Ponari Yang Digemari

Anda tahu Ponari? Bocah berusia 10 tahun yang dipercaya sebagian orang memiliki batu bertuah yang dapat meyembuhkan segala penyakit? Belakangan ini Ponari memang menjadi sangat terkenal. Rumahnya di Jompang, Jawa Timur, setiap harinya didatangi ribuan orang dari berbagai kota di Indonesia.
Cara pengobatan yang dilakukan Ponari adalah dengan mencelupkan batu keramat miliknya ke dalam air untuk diminumkan kepada orang yang sakit. Batu ajaib itu diperolehnya saat tersambar petir sewaktu ia bermain di bawah hujan lebat.
Praktek dukun cilik ini sempat ditutup oleh pihak kepolisian karena ada 2 pengunjung yang tewas. Diduga, keduanya kelelahan saat mengantri. Namun sekarang praktek Ponari telah dibuka kembali. Pengunjung pun semakin membludak dari hari ke hari.
Mengapa sakit tidak lagi dianggap sebagai cobaan dari-Nya dan hanya Dia-lah yang dapat menyembuhkannya? Hal ini membuat saya berpikir, sudah sejauh mana iman kita luntur sehingga mempercayai hal-hal musyrik seperti itu? Atau karena biaya hidup yang semakin tidak terjangkaulah yang membuat orang-orang tersebut beralih mengandalkan hal-hal yang berbau mistis dalam menyelesaikan permasalahannya?
Praktek perdukunan yang semakin marak, tidak hanya terbatas pada usaha pengobatan, tetapi juga untuk mendapatkan jimat seperti penglaris, susuk, dan sebagainya. Dua tahun lalu, orang-orang yang mempercayai praktek perdukunan, baik yang menjadi dukunnya, maupun yang menjadi kliennya, masih malu-malu mengakuinya. Tetapi sekarang, bahkan di televisi pun sudah ada iklannya! Ketik Reg(spasi)xxxx kirim ke xxxx, maka sang dukun canggih pun akan mengirimkan jawaban permasalahan anda melalui sms! Canggih bukan?
Iklan-iklan semacam itu membodohi masyarakat. Membuat masyarakat percaya bahwa masalah-masalah dalam kehidupan ini dapat diselesaikan dengan hanya mengirimkan sms! Tentu si pemasang iklan tidak terima bila dikatakan bahwa yang dilakukannya ini merupakan usaha pembodohan masyarakat. Mereka toh tidak memaksa orang untuk mempercayainya.
Di sinilah diperlukan adanya kerjasama antar pemuka agama, pemerintah dan kita semua, agar praktek-praktek pembodohan masyarakat semacam ini tidak terjadi lagi. Para pemuka agama dapat mengingatkan masyarakat agar tidak bertindak musryik dan mempertebal keimanannya kepada Tuhan YME. Pemerintah dapat membuat peraturan-peraturan yang melarang berlangsungnya praktek-praktek perdukunan. Sedangkan kita, sebagai rakyat Indonesia yang cerdas, agar lebih cermat lagi dalam memilah-milih informasi yang kita dapatkan dari berbagai media. Jadi nanti Ponari tidak akan digemari lagi :)