sedikit trik. Sepertinya menantang, nih.

Mari kita mulai! Dibawah ini saya menuliskan bahan-bahan sesuai resep aslinya dan resep modifikasi a la @idenyadini ya. Bahan-bahannya saya cari yang mudah dibeli di minimarket terdekat dari rumah.

Untuk ukuran, saya menggunakan cup ukuran yang saya beli dulu di Giant hypermart waktu ada sale. Ada macam-macam ukuran dalam 1 set nya. Cocok untuk dipakai memasak makanan dengan resep dari luar negeri yang pengukurannya sering memakai cup, bukan gram.

Ingredients (resep aslinya):

1,5 cup white flour
atau 1 cup whole wheat flour
3/4 cup brown or white sugar
1,5 teaspoon of baking soda
0,5 teaspoon of salt
1 cup or 2-3 mashed bananas
1/3 melted butter
1 egg
1/4 cup of Milk
0,5 teaspoon of Vanilla extract
Cinnamon powder to taste

Kenapa bahan-bahannya dalam bahasa Inggris? Karena resep aslinya memang dari sana. Setelah dibuat, hasilnya.... bantat saudara-saudara! Huahahaha!

Luarnya keras, dalamnya lembut. Rasanya hambar dan mengeluarkannya dari rice cooker perlu sedikit 'usaha' karena bolunya nempel di dasar rice cooker. Daaan 3pzh protes dengan bau spekuknya. Mereka bilang baunya gak enak! Padahal bundanya suka banget dengan harum spekuk. Huhuhu.

Penasaran, saya coba modifikasi resepnya. Berikut bahan-bahan yang dibutuhkan:

Bahan-bahan (resep a la @idenyadini):

1,5 cup tepung terigu kunci biru
1,5 cup gula palem atau gula putih biasa
2 sendok teh baking powder
0,5 sendok teh garam
2-3 pisang yang sudah sangat matang
2/3 kotak mentega unsalted, dicairkan
1 butir telur
1 cup susu cair
1 sendok teh vanila bubuk
1 sendok teh TBM (pengembang kue)
2 sendok makan minyak sayur
5 sendok meises (special request 3pzh)
3 sendok makan gula halus bila suka untuk topping

Cara membuat:
1. Kita akan membuat 2 jenis adonan, yaitu adonan kering dan basah.

2. Adonan kering terdiri dari: tepung, gula, garam, baking powder dan vanila bubuk. Masukkan semua bahan adonan kering dalam mangkuk, aduk rata dengan spatula atau sendok nasi plastik yang datar. Sisihkan

3. Adonan basah terdiri dari: susu, telur, mentega cair, minyak sayur dan pisang. Blender semua bahan tersebut sampai tercampur rata

4. Masukkan adonan basah (sedikit-sedikit) ke dalam mangkuk yang berisi adonan kering, sambil diaduk. Bila suka meises, bisa dimasukkan ke adonan. Tapi banana cake original sih gak pake meises sebenernya

5. Olesi bagian dalam rice cooker (bagian dasar dan dindingnya) dengan 2 sendok minyak goreng.

6. Tuang adonan ke dalam rice cooker. Kalau suka spekuk, bisa ditaburi di permukaan adonan, sebelum rice cooker dinyalakan

7. Masak dalam rice cooker seperti sedang memasak nasi. Bila tombol sudah pindah dari cook ke warm, tunggu sekitar 3 menit, tekan tombol cook lagi. Saya menekan tombol ini sampai 4x barulah kuenya benar-benar matang.

Untuk mengetahui apakah sudah matang/belum, cek dengan tusuk sate/tusuk gigi/sumpit. Kalau ada adonan ada yang menempel, berarti belum matang. Tekan lagi tombol cook untuk mematangkannya

8. Kalau sudah matang, matikan rice cooker, angkat bagian dalam rice cooker untuk didinginkan

9. Setelah dingin, kue bisa dibalik di atas piring dan siap disajikan

10. Taburi gula halus diatas kue sambil diayak dengan saringan

Alhamdulillah, percobaan kali ini berhasil! Bolunya moist, manisnya pas dan luarnya sama sekali tidak keras. Buat yang suka manis, takaran gula palem/gula putihnya bisa ditambah setengah atau sepertiga cup lagi.

Gimana, mudah kan membuatnya? ;)

Malas Masak

Perempuan pada umumnya suka memasak. Tapi kalau saya lebih suka makan daripada masak. Hehehe.

Malas masak, bukan berarti gak bisa masak, loh. Ibu saya bilang, perempuan harus bisa masak. Jadi dari SMA saya sudah belajar masak dari asisten di rumah. Sekedar lauk pauk standar sih bisa. Kue-kue juga bisa. Cuma saja, saya tetap tidak bisa menikmati menghabiskan waktu di dapur.

Syarat untuk saya turun ke dapur adalah: ada special request dari hubby dan anak-anak, resepnya mudah dibuat, bahan-bahannya gampang dibeli di supermarket dekat rumah, dan alat-alatnya ada di dapur. Di luar itu, maaf aja, mending ke luar rumah sebentar, beli makanan take away dari cafe yang menjamur sekitar Tebet :D

Kalau anda malas masak seperti saya atau malah tidak bisa masak, jangan pilih masakan yang ribet. Membayangkan repotnya memasak, banyaknya alat yang harus dipakai, lamanya waktu memasak, bahan-bahan yang tidak lengkap.... jadi makin malas, deh.

Jangan ragu untuk pakai bahan-bahan instan. Buat mereka yang pintar masak, memang pakai bahan instan itu 'haram'. Tapi daripada gak jadi masak gara-gara males ngulek bumbu? Hayo, mending mana? Males ngulek pun sebenarnya masih bisa diakalin dengan blender atau alat bantu lainnya. Atau bisa juga dengan membeli bumbu jadi di pasar yang 'lebih segar' daripada bumbu kemasan.

Prinsip ini juga saya terapkan saat membuat kue. Sekarang tuh banyak bahan-bahan kue instan merk Pondan, Chesa, Haan dan lainnya. Cuma tinggal nambahin telur, air, atau susu sudah bisa bikin kue. Mudah kan? Mempersingkat waktu, dan hasilnya tetap enak kok.

Gak punya mixer atau oven? Ga masalah. Ada kok beberapa kue yang resepnya tidak memerlukan alat-alat itu. Alternatif dari hand mixer, bisa memakai blender atau pengocok adonan yang berbentuk spiral itu. Sementara itu, rice cooker bisa juga sebagai alternatif oven dengan sedikit trik.

Tentunya tidak selamanya saya mencoba resep langsung bisa berhasil enak. Ada beberapa yang perlu dibuat 2-3x baru berhasil.

Beberapa resep sederhana yang pernah saya buat, akan saya share di blog ini nanti. Salah satunya bolu pisang yang dimasak dengan rice cooker. Resep ini saya buat karena cukup menantang. Alatnya tidak biasa dipakai untuk membuat kue dan resep aslinya berbahasa Inggris. Terbukti, perlu 2x percobaan untuk berhasil membuatnya menjadi bolu yang moist dengan rasa manis yang pas.

Kalau setelah membaca ini anda masih juga malas memasak, ya sutralah yaaa. Anggap aja bagi-bagi rezeki dengan penjual makanan :D

Makanan Betawi

Sudah lama saya penasaran dengan Gabus Pucung. Masakan khas Betawi ini sudah jarang ditemui di rumah makan Betawi karena sulitnya pasokan. Konon kabarnya, ikan air tawar ini berkhasiat dapat meningkatkan albumin dalam tubuh yang dibutuhkan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Walau punya mertua orang Betawi, tapi saya belum pernah mencicipi Gabus Pucung. Ada yang bilang mirip rawon karena warna kuahnya yang hitam dan memakai kluwak sebagai salah satu bahannya.

Rasa penasaran inilah yang membawa saya ke daerah Lenteng Agung. Di sana ada beberapa rumah makan yang menyediakan makanan khas Betawi seperti Gabus Pucung dan Pecak Gurame.

Belok ke kiri setelah Universitas Pancasila, masuk ke Jl. Moh. Kahfi II ada 2 rumah makan betawi sebelum pertigaan. Yang ketemu duluan ada di sisi kanan jalan, RM Betawi Bang Nur. Sementara yang lebih dekat ke pertigaan, disisi kiri ada RM Betawi H Nasun.

Kami pun mampir ke lokasi yang pertama, yang terdekat. RM Betawi Bang Nur. Rumah makan sederhana bercat hijau muda ini terlihat kecil tapi bersih dengan kapasitas sekitar 20-an orang. Makanan yang bisa dipesan ditata di sebuah etalase sederhana.

Sore itu kami memesan semangkuk sop iga, seporsi gabus pucung, seporsi pecak gurame, 3 nasi, 4 es teh manis, sebungkus kerupuk dan sepiring lalapan.

Pertama, mari dicoba sop iganya. Semangkuk sop iga seharga Rp.30.000 ini terdiri dari 3 potong iga berukuran sedang, potongan wortel dan kentang, dan ditaburi seledri, daun bawang serta emping. Kuahnya gurih dengan rasa lada yang tajam. Sementara daging yang menempel di tulang iga sangat mudah terlepas, tanpa perlawanan saat digigit. Kata zi, perutnya jadi hangat setelah memakan sop dengan rasa lada yang nendang ini.

Sekarang giliran Pecak Gurame dicicipin. Menu seharga Rp.65.000 ini berupa seekor ikan gurame yang digoreng kemudian disiram kuah berwarna orange kekuningan. Pasti pedas nih, pikir saya. Ternyata rasa kencur yang sangat kuat terasa ditiap suapan, lebih mendominasi daripada rasa cabainya. Pedasnya tidak segalak warnanya.

Terakhir, Gabus Pucung. Daging ikannya lembut. Kuahnya yang berwarna hitam pekat sangat menonjol aroma maupun rasa kluwaknya dengan rasa asin lebih mendominasi. Seporsi gabus pucung seharga Rp.40.000 ini disajikan sesuai pilihan, kepala atau ekor.

Saya baru tahu kalau ikan gabus itu ternyata ukurannya besar. Jadi walau memesan hanya salah satu bagian (kepala atau ekor), porsinya sudah cukup banyak. Dagingnya tebal dan durinya sedikit. Anak-anak jadi mudah memakannya. Mungkin kalau garamnya dikurangi sedikit, lebih enak lagi.

Masakan betawi itu berbeda-beda citarasanya, tergantung di daerah mana mereka berasal. Kabarnya, orang Betawi di Bekasi citarasa masakannya lebih pedas dibandingkan daerah lainnya. Mungkin itu sebabnya yang di Jagakarsa ini masakannya masih bisa dinikmati anak-anak karena tidak terlalu pedas.

Dengan total kerusakan Rp.168.000, tidak mahal lah yaa. Rasa penasaran hilang dan 3pzh bisa belajar makanan baru :)

RM Bang Nur
Jl. Moh. Kahfi II No. 32B
Srengseng Sawah - Jagakarsa
Jakarta Selatan