Jangan Menabung!

Di awal tahun, banyak yang bikin resolusi. Penting gak sih bikin resolusi itu? Bagi saya, resolusi itu semacam proposal hidup. Suatu perencanaan hidup kita selama setahun ke depan tentang what, when, where and how dari rencana yang ingin diwujudkan.


Resolusi ini mencakup resolusi pribadi, keluarga dan karir. Dalam resolusi itu juga termasuk resolusi yang ada hubungannya dengan keuangan, loh. Seperti ganti mobil, perbaikan rumah, anak masuk SD, berlibur dsb. Kalau resolusi sudah ditetapkan, mulailah menyusun kalender financial. Yang sudah pasti waktunya (misalnya liburan ditetapkan akhir tahun), bisa langsung dimasukkan ke kalender. Di kalender ini, buat jadwal kapan keuangan plus, kapan minus. Plus adalah saat ada penerimaan/pemasukan, seperti bonus, insentif, komisi dll. Minus adalah saat harus membayar kewajiban/pengeluaran, seperti asuransi, cicilan, biaya liburan dsb.

Bagaimana mewujudkan resolusi keuangan itu? Jangan menabung! Haiiiiss jangan protes dulu dong :) Jangan menabung, karena suku bunga tabungan tidak bisa mengalahkan inflasi. Memang sih, untuk tujuan-tujuan kecil dan jangka pendek, menabung masih bisa dilakukan. Tapi untuk tujuan yang baru akan direalisasikan minimal setahun lagi dan nominalnya di atas 1 juta, ada cara lain yang lebih tepat agar uang yang kita simpan nilainya tidak terus merosot, yaitu dengan berinvestasi. Jenis-jenis investasi adalah high return high risk, medium return medium risk, dan low return low risk. Rasanya tidak ada investasi yang high return low risk ya? ;)

Kalau anda tipe investor yang moderat (menginginkan hasil yang lumayan dengan resiko tidak terlalu tinggi), pilih reksadana dan emas sebagai keranjang investasi. Untuk tujuan keuangan diatas 10 tahun (seperti uang kuliah anak, dana pensiun) masukkan ke reksadana saham. Untuk tujuan keuangan 5-10th, dimasukkan ke reksadana campuran. Kenapa reksadana, bukan beli saham langsung? Reksadana dipilih bila anda memiliki keterbatasan dana (karena instrumen investasinya bisa dibeli secara kolektif), waktu (karena sudah ada manajer investasi yang mengelolanya, kita tidak perlu memantau pergerakan bursa sepanjang waktu) dan pengetahuan (kan tidak semua orang paham cara memilih saham yang baik atau kapan saat menentukan posisi sell/buy/hold yang tepat).

Untuk tujuan keuangan jangka pendek, menengah dan panjang, pilih berinvestasi di emas. Emas lebih likuid dan terbukti mengalahkan inflasi. Likuid karena bisa dijual kapan saja dengan segera. Investasikan dalam emas Logam Mulia (LM), emas kadar 99,999% berbentuk kepingan mulai dari 1gr sampai batangan 1kgan. Jangan membeli emas perhiasan untuk investasi, kecuali anda senang memakainya. Emas perhiasan lebih mahal belinya karena termasuk ongkos pembuatan, tapi nilainya bila dijual kembali atau digadaikan, lebih rendah dari emas LM.

Harga emas terus naik (th 2001 harga emas Rp100rb/gr sekarang th 2011 sudah hampir Rp400rb/gr). Kenaikan harga emas sekitar minimal 20% (pesimis) per tahun. Bandingkan dengan kalau anda menabung dalam rupiah yang bunganya hanya 3-5%, atau dalam deposito yang bunganya hanya 5-7% p.a. apakah bisa mengalahkan inflasi yang rata-rata pertahunnya minimal 10%? Namun demikian, tidak disarankan untuk berinvestasi hanya di emas saja. Ingat, don't put all of your eggs in one basket!

Investasi di reksadana dan emas, tidak harus punya modal besar. Seperti yang pernah saya bahas di bulan April 2010, sekarang di beberapa bank sudah ada sistem cicilan untuk membeli reksadana. Dengan setoran awal 500rb dan cicilan perbulan 100rb, sudah bisa punya reksadana saham. Sedangkan untuk yang reksadana campuran setoran awalnya 1jt dan cicilan perbulan 500rb. Begitu juga dengan emas. Beli saja kepingan ukuran kecil kalau uangnya pas-pasan. Tapi saat ada dana yang cukup, kenapa tidak beli sekalian yang besar? ;) IMO, untuk investasi sebaiknya beli emas mulai dari ukuran 5-100gr saja. Selain lebih mudah dijual, harganya akan semakin murah bila membeli yang ukuran besar.

Saat perlu uang dengan cepat, tapi bonus yang dinanti masih 4 bulan lagi baru masuk rekening? Gadaikan emasnya! Nilai gadai emas hingga 90%nya tapi ada biaya penitipannya. Bonus diterima, emas ditebus dan biaya penitipan dibayarkan. Bandingkan bila emas itu kita jual. Saat bonus ditangan, harga emas mungkin sudah melambung sehingga kalaupun dibelikan emas lagi, pasti tidak bisa sebanyak yang kita jual dulu.

Kesimpulannya, jangan menabung, berinvestasilah! :)







PS:
Untuk harga emas LM cek di sini www.logammulia.com

atau di http://beliemasyuk.blogspot.com
Untuk NAB reksadana cek di www.infovesta.com




4 comments:

Anonymous said...

Artikel menarik. Apakah Anda sudah melakukan salah satu dari yang Anda sarankan atau opini tersebut?

Thanks.

Idenya Dini said...

Berhubung pertanyaannya kurang jelas, saran/opini mana yang dimaksud, jadi saya coba jawab aja ya? ;)

Kalau resolusi, saya selalu membuatnya diakhir--awal tahun. Bahkan saya dan hubby men-share di calender bbg kami. Maksudnya, utk saling mengingatkan kalau ada yang mulai keluar dari jalur.

Kalau investasi, kami memilih membeli reksadana saham (yang campuran baru akan dimulai tahun ini, insya اَللّهُ ) syariah secara cicilan dan emas LM.

Kalau gadai emas, hanya kami lakukan bila sedang butuh dana cepat, jadi bukan berkebun emas.

Semoga sudah terjawab pertanyaannya. Terima kasih sudah mampir ke blog saya :)

Anonymous said...

Salam kenal sebelumnya... :)
Bu, minta saran dooong (kalau berkenan...)

Bukan mau pamer atau riya, hanya bingung dan ga tau harus bagaimana (lebay ya???) menempatkan dgn benar sedikit uang yg saya miliki ini.

Saya ada uang di deposito +/- Rp. 300 jt, di tabungan (ATM) yg saya pegang sehari2 setelah digunakan kepeluan RT (uang idle) +/- Rp 20 juta. Sebaiknya diapain ya? Kan bunga tabungan/deposito ngga menjanjikan. FYI, saya tdk ada rencana menggunakan uang itu (deposito)dalam 5-10 tahun mendatang.

Please masukannya yaaa....at least bisa jadi 2nd opinion buat saya.

Makasih sebelumnya...

Idenya Dini said...

Gak riya lah mba, kan gak ada identitas mba di sini ;)

Sebelum investasi, dana darurat sudah disiapkan belum mba? Dana darurat sifatnya harus likuid (mudah dicairkan), jadi tidak untuk diinvestasikan. Nilainya kira-kira 3 bulan gaji/orang yang hidupnya ditanggung oleh gaji tersebut. Jadi misalnya mba single parent dengan 1 anak, siapkan 6 bulan gaji di rekening untuk dana darurat. Kira-kira seperti itu.

Kalau dana darurat sudah siap, baru kita bisa berinvestasi. Tapiiiii tentukan dulu, mba termasuk investor yang bagaimana. Yang suka high risk, bolehlah di saham (tapi kalau punya pengetahuan cukup tentang saham). Untuk lebih jelasnya, coba baca lagi tulisan saya di bulan April 2010.

Segini dulu ya mba jawabannya. Kalau ada yang mau ditanyakan lagi, nanti saya jadikan bahan tulisan saja sekalian, biar bisa lebih lengkap bahasnya.

Terima kasih untuk pertanyaannya :)