Resolusi Tahun Baru


"Malam tahun baru kemana, Din?"

"Ada rencana mau ke Carita...."

Belum selesai saya menjawab, sudah dipotong.

"Waah, apa gak takut tsunami? Atau malah murah ya hotel-hotel di sana karena banyak wisatawan yang batal datang?"

Dengan penuh kesotoyan, teman saya terus saja merocos. Apa dikiranya saya termasuk orang-orang yang datang ke daerah bencana hanya untuk foto-foto tanpa bawa bantuan? Astaghfirullah, jadi suudzon deh x_x 

Maaf ya teman, soalnya saya sangat heran dengan kelakuan sebagian masyarakat kita yang hobinya berburu konten medsos tanpa memakai hati. Cekrak cekrek lalu upload berharap likes dan subscribe. 

Peduli pun tidak dia dengan daerah bencana tempatnya berfoto dan membuat video. Jangan kan membawa bantuan, sekedar menyapa penduduk pun tidak. Hanya pencitraan. 

Akhirnya terpaksa saya jelaskan tujuan ke Carita. Bersama komunitas RMB212, saya dan hubby berencana ke Carita dan sekitarnya untuk menyalurkan bantuan. RMB212 atau Rumah Madani Bersama 212 adalah sebuah komunitas yang beranggotakan para alumni 212.

Sebagian bantuan berupa barang di antaranya: beras, minyak, air mineral botolan 1500 ml, baju anak dan dewasa yang masih baru, selimut, sajadah, mukenah, sarung dan masih banyak lagi lainnya akan disalurkan melalui posko Front Pembela Islam (FPI).

Sedangkan yang berupa roti dan sebagian alat shalat juga langsung dibagikan ke penduduk setempat. Untuk donasi berupa uang tunai, insya Allah akan kami salurkan melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Teman saya mulai salah tingkah. 

"Lo nyumbang, dong. Bantuin saudara-saudara kita yang lagi kena musibah," bujuk saya.

"Nanti deh gue transfer. Minta noreknya, ya?"

Itu pembicaraan seminggu lalu dengan teman saya itu. Dan sampai saya pulang dari Carita, tidak ada lagi kabar darinya x_x

Dengar-dengar dia sedang liburan ke luar kota. Mungkin susah sinyal disana, saya mencoba husnudzon.

Memang diperlukan hati yang peka untuk berempati pada penderitaan orang lain. Walau menyumbang tidak akan pernah membuat kita menjadi miskin, tapi banyak orang tidak cukup peduli untuk membantu.

Padahal, membantu itu tidak sulit loh. Sisihkan saja uang yang seharusnya untuk membeli terompet, petasan, kembang api dan balon-balon yang akan dipakai untuk pesta. Pasti lebih manfaat kalau uangnya dipakai untuk membantu korban bencana kan?

Bisa juga dengan mengajak saweran para tamu atau anggota keluarga yang kamu undang ke rumah untuk merayakan tahun baru. Lalu sumbangkan ke badan-badan resmi yang menyalurkan bantuan untuk kawasan bencana.

Apalagi yang baru dapat bonus tahunan, berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan insya Allah akan membuat hartamu berkah.

Sudah punya resolusi untuk tahun baru 2019? Bagaimana kalau resolusinya adalah menjadi lebih peka dan berempati pada penderitaan orang lain? Atau menyisihkan uang setidaknya seharga segelas kopi kekinian seminggu sekali untuk disumbangkan?

Tidak harus tertimpa bencana dulu kan baru bisa berempati pada korban bencana?

Atau Allah perlu menjewermu dulu baru kamu bisa merasakan penderitaan saudara-saudaramu yang mengalami kemalangan?