Makanan Betawi

Sudah lama saya penasaran dengan Gabus Pucung. Masakan khas Betawi ini sudah jarang ditemui di rumah makan Betawi karena sulitnya pasokan. Konon kabarnya, ikan air tawar ini berkhasiat dapat meningkatkan albumin dalam tubuh yang dibutuhkan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Walau punya mertua orang Betawi, tapi saya belum pernah mencicipi Gabus Pucung. Ada yang bilang mirip rawon karena warna kuahnya yang hitam dan memakai kluwak sebagai salah satu bahannya.

Rasa penasaran inilah yang membawa saya ke daerah Lenteng Agung. Di sana ada beberapa rumah makan yang menyediakan makanan khas Betawi seperti Gabus Pucung dan Pecak Gurame.

Belok ke kiri setelah Universitas Pancasila, masuk ke Jl. Moh. Kahfi II ada 2 rumah makan betawi sebelum pertigaan. Yang ketemu duluan ada di sisi kanan jalan, RM Betawi Bang Nur. Sementara yang lebih dekat ke pertigaan, disisi kiri ada RM Betawi H Nasun.

Kami pun mampir ke lokasi yang pertama, yang terdekat. RM Betawi Bang Nur. Rumah makan sederhana bercat hijau muda ini terlihat kecil tapi bersih dengan kapasitas sekitar 20-an orang. Makanan yang bisa dipesan ditata di sebuah etalase sederhana.

Sore itu kami memesan semangkuk sop iga, seporsi gabus pucung, seporsi pecak gurame, 3 nasi, 4 es teh manis, sebungkus kerupuk dan sepiring lalapan.

Pertama, mari dicoba sop iganya. Semangkuk sop iga seharga Rp.30.000 ini terdiri dari 3 potong iga berukuran sedang, potongan wortel dan kentang, dan ditaburi seledri, daun bawang serta emping. Kuahnya gurih dengan rasa lada yang tajam. Sementara daging yang menempel di tulang iga sangat mudah terlepas, tanpa perlawanan saat digigit. Kata zi, perutnya jadi hangat setelah memakan sop dengan rasa lada yang nendang ini.

Sekarang giliran Pecak Gurame dicicipin. Menu seharga Rp.65.000 ini berupa seekor ikan gurame yang digoreng kemudian disiram kuah berwarna orange kekuningan. Pasti pedas nih, pikir saya. Ternyata rasa kencur yang sangat kuat terasa ditiap suapan, lebih mendominasi daripada rasa cabainya. Pedasnya tidak segalak warnanya.

Terakhir, Gabus Pucung. Daging ikannya lembut. Kuahnya yang berwarna hitam pekat sangat menonjol aroma maupun rasa kluwaknya dengan rasa asin lebih mendominasi. Seporsi gabus pucung seharga Rp.40.000 ini disajikan sesuai pilihan, kepala atau ekor.

Saya baru tahu kalau ikan gabus itu ternyata ukurannya besar. Jadi walau memesan hanya salah satu bagian (kepala atau ekor), porsinya sudah cukup banyak. Dagingnya tebal dan durinya sedikit. Anak-anak jadi mudah memakannya. Mungkin kalau garamnya dikurangi sedikit, lebih enak lagi.

Masakan betawi itu berbeda-beda citarasanya, tergantung di daerah mana mereka berasal. Kabarnya, orang Betawi di Bekasi citarasa masakannya lebih pedas dibandingkan daerah lainnya. Mungkin itu sebabnya yang di Jagakarsa ini masakannya masih bisa dinikmati anak-anak karena tidak terlalu pedas.

Dengan total kerusakan Rp.168.000, tidak mahal lah yaa. Rasa penasaran hilang dan 3pzh bisa belajar makanan baru :)

RM Bang Nur
Jl. Moh. Kahfi II No. 32B
Srengseng Sawah - Jagakarsa
Jakarta Selatan

 

No comments: