Semalam Di Kuala Lumpur



Untung 3pzh tidak susah dibangunin pagi ini. Setelah mandi dan shalat subuh, kami pun berjalan kaki menuju stasiun bis Penang Komtar. Hanya butuh waktu kurang dari 20 menit, itupun jalannya santai tidak terburu-buru.

Sampai disana, ternyata konter tempat check in Newsia Express Service Central belum buka. Tiket bis Newsia Express ini bisa dibeli melalui internet di easibooking.com . Ada beberapa pilihan operator bis dengan tujuan yang sama. Pilih saja yang sesuai dengan jadwal dan kantong anda.

Perut mulai keroncongan, tapi banyak toko masih tutup. Untungnya ada toko kecil yang menjual bubur cup instan berlabel halal dan menyediakan air panas untuk menyeduhnya. Lumayan untuk sarapan, selain biskuit dan susu yang memang sudah kami bawa.

Bis datang sedikit terlambat. Setelah check in di konter, para penumpang antri dengan tertib memasuki bis setelah sebelumnya menyimpan tas besar di bagasi yang terletak di bagian luar bawah bis. Kursinya diberi nomor urut, bisa dimaju-mundurkan untuk kenyamanan selama perjalanan. Sayang tidak tersedia hiburan selain musik pilihan supir yang diputar di music player. Perjalanan 5 jam menuju KL kebanyakan kami isi dengan tidur, menuntaskan tidur yang belum tuntas semalam.

Bis hanya stop 1 kali di terminal Sungai Nibong untuk mengangkut penumpang sebelum perjalanan nonstop ke KL. Sebaiknya gunakan waktu tersebut untuk ke kamar mandi karena tidak ada kesempatan lagi hingga tiba di KL.

Tiba di KL Sentral bus station sekitar jam 14 waktu setempat, atau sejam lebih lama dari yang dijadwalkan. Keterlambatan disebabkan oleh macetnya jalan tol. Kata supir, ini biasa terjadi di hari kerja, terutama hari pertama setelah libur panjang.

Dari stasiun kami langsung naik LRT dan disambung monorail menuju stasiun Medan Tuanku, stasiun terdekat dari Tune Hotel Downtown KL tempat kami akan menginap. Sebenarnya lebih cepat dan efisien kalau naik taksi bila teman perjalanan ada lebih dari 2 orang. Tetapi anak-anak tentunya lebih senang kalau bisa merasakan naik kereta.

Tune hotel downtown KL letaknya tidak jauh dari stasiun Medan Tuanku, sekitar 10 menit jalan kaki. Kamarnya lebih luas dibandingkan yang di Penang. Warna hitam merah mendominasi interior hotel dan kamarnya. Karena rencananya besok pagi-pagi harus mengejar bis lagi ke Malaka, di KL ini hanya untuk numpang tidur. Jadi kami tidak memesan handuk dan hanya memesan paket yang 12 jam saja.

Sebenarnya bisa saja kami tidak mampir di KL. Tapi berarti harus bermalam di bis dan sampai keesokan paginya di Malaka. Kasihan anak-anak, pasti capek sekali. Mereka pun sudah tidak mau ke Petrosains, apalagi ke Twin Tower dan KL Tower. Bosan, katanya.

Selesai shalat, kami pun kembali ke stasiun Sultan Ismail untuk naik LRT menuju Masjid Jamek untuk makan siang dan menjelajah kota KL. Keluar dari hotel, belok kanan naik jembatan penyebrangan ke arah stasiun. Tiket bisa dibeli di counter maupun langsung di mesin dengan memasukkan sejumlah uang kertas. Harga tiket tergantung stasiun tujuan. Dari stasiun Sultan Ismail ke stasiun Masjid Jamek harga tiketnya RM1.20/orang (za belum bayar).

Di Suria Park, taman dibelakang Suria KLCC Mall setiap hari libur ada pertunjukan Air Mancur Menari (water dance) pada jam-jam tertentu. Air mancur yang bergerak seolah-olah menari mengikuti alunan musik dengan tata cahaya lampu warna-warni, seperti yang bisa kita saksikan juga di Bundaran HI atau di Monas dulu.

Sudah hampir jam 22 saat kami beranjak meninggalkan Suria Park setelah show terakhir water dance. Perut yang sedari tadi kenyang diisi camilan mulai teriak minta diisi. Tentunya tidak mungkin mencari makanan di dalam mal jam segitu, karena sudah tutup. Maka kaki pun dilangkahkan keluar mal ke arah kanan menuju Restoran Nasi Kandar Pelita yang buka 24 jam. Menunya yang beragam dan rasanya yang khas menjadikan restoran ini salah satu yang wajib anda kunjungi bila sedang di KL.

Gagal mencoba Sup Lembu Hameed di Penang, kami pun tergoda mencicipi sup lembu di restoran ini. Supnya gurih sekali, dengan kuah kental dan daging sapi yang tak perlu perjuangan menggigitnya. Nasi kandar dengan berbagai menu yang disajikan secara prasmanan benar-benar membuat kalap. Hampir lapar mata melihat udang-udang besar itu x_x

Setelah perut kenyang, barulah kami kembali ke hotel naik LRT untuk beristirahat.














No comments: