Kufur Nikmat

Duh, sudah lama banget nih tidak liburan ke luar Jakarta. Sejak LDR (Long Distance Relationship)-an sama hubby, jadi susah mau pergi jauh-jauh. Kapan ya bisa liburan lagi? .....

Lagi mikir gitu, tiba-tiba ..... Hp berbunyi tanda sebuah sms masuk. Dari seorang teman lama ternyata. Kami pun berbalas sms.

Dia merupakan satu-satunya teman dekat saya di lingkungan yang dulu. Sifat saya yang pemalu dan kuper, membuat saya susah untuk bisa dekat dengan orang yang baru dikenal. Hanya dia yang selalu menegur saya, sementara yang lain menganggap saya sombong karena jarang berkumpul dengan mereka.

Kami saling bertukar kabar. Katanya, suaminya tidak bekerja sejak di PHK dari kantornya, hampir setahun lalu. Untuk bertahan hidup, suaminya bekerja serabutan sambil terus berusaha mencari pekerjaan baru.

Tapi yang namanya kebutuhan hidup, mana bisa diajak kompromi. Walau tidak ada pemasukan, pengeluaran tetap jalan terus. Ada uang kontrakan rumah yang harus dibayar, uang sekolah 2 anaknya, belum lagi uang makan mereka berempat setiap harinya.

Tiba-tiba saya jadi malu membaca sms-nya. Baru saja beberapa detik sebelumnya saya mengeluh sudah lama tidak liburan. Ternyata di seberang sana, ada seorang teman yang sedang kesusahan. Jangankan liburan, bahkan untuk makan pun mereka sulit.

Tanpa terasa, air mata menetes di pipi. Ya Allah, ampuni saya yang kufur nikmat ini. Maafkan saya yang sering lupa bersyukur untuk semua nikmat yang sudah Engkau berikan.

Saya suka lupa, hidup yang sering dikeluhkan ini, bisa jadi merupakan kehidupan yang diharapkan orang lain.


فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ 

Maka nikmat Tuhan-mu manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman [55] 13)









Keterangan:

Kufur nikmat:
tidak bersyukur atas nikmat yg dilimpahkan Allah

I M A N

Co-write with ehn

Pengertian iman adalah mempercayai atau meyakininya dalam hati, mengucapkannya secara lisan dan membuktikannya dalam amal perbuatan anggota badan.

Sebagai orang yang beragama Islam, tentunya sudah hafal kan yang namanya Rukun Iman? Iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, hari kiamat, juga qadha dan qadhar.

Dan seperti pengertian iman yang tadi sudah disebutkan di atas, tentunya Rukun Iman ini bukanlah sekedar hafalan. Tidak cukup hanya percaya dalam hati saja. Tapi juga harus diucapkan dan diamalkan.

Untuk pedoman hidup bagi umat Islam ada Al Qur'an dan hadist. Semua hal sudah diatur disana, dan semua aturan tersebut tak lekang oleh waktu. Semua yang diperintahkan Allah SWT bagi pengikut Nabi Muhammad SAW ada di dalamnya, wajib bagi kita sebagai umat Islam menjalaninya. Sebaliknya, semua yang diharamkan Allah di dalamnya, wajib bagi kita meninggalkan/menjauhinya. Sesimpel itu.

Tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Tetapi ketika seseorang mengaku sebagai umat Islam, maka ia harus mematuhi segala aturan yang ada dalam Islam.

Contoh sederhana, ada sebuah sekolah yang menerapkan disiplin tinggi pada siswa-siswinya. Tidak ada paksaan bagi calon siswa untuk mendaftar ke sekolah itu. Tetapi apabila sudah menjadi murid di sekolah tersebut, maka ia wajib patuh terhadap semua aturan sekolah itu. Benar kan?

Tapi kenapa di Indonesia, mereka yang mengaku beragama Islam masih mendukung gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender)? Jelas-jelas perbuatan menyimpang ini dilaknat Allah (ingat cerita kaum Nabi Luth?).

Bahkan ada banyak ayat di Al Qur'an yang menjelaskan tentang ciptaan Allah selalu berpasangan. Di antaranya :

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." (adz-Zaariyat [51] ayat 49)

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui." (QS Yasin [36]: 36)

Dari 2 ayat itu, sudah jelas kan, semua diciptakan Allah berpasang-pasangan, ada pria ada wanita, ada dunia ada akhirat, ada malaikat ada syaitan dan masih banyak lagi disebutkan berulang-ulang di Al Qur'an. Tapi tidak ada satu ayat pun yang menyebutkan pasangan pria adalah pria dan pasangan wanita adalah wanita.

Saya setuju dengan yang mengatakan hidup adalah pilihan. Tetapi pilihan yang mereka buat, jelas-jelas salah secara agama. Mereka melawan kodrat. Tidak sesuai fitrah-nya. Tidak ada satu alasan pun yang dapat membenarkannya.

Tapi saya tidak setuju bila mereka yang termasuk LGBT ini menerima kekerasan secara fisik mau pun non fisik karena kondisi mereka. Namun demikian, saya juga tidak akan pernah mendukung bila mereka minta diakui keberadaannya dengan legalisasi status dan perkawinan sejenis.

Apalagi kalau sampai melakukan sosialisasi di tempat-tempat umum dan diadakannya emoji-emoji yang sesuai keadaan mereka (pria dengan pria, wanita dengan wanita) pada aplikasi-aplikasi di smart phone atau tablet.

Kenapa? Karena di luar sana ada banyak anak kecil yang masih belum bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk. Jangan sampai mereka berpikir LGBT ini adalah hal yang normal atau wajar karena sehari-hari melihat hal yang berkaitan dengan gerakan ini dimana-mana.

Jangan salahin LGBT, jaga dong anak lo. Kalimat ini sudah sering saya baca di twitter. Entahlah yang nulis begini sudah punya anak atau belum. Tapi yang sudah punya anak, tentu mengerti bagaimana susahnya melindungi anak-anak kita dari hal-hal yang belum seharusnya mereka tahu.

Saat ini di Indonesia, belum dilegalkan saja, komunitas ini sudah terlihat dimana-mana. Malah banyak juga yang berani show off di tempat umum. Merinding saya saat baca tentang 2 pria yang bermesraan sambil menunggu kereta di stasiun Tebet.

Ya Tuhaaan, itu kan tempat yang sering saya datangi bersama anak-anak. Dan pastinya di sana ada banyak anak-anak yang lainnya juga. Apa yang ada dipikiran mereka saat melihat kejadian itu? Dan bagaimana kalau pemandangan seperti itu jadi sering terlihat dimana-mana? Apa sekarang anak-anak harus dikurung di rumah dan menghindari tempat umum sampai mereka dewasa nanti?

Di twitland, seorang ustad menginformasikan bahwa dengan membeli kopi di star**** berarti turut menyumbang gerakan LGBT. Sebagai pemuka agama, sepertinya tidak ada yang salah dengan yang dilakukan beliau. LGBT kan memang diharamkan dalam Islam, dan beliau hanya menyampaikan informasi ini ke follower-nya. Tidak ada ajakan boikot atau semacamnya.

Tapi banyak yang tidak senang dengan twit beliau ini. Terutama mereka-mereka yang pro dengan gerakan tersebut. Malah seorang presenter kondang mengungkit-ungkit soal poligami yang dilakukan beliau. Mirisnya, si presenter itu konon katanya beragama Islam.

Sangat tidak masuk akal, LGBT dibandingkan dengan poligami. Islam menghalalkan poligami dengan syarat tertentu. Yang berani menjalaninya, berarti berani menanggung segala konsekuensinya. Beda jauh dengan LGBT yang jelas-jelas diharamkan karena melawan kondrat dan termasuk hal yang dilaknat Allah SWT.

Kenapa yang dihalalkan Allah, engkau haramkan? Sebaliknya, yang diharamkan Allah, engkau halalkan?

Bagi muslim pendukung LGBT, dimana iman-mu? Sudah berimankah kamu pada 6 perkara (Rukun Iman)? Sudah kamu lisankan dalam ucapanmu? Sudah kamu amalkan dalam perbuatanmu sehari-hari?

Sebagai umat beragama, agama apapun, bukankah seharusnya beriman pada kitab suci agamanya? Lalu kenapa malah mengingkari apa yang tertulis di kitab suci itu? Yang sudah jelas-jelas DILARANG, kenapa masih dilanggar?

Saat seseorang dilecehkan, kamu sangat vokal membelanya. Tapi saat kitab suci berisi firman Tuhan-mu dilecehkan, kok malah bungkam?

Dengan mendukung LGBT, kamu sudah melecehkan agamamu sendiri. Sadar gak?