Lapata #AksiDamai 4 November 2016

Postingan ini merupakan lapata (laporan pandangan mata) saya sebagai salah seorang pelaku aksi 411 (4 November).

Hari Jumat 4 November 2016. Hari ini zi tetap sekolah seperti biasa, tapi zu dan za saya mintakan ijin pada gurunya untuk di rumah saja. 

Maunya sih membawa serta 3pzh. Tapi karena zi mau tetap masuk sekolah, ya terpaksa akhirnya semua ditinggal.

Waktu mengantar zi ke sekolah, langit tampak mendung bahkan sempat gerimis. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) memperkirakan hari ini akan terjadi hujan deras berpetir di Jakarta.

Jam 8.30 saya dan hubby sudah sampai di stasiun kereta Tebet. Di sana sudah banyak calon penumpang kereta berpakaian putih-putih. Subhanallah, terharu saya melihat banyaknya saudara sesama muslim yang siap membela Al-Qur'an hari ini.

Turun di stasiun Juanda, para penumpang mulai bertakbir dan bershalawat. Sempat khawatir saat mendengar ada yang teriak "Gantung A**k!" Tapi kemudian setiap ada teriakan yang memprovokasi semacam itu, tidak ada yang menanggapi. Sebaliknya selalu dibalas dengan teriakan takbir dan lantunan shalawat. Jadi suasana terasa adem dan damai lagi.

Sepanjang jalan menuju Istiqlal, alunan shalawat terdengar syahdu. Pekikan takbir membakar semangat di dada. Bismillahirrahmannirrahiim. Semoga aksi damai membela Al-Qur'an hari ini berjalan lancar.

Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah peserta demo yang mayoritas berpakaian putih-putih. Ada banyak wanita dan anak-anak yang ikut serta.

Menjelang adzan, saya dan hubby berpisah. Hubby berusaha masuk ke  dalam masjid (Istiqlal), sementara saya berjalan ke arah sebaliknya mencari area khusus wanita. 

Kami janjian untuk ketemu lagi sesuai shalat, di tiang lampu terdekat dengan pintu al Fattah. Saat itu, sinyal handphone sudah mulai timbul tenggelam.

Saya shalat bersama beberapa wanita yang juga tidak berhasil menemukan area khusus wanita di sekitar masjid. Kami akhirnya menggelar sajadah di dekat dapur umum.

Dari hasil obrolan, saya mengetahui mereka ada yang datang dari Tangerang, Bekasi, Cikupa, bahkan Gorontalo. Ada yang bersama rombongan pengajian dengan naik kereta dan bis, ada juga yang naik motor dengan suaminya dari Cikupa. Subhanallah.

Selesai shalat dzuhur, saya pamit dengan teman-teman baru untuk menuju ke tempat janjian dengan hubby. Jalan menuju pintu pintu al Fattah sudah ramai dengan massa yang menyemut.

Sambil mendengarkan arahan dari Habib Rizieq, saya menunggu hubby. Handphone-nya sama sekali tidak bisa dihubungi. Sms dan telpon saja tidak bisa, apalagi whatsapp dan sejenisnya yang harus pakai internet.

Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga setelah sekitar 10 menitan menunggu. Kami lalu mulai berjalan pelan-pelan keluar area Istiqlal melalui gerbang depan pintu al Fattah sambil mengikuti arahan dari mobil komando.

Sedikit pun saya tidak merasa takut berada di antara kerumunan orang seperti hari ini. Mungkin karena memang sudah diniatkan jihad dengan damai, atau mungkin juga karena alunan shalawat dan pekikan takbir yang terus menerus berkumandang yang menentramkan hati.

Alhamdulillah prakiraan cuaca BMKG tidak menjadi kenyataan. Udara saat ini panas tapi tidak terik. Sepanjang jalan banyak makanan dan minuman yang dibagikan cuma-cuma kepada para pendemo. Tapi saya dan hubby tidak mengambilnya karena sedang menjalankan puasa Nabi Daud, insyaa Allah.

Di beberapa tempat tampak orang-orang memegang plastik besar untuk sampah yang dipungut peserta demo sambil jalan. Ini sebagai upaya untuk tetap menjaga kebersihan semua area yang dilalui pendemo.

Saya dan hubby sempat beristirahat dua kali. Duduk sejenak beralaskan koran di depan stasiun Gambir dan di seberang Gedung Walikota. Long march saat sedang berpuasa itu ujiannya terletak pada jajanan yang banyak dijual di pinggir jalan 😝

Sebenarnya kalau dari Istiqlal menuju Istana Negara lewat Jalan Merdeka Utara, jaraknya dekat saja. Tapi karena rutenya memutar melalui Jalan Merdeka Timur, lalu ke Merdeka Selatan dan kemudian Merdeka Barat, ya jaraknya jadi jauh.

Saat adzan ashar berkumandang, kami pun menepi dan menggelar sajadah dilapisi kertas koran. Mendirikan shalat bersama para pendemo lainnya.

Kalau ingin wudhu, tidak perlu khawatir tidak ada air. Disediakan air mineral berbotol-botol di beberapa tempat, sepanjang rute long march untuk diminum maupun wudhu. Toilet berjalan juga banyak tersedia. Begitu pula dengan mobil ambulans dan petugas medis. Pokoknya aksi demo hari ini benar-benar terorganisir dengan baik.

Oiya, hampir kelupaan. Di depan stasiun Gambir tadi kami sempat melihat di antara pendemo ada 3 orang tanpa kartu pengenal pers yang masing-masing membawa kamera profesional. Mereka mengambil foto di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Mereka terdiri dari 2 wanita dan 1 pria. Yang wanita, salah satunya yang berbadan besar memakai jilbab dengan celana jeans dan atasan lengan panjang. Sementara yang laki-laki, ini yang aneh dan mencurigakan, memakai handuk kecil untuk menutupi sebagian mukanya.

Entah karena dia berkulit putih dan bermata sipit, atau karena  alasan yang lainnya. Tapi handuknya ditaruh di kepala dan menjuntai di sisi kanan kirinya menutupi pipi. Karena jalannya menunduk, kecuali saat sedang memotret, wajahnya jadi tidak bisa dilihat dengan jelas.

Mungkin karena sadar difoto dan divideokan oleh hubby, mereka segera menghilang di antara kerumunan. Foto dan video mereka tidak saya upload di blog ini. Tapi bila suatu saat saya menemukan berita atau foto yang mendiskreditkan aksi 411 yang berasal dari mereka, maka akan saya upload.

Sekitar jam 16-an akhirnya kami putuskan untuk keluar dari barisan pendemo dan pulang ke rumah. Sepertinya harus berbuka puasa di rumah. Takutnya bila dipaksa meneruskan sampai ketemu Presiden (maksudnya sampai Presiden bersedia menemui perwakilan pendemo, bukan menemui saya. Saya mah apa atuh.... Hanya remahan biskuit 😝😁), bisa-bisa kami merepotkan orang karena keburu tepar kelelahan dan dehidrasi.

Sebelum taksi yang kami tumpangi jalan, tiba-tiba seseorang mengetuk jendela dan mengulurkan 3 bungkus makanan (sampai di rumah baru kami tahu isinya nasi, sayur dan lauk) untuk kami dan supir taksi. Alhamdulillah, bisa untuk buka puasa nanti. Barakallah para donaturπŸ™

Semoga demo hari ini akan terus berjalan damai sampai tujuannya tercapai, yaitu menuntut keadilan bagi umat Islam yang merasa tersinggung agamanya dinistakan. Penjarakan penista agama, siapa pun pelakunya, jangan tebang pilih!

Teriring doa bagi para pendemo yang terus setia berjuang demi membela kemuliaan Al-Qur'an. Dari Istiqlal ke Istana lanjut lagi ke gedung MPR/DPR. Semoga Allah memberkahi dan merahmati apa yang kita perjuangkan hari ini. ALLAHU KABAR !!!!!


P.S.:

Kaget sekali mendengar kabar demo menjadi ricuh malamnya. Petugas keamanan sampai menembakkan gas air mata dan ada mobil-mobil yang dibakar. Bahkan ada seorang syuhada yang meninggal dalam aksi 411 ini.

Sedihnya, Presiden yang ingin ditemui malah memilih pergi menghindar. Tidak menghargai aspirasi rakyatnya.

Ya Allah, semoga Kau tunjukkan pada dunia siapa otak kerusuhan ini dengan terang benderang. Jauhkan umat Islam yang berdemo hari ini dari fitnah yang keji. Dan berikan kepada kami pemimpin yang amanah dan adil. Aamiin, aamiin, aamiin yaa Rabbal 'alamiin.