Sembilan Tahun yang Lalu

Hari ini, tanggal 1 Juli , si abang Z ulang tahun yang ke 9. Tidak terasa, sekarang Z sudah naik kelas 4 SD. Waktu begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin saya masih menimang-nimangnya.

Sebenarnya saya tidak menduga akan hamil secepat itu. Sebelum menikah, saya termasuk yang selalu mengalami sakit kram perut saat hari pertama dan kedua haid. Sampai sering harus bolos sekolah. Kata orang, itu tanda endometriosis dan umumnya penderita penyakit itu, akan susah untuk hamil. Namun demikian, saya tidak pernah memeriksakan diri ke dokter.

Begitu mengetahui hamil saat di bulan-bulan pertama pernikahan, saya dan hubby awalnya kaget. Bagaimana tidak, dengan penghasilan hubby saat itu, rasanya tidak mungkin kami memiliki anak, karena pasti biayanya akan sangat besar. Sementara saya sedang dalam proses pindah kerja ke tempat yang baru. Saat sedang menjalani tes kesehatan di perusahaan yang baru itulah, saya tahu kalau sudah berbadan dua. Walaupun sudah mendapat seragam dari perusahaan Korea itu, tawaran kerja tersebut akhirnya dibatalkan karena mereka mengetahui kondisi saya :(

Untungnya rasa kaget itu segera berganti dengan rasa syukur setelah kami menyadari bahwa setiap anak PASTI ada rezkinya sendiri. Maka mulailah saya memasuki masa kehamilan dengan tenang. Walau ada saat-saat emosi jiwa di trimester pertama, tapi Alhamdulillah dukungan hubby yang super sabar mampu menenangkan saya. Mungkin ini juga yang menyebabkan saya dapat melalui masa kehamilan dengan mudah. Tanpa rasa mual dan pusing.

Kami tinggal dengan mertua sejak menikah hingga Z berusia 40 hari. Mereka sangat memperhatikan kesehatan saya dan calon cucunya. Walaupun sampai usia kehamilan 8 bulan saya masih mengerjakan perkerjaan rumah (waktu itu tidak ada pembantu di sana), tetapi gizi tercukupi. Terlalu cukup malah, sampai-sampai berat badan saya naik 28kg (ooops!) ^-*

Sejak awal kehamilan, entah kenapa saya yakin sekali bayi yang saya kandung ini laki-laki. Dan saat itu, sedang ngetop-ngetopnya sinetron Kiamat Sudah Dekat yang ada tokoh anak kecil bernama Zidan. Saya suka sekali dengan tokoh anak kecil itu. Pintar dan ceriwis. Maka saya ingin Zidan sebagai nama anak kami nanti. Berhubung ayahnya penggila bola, akhirnya disepakati nama si bayi nanti adalah Zidane.

Tadinya diperkirakan dokter, Z akan lahir tanggal 5 Juli. Tapi hari Kamis, 28 Juni, saya sudah keluar flek. Diam-diam saya telpon hubby di kantor agar segera pulang untuk mengantar saya ke rumah sakit. Sengaja diam-diam agar tidak merepotkan dan membuat panik mertua. Tapi setelah dirawat setengah hari, malah disuruh pulang lagi sama dokternya. Paling seminggu lagi bu baru lahir karena sekarang baru bukaan 1 dan ini anak pertama, kata dokternya.

Berhubung kontraksi sudah semakin sering, sementara dokter berpesan agar datang ke rumah sakit minimal bila sudah bukaan 3, akhirnya saya putuskan untuk memperbanyak jalan kaki. Jumat pagi, saya jalan keliling komplek perumahan ditemani hubby yang sudah mengambil cuti. Sabtu malam, ikut menemani mertua belanja bulanan di carrefour. Minggu pagi, mulesnya makin ajib. (-_-)"

Diam-diam, minggu pagi kami berangkat ke bidan dekat rumah untuk mengetahui sudah bukaan berapa. Sekali lagi diam-diam, karena tidak mau merepotkan mertua. Apalagi kalau ternyata tidak jadi melahirkan seperti Kamis yang lalu. Di bidan, dari hasil pemeriksaan diketahui saya baru bukaan 2. Bayangkan, dari Kamis ke Minggu baru bukaan 2! Errrr...

Akhirnya karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakitnya, saya minta hubby untuk memarkir mobil di rumah sakit. Ada sekitar sejaman menunggu di mobil dengan rasa mules yang rasanya sudah sanggup bikin saya ngajakin berantem orang sekampung, akhirnya saya putuskan untuk segera ke ruang bersalin. Dalam hati saya bertekad, kalau disuruh pulang lagi, kali ini saya mau demo!!! *lebay mode: ON*

Dalam proses penantian bukaan yang sangat lambat itu, akhirnya mertua dan orangtua pun dikabari bahwa saya sudah masuk ruang bersalin. Hubby dengan setia menunggui saya yang sekali-kali meringis kesakitan. Sementara di luar kamar bersalin berkumpul ayah dan ibu mertua, papa dan mama sampai adik saya dan kakak-kakak ipar saya *tutup mata*

Ketuban baru pecah di saat bukaan 9. Alhamdulillah, tepat jam 16.44, lahirlah putra pertama kami, dengan panjang 51cm berat 3,87kg melalui persalinan normal. Rasanya bangga sekali telah dipercaya sama Tuhan untuk menjadi ibu dari seorang bayi sesempurna Z. Rasa sakit yang saya rasakan sejak hari Kamis, terlupakan begitu saja.

Sejak berumur 7 bulan Z sudah bisa lari, bukan jalan lagi. Tapi Z baru bisa bicara setelah berumur 2,5 tahun. Sekarang kalau dibilangin, selalu ada saja jawabannya. Contohnya waktu Z menumpahkan minuman dan saya nasehati, lain kali hati-hati ya, bang. Itu bukang abang, bun. Itu gravitasi! kilahnya :D

Selamat ulang tahun, abang Zidane. Semoga Allah selalu melindungimu dan melimpahimu dengan rahmat dan kasih sayang-Nya. Semoga kebahagiaan, tawa dan cinta kasih selalu mengisi hari-harimu, nak. I love you, Z.

3 comments:

Anonymous said...

Wow!!!
Two thumbs up!
What a stunning life story. Happy birthday Zidane.
Be a good boy.
Good luck with your life and enjoy your it!

Anonymous said...

Selamat ulang tahun zidane, semoga kamu menjadi anak yang sholeh dan berguna bagi umat.
Amin.

E H N said...

Abang,
Selamat ulang tahun ya!
Semoga Abang tetap menjadi anak yang shaleh, nurut sama Ayah & Bunda, sayang sama adik Zuhra dan Zaira.
Ayah bangga punya anak yang hebat seperti Abang.
Pintar & cerdas, walaupun kadang agak malas :)
Tapi Ayah tetap sayaaaaaang sekali sama Abang.
Kalau sudah besar nanti, tetap ya Abang, jangan lupa perjuangan Ayah & Bunda yang sudah membesarkanmu seperti sekarang ini.