Pulau Tidung

Sering mendengar tentang Pulau Tidung, tetapi belum pernah ke sana. Katanya, sama indahnya dengan Maldives alias Maladewa. Cuma lebih kotor, karena kurang terawat. Ditambah lagi dengan biayanya yang tidak menguras kantong, makin penasaran deh sama yang namanya Pulau Tidung, salah satu dari gugusan Kepulauan Seribu.

Berulang kali menyusun rencana ke sana, tetapi gagal karena kesibukan dan cuaca yang tidak pas. Sampai akhirnya hubby mengabarkan, kantornya akan mengadakan family gathering di Pulau Tidung. Yeaaayy! Tidung, we're comiiiingg!!

Sabtu subuh sudah gedubrakan mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa. Selain baju yang menyerap keringat, peralatan renang dan mainan untuk 3pzh main pasir tidak boleh ketinggalan. Jam 7 kurang kami sudah sampai di kantor hubby yang menjadi meeting point-nya.

Setelah semua berkumpul, kami pun langsung menuju Marina untuk naik kapal. Jam 8.15 semua barang dan penumpang sudah naik ke kapal yang berkapasitas 30 penumpang itu. Untuk sampai ke Pulau Tidung, bisa melalui Marina atau Muara Angke. Di Marina bila menggunakan kapal besar (jet foil). Sedangkan di Muara Angke bila menggunakan kapal nelayan.

Sepanjang perjalanan, ombaknya tidak terlalu besar. Jangan lupa untuk mengisi perut minimal sejam sebelum naik ke kapal bila tidak ingin mabuk laut. Hanya butuh 45 menit untuk sampai ke Pulau Tidung dari Marina. Jam 9.30 tiba di dermaga, kami langsung berjalan kaki menuju homestay/penginapan sementara barang-barang diangkut pakai becak mesin.

Ternyata yang namanya homestay itu adalah rumah dengan 2 kamar, 1 ruang tamu yang dijadikan ruang tidur utama, 2 kamar mandi, tempat mencuci, dan dapur. Ruang tidur utama ber AC dan ada TV, sementara 2 kamar lainnya hanya memakai kipas angin. Overall, cukup nyaman dan bersih.

Untuk makan siang, makan malam dan sarapan pagi keesokan harinya sudah termasuk dalam paket. Makanan diantarkan ke homestay dengan gerobak dorong dan disajikan di atas meja makan yang diletakkan di teras penginapan. Menu makan siang prasmanan hari itu adalah nasi, sayur asem, ayam bakar, tahu goreng, ikan asin jambal, sambal, kerupuk dan semangka untuk pencuci mulutnya. Yummyyyy!

Selesai makan dan shalat, jam 12.45 kami kembali naik ke kapal menuju tempat snorkeling. Semua penumpang diwajibkan memakai pelampung yang sudah disediakan. Untuk anak-anak sebaiknya membawa pelampung sendiri dari rumah karena yang tersedia hanya ukuran untuk dewasa. Kalau tidak punya pelampung, bawa saja ban renang.

Sekitar jam 13.10 kapal memasuki perairan dangkal dekat sebuah pulau kecil. Dengan membawa roti tawar, kita bisa snorkeling di sini sambil memberi makan ikan-ikan. Anak-anak senang sekali berenang di antara ikan kecil warna-warni. Ini pengalaman pertama mereka. Susah sekali mengajak mereka naik kembali ke kapal, padahal tangannya sudah berkerut kedinginan.

Tiba-tiba ada sekelompok lumba-lumba berenang dalam jarak kurang dari 10 meter dari kapal kami. Semua langsung heboh. Bahkan guide kami yang sudah sering bolak balik ke Tidung bilang, baru kali ini dia melihat ada lumba-lumba berenang di sini. Saking kagetnya, tidak satu pun dari penumpang kapal yang ingat untuk mendokumentasikan kawanan lumba-lumba itu x_x

Selesai snorkeling, kapal diarahkan ke Pulau Tidung kecil. Di sini ada banyak permainan/olahraga air (water sport) seperti banana boat, jetski dan lain-lain. Yang tidak suka permainan itu bisa menunggu di gazebo pinggir pantai sambil ngemil bakso, rujak atau makanan lain yang dijual sekitar situ sambil menemani anak-anak main pasir.

Pemandangan dari Jembatan Cinta bagus sekali. Gradasi warna air laut dari biru tua, tosca sampai biru muda terlihat cantik. Tapi bila datang saat weekend atau liburan panjang, harus pintar-pintar mencari sudut pengambilan gambar karena banyaknya orang yang lalu lalang. Info dari guide kami, hari itu ada sekitar 2.000 orang dari Jakarta yang datang ke situ. Kebayang kan ramainya?

Sebenarnya dari Pulau Tidung besar (tempat kami menginap) ke Pulau Tidung kecil bisa ditempuh dengan naik sepeda. Tapi karena tadi kami sekalian mau snorkeling, jadi harus naik kapal.

Kembali ke penginapan, semua langsung mandi, membersihkan pasir yang menempel di rambut dan badan. Sambil menunggu waktunya makan malam, bisa menikmati sunset di depan kamar. Karena keburu lapar, kami sempat makan bakso di warung Kang Asep, si pemilik penginapan.

Sehabis shalat Isya, makanan sudah dihidangkan di atas tikar yang digelar di halaman berpasir depan penginapan. Ikan-ikan fresh di bakar langsung disitu, seperti ikan barracuda, baronang, kuwe sampai ayam-ayaman. Menu lain tak kalah menggiurkan. Ada cumi goreng tepung, tumis kangkung, tempe goreng, sate cumi bakar, es blewah, serta kerupuk dan sambal kecap sebagai pelengkap makan malam kami. Entah lapar atau memang enak, semua makan dengan lahap, termasuk 3pzh.

Pagi harinya, bila ingin melihat sunrise (matahari terbit), bisa naik sepeda ke Pulau Tidung kecil. Sepeda bisa pinjam dari pemilik penginapan, gratis (sudah termasuk paket). Bila masih ingin snorkeling bisa di perairan dangkal dekat situ. Jalan kaki saja, tidak perlu naik kapal saking dekatnya. Cuma sekitar 50 meter dari tempat kami lesehan tadi malam. Zi pun kembali snorkeling ditemani kawan-kawan ayahnya, sementara kami lebih memilih istirahat di kamar sambil packing.

Sarapan berupa nasi uduk, ayam goreng, kerupuk dan teh manis hangat sudah disediakan sejak jam 7 pagi di teras penginapan. Pagi itu acaranya bebas, bisa dipakai untuk berkeliling pulau atau beristirahat di kamar hingga tiba waktunya pulang.

Sekitar jam 10 semua berkumpul di dermaga untuk naik kapal menuju Pulau Pramuka. Rencananya kami akan makan siang di sana sebelum kembali ke Jakarta. Sekitar 40 menitan jarak tempuhnya dari Pulau Tidung.

Di Pulau Pramuka ada penangkaran ikan hiu, kuwe, bulu babi dan jenis ikan lainnya. Bulu babi ini sengaja dibiakkan untuk di ekspor ke Korea dan Jepang. Di sini juga ada toko souvenir bila kemarin belum sempat beli oleh-oleh. Jangan lupa membeli bandeng tanpa tulang yang menjadi oleh-oleh khasnya.

Makanan di Restoran Nusa ini enak-enak, terutama seafood-nya yang segar. Cumi asam manis, ikan kuwe bakar, udang goreng tepung, ikan baronang goreng, ayam bumbu barbecue dan puding dihidangkan secara prasmanan karena kami datang dalam grup besar.

Selesai makan dan shalat, jam 13-an kami meninggalkan Pulau Pramuka menuju Jakarta. Perjalanan pulang, ombaknya lebih besar daripada saat kedatangan. Kapal yang bergoyang-goyang membuat pusing dan mual bagi yang tidak tahan. Mungkin karena waktunya laut pasang, jadi ombaknya besar. Tapi seperti biasa, 3pzh tetap heboh bercanda sambil manjat-manjat dalam keadaan apapun. Sekitar jam 15-an, kami tiba dengan selamat di Marina, tempat di mana kendaraan diparkirkan sejak kemarin.

Liburan kali ini menyenangkan dan memberikan banyak pengalaman baru bagi 3pzh. Ternyata Indonesia memiliki banyak tempat indah yang tidak kalah dengan di luar negri. Dan bila ingin tempat-tempat itu tetap indah 5 bahkan 20 tahun mendatang, adalah kewajiban kita para wisatawannya untuk menjaga kebersihannya. Jangan buang sampah sembarangan!



Powered by Telkomsel BlackBerry®

2 comments:

Pulau Tidung said...

Jembatan cinta tidung sudah selesai di perbaiki.
Sekedar info bagi yang ingin mengunjungi pulau tidung.

Idenya Dini said...

iyaaa, sekarang dah bagus jembatannya. pengeeen kesana lagiii :)