Belajar Menerima Takdir



Saat sesuatu mengecewakan terjadi, sering kita merasa marah bahkan terkadang menyalahkan Allah. Apalagi bila dalam hal ini merasa yakin berada di pihak yang benar.

Mengapa yang curang bisa dimenangkan? Mengapa yang salah tidak dihukum?

Mengapa korban justru yang disuruh bersabar dan memaafkan sementara pelaku tidak ditegur, tidak disuruh meminta maaf atau setidaknya diminta menghentikan perbuatannya?

RIP (Rest In Peace) Juctice! Keadilan sudah mati! Allah tidak adil!

Astaghfirullahaladzim. Kemarahan sering membuat kita lupa bahwa apapun yang terjadi, pastilah dengan ijin Allah. Bahkan tidak selembar daun pun jatuh ke bumi tanpa ijin-Nya.


وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

(QS. Yunus : 107)


Lalu bagaimana pencuri yang berhasil mencuri di sebuah rumah, apakah itu atas ijin Allah? Ya, tapi Allah tidak ridha atas perbuatannya maka si pencuri akan mendapatkan dosa. Bila Allah ridha akan apa yang kita lakukan, maka kita akan mendapatkan pahala.

Walau pengadilan dunia mengalahkan pihak yang benar dan memenangkan pihak yang salah, masih ada pengadilan akhirat yang Hakim-nya tidak dapat di intimidasi atau disuap.

Kalau Allah tidak ridha, kenapa si salah dibiarkan semakin berjaya di dunia? Kenapa mereka tidak mendapatkan azab?

Itulah Istidraj. Semua kemewahan, kekuasaan dan kenikmatan duniawi yang diperoleh melalui berbagai jalan yang buruk seperti korupsi, suap, merampas hak orang lain dan sebagainya.

Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Uqbah bin 'Aamir RA mengatakan, "Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba kelimpahan dunia atas maksiat-maksiatnya, apa yang ia suka, maka ingatlah, sesungguhnya hal itu adalah istidraj."

Kemudian, Rasulullah membacakan ayat 44 dari surah al-An'aam. Artinya,

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."

Maka redakanlah amarahmu. Bersabarlah dan belajar untuk menerima takdirmu. Pada akhirnya kita semua akan mendapatkan balasan sesuai amal ibadah selama hidup di dunia.