Kemping Pertama Di Cidahu

Sudah lama sekali ingin mengajak 3pzh kemping. Dulu waktu SMP, saya sering ikut kemping saat kegiatan Pramuka. Waktu itu saya belajar mendirikan tenda, membuat api unggun, memasak dan tidur beramai-ramai dalam tenda dengan teman-teman hingga mengobrol sampai larut malam. Seru banget. Setelah punya anak, saya ingin mengenalkan aktifitas kemping ini. Salah satu alasannya supaya mereka bisa lebih mencintai alam.

Liburan akhir tahun ini lah rencananya kami akan kemping. Dari hasil browsing kami mendapat info beberapa tempat kemping yang 'ramah anak' (kids friendly). Untuk pemula seperti kami, sebaiknya mencari tempat yang kamar mandinya dekat, lingkungannya aman dan peralatan kempingnya sudah tersedia. Jadi tidak perlu repot bawa tenda sendiri ataupun alat masak. Kan sayang kalau sudah beli tenda mahal-mahal, taunya keluarga kurang menikmati kemping. Ujung-ujungnya tenda mahal itu cuma jadi penghuni gudang.

Setelah membandingkan fasilitas yang tersedia di masing-masing camping ground, akhirnya diputuskan untuk kemping di Cidahu, Sukabumi. Dengan membayar Rp.600.000 untuk kemping 2 hari 1 malam, kami sudah mendapat fasilitas 1 tenda dengan 2 matras ukuran queen, meja dan kursi untuk sarapan, air panas untuk membuat minuman hangat, air mineral, kopi, teh, gula, dan makan pagi.

Pemesanan dilakukan hanya melalui email dan telepon, serta membayar melalui transfer ke bank yang ditunjuk. Sangat praktis untuk orang seperti kami yang memang tidak punya waktu banyak di hari kerja. Kebetulan sekali, wiken setelah malam tahun baru, sepi pengunjung. Jadi pemesanan tidak harus dilakukan jauh hari sebelumnya.

Sabtu pagi, kami pun siap berangkat menuju Cidahu. Rute yang kami lalui dari Jakarta adalah: Jakarta - Jagorawi - Lido - Taman Angsa, Pasar Cicurug - Cidahu. Berangkat jam 10 dari Pondok Indah, kami masuk JORR langsung menuju Jagorawi. Pagi itu Jagorawi padat sekali. Padahal ini wiken terakhir sebelum masuk sekolah lagi setelah libur akhir tahun. Sepertinya banyak warga Jakarta yang masih ingin keluar kota, seperti kami.

Dari Jagorawi mobil mengarah ke Lido, Sukabumi. Jalanannya ramai lancar, hanya sedikit tersendat dekat jembatan yang sedang dibetulkan. Setelah Taman Angsa (di sebelah kanan jalan), berarti tempat tujuan masih sekitar 14km lagi.

Tidak jauh dari Taman Angsa ada Pasar cicurug. Dari pasar ini ada angkot no. 32 yang sampai ke Cidahu. Ini bisa jadi alternatif bagi anda yang tidak memiliki kendaraan. Tapi sepertinya angkot tidak sampai ke Batu Tapak Camping Ground 2. Jadi harus dilanjutkan dengan berjalan kaki atau naik ojek bila ada.

Setelah melewati Pasar Cicurug nanti di pertigaan akan menemukan pom bensin di kiri jalan atau Gatur Lantas Cidahu. Itu tandanya untuk mengarahkan kendaraan anda ke kanan menuju Cidahu. Dari situ tinggal lurus saja mengikuti jalan, sekitar 10,5km lagi sampai ketemu Batu Tapak Camping Ground 2.

Kedengarannya mudah, tinggal lurus saja. Padahal jalanannya menanjak dan agak sempit. Sebagian besar jalanannya malah belum di aspal. Kalau datang sudah gelap, pastinya tidak ada penerangan yang memadai. Hati-hati terperosok. Tujuh kilo terakhir jalannya lumayan rusak. Pastikan kendaraan yang anda pakai cukup lincah di jalanan berbatu dan kuat untuk menanjak. Karena kalau sampai mogok di tengah jalan, akan sulit menemukan bengkel/montir di sekitar situ.

Setelah bertanya beberapa kali ke penduduk sekitar, sembilan kilometer setelah pabrik Krating Daeng, akhirnya sampai di lokasi Batu Tapak camping ground 2. Saat itu jam menunjukkan waktu sekitar pukul 14.30 atau 4,5 jam dari Jakarta. Lumayan melelahkan. Tapi semua lelah seakan hilang saat melihat pemandangan indah berkabut tipis dari area restoran. Udaranya juga sejuk menyegarkan.

Setelah shalat di musholla, kami baru mulai menurunkan barang bawaan dari mobil untuk dibawa ke tenda/kemah. Anak-anak senang sekali melihat kemah yang disediakan untuk kami. Ada 2 matras ukuran queen untuk kami berlima beserta bantal. Kemah-kemah didirikan membentuk letter O dengan tiap sisinya terdiri dari 2 sampai 3 kemah. Kamar mandinya hanya berjarak sekitar 20 meteran dari area kemah. Ada sekitar 15 pintu kamar mandi dan toilet berjajar disitu. Asyiknya lagi, ada keran air panasnya di kamar mandi tertentu.

Karena belum makan siang, kami pesan makanan di restorannya dan minta dibawakan ke tenda. Entah karena sudah kelaparan atau memang masakannya yang enak, nasi goreng seafood dan bihun goreng ayam pesanan kami segera habis tak bersisa. Seporsinya hanya Rp.25.000,- harga yang sepadan dengan rasanya menurut saya.

Selesai makan, kami berencana ke curug mini (air terjun kecil). Jalan kaki sekitar 30 menitan ke arah bawah area camping ground, menyusuri jalan setapak, maka akan sampai di curug mini. Air terjun kecil yang di kelilingi dinding batu ini terlihat cantik. 3pzh yang tidak sabar untuk bermain air, langsung berendam sampai gemetar kedinginan.

Kalau anda baru sampai di camp ground sore atau malam, sebaiknya tunda sampai besok bila ingin ke curug, karena jam 5 sudah turun kabut yang cukup tebal. Bila jalan tertutup kabut, dikuatirkan anda bisa tersesat. Apalagi perjalanan balik dari curug mini cukup melelahkan karena jalannya menanjak dan licin.

Sayang di sini fasilitas flying fox hanya diperuntukkan bagi mereka yang datang dalam kelompok besar. Jadi kegiatan yang bisa dilakukan disana bila anda datang dalam kelompok kecil seperti kami adalah berkunjung ke curug mini dan curug besar serta menikmati kehangatan api unggun.

Jam 19an diantarkan makan malam berupa nasi kotak (Rp.32.500/kotak) atau nasi bungkus (Rp.20.000/bungkus), tergantung pesanan. Yang ingin makanan prasmanan (Rp.50.000/orang) juga bisa, nanti makannya di restorannya dengan membawa print out pemesanan online-nya. Bagi anda yang mau memasak di sana, bisa kok membawa peralatan sendiri atau sewa di sana. Tapi buat ibu-ibu malas seperti saya, pesan dari restoran lebih menyenangkan :D

Sama seperti saat makan siang, makan malam ini pun rasanya cocok di lidah kami. Menu nasi kotaknya lengkap: dari nasi putih, ayam goreng, tempe goreng, ikan goreng tepung, sup bakso sosis, sambal, kerupuk dan sepotong semangka. Itu pun masih ditambah teh manis panas setermos besar untuk kami berlima.

Dua jam kemudian petugasnya datang lagi. Kali ini untuk mengantarkan jagung rebus/bakar yang sudah dipesan sebelumnya via email seharga Rp.5.000/buah. Kami sekalian minta api unggun dinyalakan di depan tenda pada petugas tersebut. Untuk api unggun diperlukan setidaknya 5 ikat kayu bakar, seikat kayu hanya Rp.5.000,- Setelah api unggun menyala, anak-anak pun membakar sate sosis yang sudah saya siapkan dari rumah.

Malam itu anak-anak begadang menikmati udara dingin di perkemahan sambil duduk di depan api unggun. Pengalaman kemping di Cidahu benar-benar pengalaman pertama yang mengesankan bagi 3pzh. Mereka yang terbiasa hidup di kota, terkagum-kagum melihat keindahan alam Cidahu dan mengamati serangga-serangga yang banyak terdapat di sekitar perkemahan. Wiken kali ini, mereka sama sekali tidak keberatan melewatkan hari tanpa tv. Cidahu, we'll be back!

2 comments:

Unknown said...

Hai.. boleh tau dong.. cidahunya posisi pas nya dimana ya? Atau apa nama tempat campingnya? Tks

Idenya Dini said...

Hai juga :)

Cidahu itu di Batu Tapak, kalau dari Jakarta arahnya ke Sukabumi. Kalau dibaca teliti, saya sudah tuliskan cara menuju kesana dengan cukup detil. Tinggal diikuti saja petunjuknya.

Selamat liburan ;)