Bangkok Trip (4)



Hari terakhir di Bangkok. Pagi jam 9-an saya berjalan kaki ke Trok Surao untuk membeli sarapan take away di tempat ibu India yang kemarin, sementara 3pzh dan ayahnya berenang di hotel. Menu pagi ini nasi briyani dengan lauk daging kari dan ayam semur. Seporsi hanya 40b, sudah dapat banyak sekali sampai kekenyangan.

Jam 12 kami check out dari hotel dan menitipkan koper di concierge untuk diambil sebelum ke airport. Sekalian pesan taksi untuk ke bandara juga. Rencananya kami mau ke Wat Pho (Gigantic Reclining Buddha) dan Wat Trimit (The Golden Buddha) hari ini kemudian makan siang di China Town bila masih ada waktu.

Dari hotel meluncur ke Wat Pho naik taksi, ternyata kuilnya tutup (atau belum buka?). Kemudian perjalanan dilanjutkan ke kuil The Golden Buddha yaitu patung Buddha raksasa yang terbuat emas dengan berat sekitar 5,5 ton. HTM 40b untuk 1 orang dewasa, sedangkan anak-anak gratis.

The Golden  Buddha
Untuk melihat patung emas itu, pengunjung harus naik ke lantai 4 dari tangga di sisi kiri gedung. Sebelum masuk ke kuil, sepatu dititipkan di rak sepatu yang tersedia. Ada banyak peraturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung di sini. Diantaranya; dilarang masuk bila tidak memakai baju yang sopan (pendek atau terbuka), makan/minuman di dalam kuil, membawa hewan peliharaan, menginjak garis pintu masuk, dan masih banyak lagi.

Dari sana kami kembali ke Wat Pho (Gigantic Reclining Buddha) karena masih penasaran. Naik taksi sekitar 65b. Alhamdulillah, kuilnya sudah dibuka. Ternyata Wat Pho itu letaknya dekat sekali dari Grand Palace yang kami datangi kemarin. Kalau saja kami tahu, kemarin bisa ke sini sekalian.

Membayar tiket masuk @ 100b untuk 3 orang (zu dan za belum bayar), kami menolak menggunakan jasa guide karena memang tujuannya ke sini hanya foto-foto. Sebelum masuk kuil, pengunjung harus memasukkan sepatu/sandalnya ke dalam tas yang disediakan dan membawanya ke dalam.

Reclining Buddha
Di dalam suasananya agak gelap, tapi masih bisalah untuk foto-foto. Patung Budha raksasa yang posisinya tiduran miring itu guedeeeee bangeeett. Merupakan patung Buddha terbesar di Thailand, panjangnya mencapai sekitar 150 kaki. Di telapak kakinya, ada simbol-simbol khusus yang memiliki arti ajaran Sang Buddha.

Tidak mudah mencari sudut yang pas karena ruang yang sempit dan banyaknya pengunjung lalu lalang di jalan yang lebarnya sekitar 1 m itu. Selesai foto-foto di dalam kuil, di pintu keluar kami kembali memakai sepatu dan mengembalikan tas yang tadi dipinjamkan. Di bagian belakang kuil ada tenda tempat penukaran tiket yang tadi dibeli dengan sebotol air mineral dingin. Bahkan kami diberikan 1 botol ekstra karena melihat ada anak kecil yang tidak memiliki karcis. Alhamdulillah, jadi obat bagi tenggorakan yang kering di udara panas Bangkok.

Kami tidak sempat ke China Town, karena jam 1630 harus sudah berangkat ke airport. Keluar kuil menuju ke taman dekat pintu masuk Grand Palace, akhirnya kami berhasil menawar tuktuk 50b untuk mengantarkan ke daerah Banglampho. Karena salah paham, akhirnya kami diturunkan di Central World Hotel yang kebetulan sekali, didalamnya ada restoran Sara Halal.

Walaupun harga per porsinya lebih dari 5 kali harga makanan di Aesaah maupun Trok Surao (maklum, namanya juga restoran hotel), tapi rasanya masih jauuuh lebih enak di kedua tempat tersebut. Nasi Biryani nya agak pera/keras dan ayamnya juga kurang empuk. Bedanya disini ada menu Pad Thai Seafood yang rasa lumayan enak seharga 240b/per porsi.

Masjid di Trok Surao
Selesai makan, kami berjalan setengah berlari ke Trok Surao untuk shalat di Masjid. Karena sudah check out dari hotel, kami tidak bisa lagi shalat di kamar. Selesai shalat, kemudian kami kembali ke hotel untuk mengambil tas yang tadi dititipkan di concierge dan menunggu taksi yang sudah dipesan tadi pagi.

Jalan menuju airport, sekitar jam bubaran kantor, cukup padat. Pastikan untuk menyisakan waktu minimal 2 jam sebelum counter check in dibuka, kalau anda tidak mau ketinggalan pesawat. Seperti juga Jakarta, Bangkok terkenal dengan traffic jam-nya.

Papan petunjuk musholla bandara
Mencari-cari prayer room atau musholla ternyata agak sulit, karena petugas yang hanya bisa sedikit-sedikit berbahasa Inggris, tidak memahami pertanyaan kami. Tapi akhirnya menemukan musholla di lantai 3. Kalau dari ruang check in (lantai 4), dekat pintu masuk ada tangga ke bawah, turunlah ke lantai 3 dengan tangga jalan atau lift. Halal Food corner ada di lantai 1 dekat lift namanya Magic Food Point. Sedangkan Prayer room letaknya di sebelah toilet dekat tangga. Ada petunjuk arahnya, jadi tidak sulit menemukan apabila anda sudah berada di lantai 3.

Aneka makanan halal di MFP
Makanan di bandara seperti pada umumnya lebih mahal. Seporsi sticky rice with mango 135b. Untungnya di MFP hargai makanan relatif lebih murah daripada makanan di lantai-lantai atas. Untuk 4 porsi makanan sore itu, kami menghabiskan 170b. Svarnabhumi adalah bandara terbesar Thailand yang bersih dan modern, memberikan pelayanan selayaknya airport internasional. Tap water pun tersedia gratis seperti di Changi. Kekurangannya hanya satu, petugasnya tidak menguasai bahasa Inggris dengan baik.

Toilet bandara
Sudah terburu-buru makan dan menghabiskan sisa baht di duty free shop, eeeh Air Asianya delay hampir sejam :( Jadilah menunggu di bandara dalam keadaan kelaparan dan kedinginan. Untung tadi sudah sempat makan.

Sampai di Jakarta sudah jam 1 pagi lebih. Jam 3 lebih masih di Shell mengisi bahan bakar sebelum sampai rumah. Sempat kena macet sedikit di pintu keluar tol Pancoran. Heran, Jakarta jam berapa sih yang lancar jaya kalau hari kerja? -_-"




Addresses:


1. Temple of the Golden Buddha 
(Wat Traimit)
661 Chaoren Krung Rd, 
Bangkok, Thailand
Telp: 02 225 9775



2. Temple of the Reclining Buddha 
(Wat Pho)
2 Sanam Chai Road, 
Bangkok, Thailand



3. Sara Halal Restaurant
The New World City hotel 
Khao San area (near Khao San Road)
Bangkok, Thailand



4. Magic Food Point
Lantai 1 Svarnabhumi Airport




























No comments: