Perubahan

Abang zi sering mengkritik, diantaranya tentang cara saya berpakaian. Bun, kok jilbabnya transparan?... Bun, gak pakai kaos kaki? Kaki kan juga aurat... Tau gak bun, tanda-tanda kiamat sudah dekat salah satunya adalah saat wanita berpakaian seperti laki-laki dan sebaliknya.... *maluuu*

Saya memang selalu menghindari pemakaian rok atau pakaian yang feminim. Sukanya pakai celana cargo, kaos gombrong dan sendal jepit. Pokoknya alergi deh dandan rapih seperti perempuan pada umumnya. Jangan kan memakai make up, sekedar bedak dan lipstick aja males banget.

Alhamdulillah, hubby tidak pernah protes dengan gaya super cuek istrinya. Jadi saya pun semakin menunda-nunda memakai pakaian 'wanita'. Alasannya banyak. Dari soal selera sampai ogah ribet karena sering naik motor.

Tepat pada Tahun Baru Islam setahun lalu, seperti mendapat hidayah, saya ingin merubah cara berpakaian yang selama ini tidak Islami. Gak ada angin, gak ada hujan. Tiba-tiba saja memutuskan ingin berubah menjadi lebih baik dalam berpakaian.

Jilbab yang tadinya sesiku, dipanjangkan lagi sampai pergelangan tangan. Celana-celana cargo dan jeans diganti dengan rok dan gamis. Kaos kaki pun mulai dipakai tiap kali keluar rumah. Lipstick yang biasanya hanya dipakai saat bepergian juga saya singkirkan selama-lamanya.

Prosesnya tidak bertahap. Sekaligus. Tanggal 1 Muharram tahun lalu, saya pun merubah cara berpakaian tanpa ba-bi-bu lagi.

Awalnya kagok juga pakai rok sambil naik motor. Suka lupa pas mau naiknya. Main angkat kaki aja serasa masih pakai celana panjang. Untungnya saya selalu pakai legging sebagai dalaman rok. Kalau nggak... x_x

Sebelum memulai perubahan ini, saya takut ribet dan merasa gerah bila semakin tertutup pakaiannya. Ternyata setelah dijalani, alhamdulillah biasa saja. Malah panas menyengat jadi tidak terlalu terasa di kulit karena nyaris seluruh tubuh tertutup rapat.

Ajaibnya, perubahan pada cara saya berpakaian ini, tanpa direncanakan juga merubah beberapa kebiasaan buruk saya, loh.

Salah satunya kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas. Biasanya, saat menjemput si abang, saya memutar di tempat yang tidak seharusnya. Habis lampu merahnya masih jauh sih, alasan saya waktu itu.

Sekarang, walau matahari bersinar garang, saya dengan senang hati memutar di lampu merah sesuai peraturan. Tidak masalah jauh dan harus lama menunggu giliran. Polisi mungkin tidak melihat, tapi Allah kan ada dimana-mana.

Tidak terasa sudah setahun berlalu. Dan saya berusaha untuk terus memperbaiki diri dengan melakukan perubahan-perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Kita tidak bisa merubah dunia kalau kita sendiri tidak mau berubah kan? ;)

No comments: