Mengenang Ayah

Semalam, hubby mengatakan besok ingin ke makam ayahnya. Tanpa banyak bertanya, saya iyakan saja, malah menawarkan diri untuk menemaninya. Bukannya apa-apa, besok masih pertengahan minggu dan di hari kerja seperti itu pastilah macet. Kalau tidak ditemani, kan bisa bete. Perjalanan ke makam tidak terlalu jauh sebenarnya, hanya saja macet dan harus melalui jalan tikus yang sempit.

Sudah hampir setahun Ayah pergi, tapi mengenangnya tetap membuat mata saya basah. Sosoknya yang sabar dan penyayang, sulit untuk dilupakan :( Jangan kan anak kandungnya, saya saja yang mantunya masih sering merasakan rindu akan kehadiran Ayah. Teringat kebiasaan Ayah yang selalu menelpon cucu-cucunya sekedar menanyakan kabar. Terkenang kesabarannya menghadapi kami anak mantunya yang berbeda-beda karakter. Aaah Ayah... Semoga Ayah sudah tenang di sana, di tempat yang terbaik di sisi-Nya o:)

Sayang, dalam perjalanan ke sana, si adik ketiduran. Jadilah bundanya tidak bisa turun ketika sampai di makam. Ya sudah, berdoa dari dalam mobil pun bisa di dengar اَللّهُ juga kan? ;)

Ya اَللّهُ yang Maha Pengasih,
Lapangkan kuburan Ayah,
Jauhi dia dari siksa kubur,
Ampuni segala dosanya,
Terimalah amal ibadahnya.

Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa
Kamaa robbayaanii shoghiiroo

Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil

Amiin ya Rabb.





Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments: