Sayang Anak

Yang namanya orangtua pastilah sayang sama anaknya. Tapi cara menunjukkan rasa sayang ini, bisa beda-beda.

Adalah salah kalau sayang anak diartikan dengan memanjakannya. Apapun yang diminta, selalu diberikan. Walau permintaannya terkadang sulit dipenuhi karena alasan ekonomi, atau mungkin karena dampaknya tidak baik bagi si anak. Contohnya, anak di bawah umur dikasih mengendarai motor/mobil sendiri.

Namanya juga anak-anak. Melihat teman-temannya pakai sepeda motor, jadi ingin juga punya motor. Orangtua tidak tega melarang. Padahal anaknya masih SMP dan bahkan ada yang masih SD. Alasannya, kan badannya bongsor ini, gak bakal ditangkap polisi. Atau, kasihan kalau gak dikasih, toh orangtuanya mampu membelikannya. Orangtua kerja kan uangnya untuk anak! Begitu biasanya orangtua berdalih.

Kalau memang sayang, orangtua harusnya bisa tegas menolak permintaan anak yang tidak pada tempatnya. Bukan masalah mampu atau tidak akan ditangkap polisi. Tapi masalah keselamatan jiwanya dan orang lain.

Ingat kasus anak artis yang menghilangkan nyawa beberapa orang di jalan tol? Yang pertama terlintas di otak saya saat membaca beritanya adalah 'kemana orangtuanya?' Masak sih orangtua membiarkan anaknya yang masih belum memiliki KTP dan SIM (secara legal) itu menyetir sendiri mobilnya? Mana sudah lewat tengah malam, hanya ditemani teman-temannya tanpa ada seorang dewasa pun yang mendampingi. Teganya...

Memangnya kenapa SIM baru diberikan setelah umur 18? Karena pada usia itu diharapkan sudah dapat berpikir lebih bijaksana. Memang usia tidak dapat menentukan kematangan berpikir seseorang. Tapi kalau yang usia 30-an saja masih ugal-ugalan di jalan, apalagi yang masih usia belasan?

Susah melarang anak di bawah umur mengendarai motor atau mobil kalau anda sendiri di jalanan tidak bisa tertib. Tidak pakai helm, menyerobot lampu merah, masuk jalur busway atau bahkan melawan arus adalah pelanggaran lalu lintas yang paling banyak dilakukan pengemudi kendaraan. Kalau anda yang dewasa saja menganggap pelanggaran semacam itu hal yang lumrah, bagaimana dengan anak di bawah umur?

Sayang anak? Ajarkan dia tentang konsekuensi dan bimbing dia dalam memilih. Bukan dengan memenuhi semua permintaannya!

No comments: