[Caper] Ho Chi Minh City (2)

Awal Juli kemarin, kami sekeluarga berlibur ke Ho Chi Minh City, Vietnam. Berikut catatan perjalanannya.


HCMC PARIS-NYA ASIA

Ho Chi Minh City (HCMC) ketika masih menjadi ibukota Vietnam Selatan dikenal dengan nama Saigon. Sebagai kota terbesar di Vietnam, HCMC banyak dipengaruhi oleh budaya Perancis, bangsa yang menjajahnya pada tahun 1858-1887, utamanya terlihat pada arsitektur gedung-gedung tuanya. Hal ini yang membuat HCMC dijuluki Paris-nya Asia. Saat Vietnam (utara dan selatan) bersatu pada tahun 1976, beberapa provinsi yang berdekatan dengan Saigon disatukan dan diberi nama Ho Chi Minh (diambil dari nama mantan pemimpin komunis Vietnam).

Sebagai tempat tujuan wisata, HCMC sangat menarik, terutama bagi mereka yang suka dengan sejarah atau museum. Untuk bisa puas menjelajahi HCMC setidaknya dibutuhkan minimal 4 hari. Harga-harga di sana juga sangat murah, sebagian malah lebih murah dari Indonesia. Walaupun menggunakan mata uang Vietnam Dong (VND), tetapi US$ sangat diterima di sana. Jangan beli VND di Jakarta. Bawa saja US$ yang sudah lusuh (di agen valas biasanya dijual lebih murah daripada yang licin mengkilap) dan dalam pecahan kecil untuk ditukar sesuai kebutuhan selama di sana.


AKOMODASI

Untuk akomodasi, tersedia dari kelas back packer seperti yang banyak terdapat di jalan Bui Vien, sampai yang kelas atas seperti Sheraton juga ada. Bila mencari hotel murah untuk keluarga yang membawa anak-anak di bawah 12 tahun, hotel-hotel di Jalan Pham Ngu Lao cukup layak karena berada di lingkungan yang tidak terlalu ramai tapi tetap dekat kemana-mana. Hotel-hotel di Jalan Bui Vien lebih cocok untuk mereka yang tidak membawa anak kecil. Berada di jalan raya yang ramai dan suara hingar bingar musik dari diskotik terdekat bisa mengganggu kenyamanan tidur anda.

Salah satu hotel yang paling banyak direkomendasikan di Trip Advisor adalah Bich Duyen (baca: bich duwin), hotel kecil berkamar 15. Harga kamarnya sekitar Rp.800rban (untuk 3 malam) sudah termasuk sarapan. Para staf-nya ramah, dan lokasinya yang dikelilingi banyak money changer, agen perjalanan, restoran dan pertokoan. Selain itu, hotel ini juga menyediakan jasa pencucian pakaian (dihitung per kilo). Lumayan, tidak membawa banyak baju kotor sebagai oleh-oleh :D Tapi tidak disarankan membawa koper besar ke hotel ini, karena tidak ada lift. Bila mendapat kamar di lantai 5, siapkan betis ya :p


MAKANAN HALAL

Di sekitar Jalan Pham Ngu Lao dan Bui Vien ada beberapa restoran halal di sekitar hotel. Dari VN Halal di Jalan Le Loi, sampai kebab, restoran Mumtaz dan New Delhi di Jalan Bui Vien.

Bila ingin mencari makanan halal yang banyak pilihan, datang saja ke Jalan Dong Du. Di sana ada Masjid Jamek, gedung berwarna biru yang disekitarnya banyak terdapat restoran halal. Ada restoran Halal @ Saigon, D'Nyonya, Bombay sampai yang di gerobak pun ada (pada hari dan jam-tertentu bukanya). Mesjid ini terletak tidak jauh dari Hotel Sheraton. Jangan lupa untuk mencoba Pho Bo (baca: fa bo) atau mie daging sapi khas Vietnam.

Sedangkan bila ingin sekedar minum kopi bisa mampir ke Trung Nguyen Cafe yang menyediakan es kopi susu khas Vietnam. Jangan kuatir, cafe ini produknya sudah ada label halalnya. Untuk oleh-oleh juga bisa beli di sini kopi bubuk maupun instan merk Trung Nguyen yang terkenal itu beserta alat saringannya . Tapi kopi merk ini juga bisa dibeli di semua supermarket di Vietnam. Saran saya, untuk anak-anak, cobain jus buah atau smoothies-nya. Segaaaaarr sekali. Highly recommended!


TRANSPORTASI

Karena obyek-obyek wisata sebagian besar letaknya berdekatan, berjalan kaki mungkin lebih efisien dan ekonomis sekaligus menyehatkan. Ada banyak taman-taman umum yang bisa digunakan sebagai tempat beristirahat sejenak bila lelah berjalan. Pepohonan yang rindang juga membuat udara HCMC tidak berdebu seperti di Jakarta walaupun banyak sekali motor.

Dengan jumlah sepeda motor yang mencapai 45 juta unit di seluruh Vietnam, berjalan kaki di HCMC harus selalu waspada, terutama saat menyeberang jalan. Beberapa penyebrangan menyediakan lampu tanda untuk penyebrang jalan, tapi kebanyakan sih tidak ada. Jadi harus selalu melihat ke arah datangnya kendaraan. Harus diingat, di Vietnam pengemudi berada di sebelah kiri, kebalikan dari Indonesia.

Bila harus naik taxi, pilih saja taxi Vinasun yang selalu memakai argo. Jangan lupa untuk selalu membawa tulisan dalam bahasa Vietnam untuk nama-nama tempat yang dituju karena tidak semua orang lokal bisa berbahasa Inggris. Sedangkan untuk pengantaran/penjemputan dari dan ke airport juga bisa dipesan di hotel. Hanya VND150.000 dari airport ke hotel dan VND100.000 dari hotel ke airport, ada selisihnya karena kalau menjemput dari airport ada biaya yang harus dibayar di pintu keluarnya.

-------Bersambung--------


Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments: