Pengalaman Saat Berhaji (3)

Setelah berbagai cobaan yang datang silih berganti, akhirnya teman saya itu berangkat juga ke tanah suci. Labaik Allahumma labaik...
Di Tanah Suci
Sebelum keberangkatannya, teman saya sempat membaca di surat kabar bahwa daerah penginapan haji tempat tinggalnya nanti (di Misfalah) kondisinya kurang bagus. Dari lift yang rusak, kamar mandi yang mampet sampai letaknya yang cukup jauh dari Masjidil Haram. Saat itu, dia hanya bisa berdoa, semoga diberi kekuatan selama menjalani ibadah di sana.
Ternyata saat tiba di penginapan, yang terjadi justru sebaliknya. Penginapan yang didapat justru penginapan baru, kondisinya bersih dan rapi, serta letaknya hanya 15 menitan bila jalan kaki. Kalau pun naik taxi, hanya membayar 5 real. Dikelilingi pertokoan dan banyaknya tukang makanan di sekitar penginapan, memudahkannya menyiapkan konsumsi bagi suami, mertua dan tantenya setiap hari. Katanya pada saya, Alhamdulillah, saat membaca surat kabar itu saya tidak suudzon (berburuk sangka). Saya hanya berdoa minta dikuatkan dalam menjalani ibadah ini. Mungkin kalau saya sudah suudzon, yang terjadi justru sebaliknya.
Setiap hari, dia dan suaminya tidak pernah lupa menelpon gadis kecil mereka. Walau hanya 5 menit, tetapi mendengar suara lucu menggemaskan itu lumayan mengobati rasa rindu. Kelegaan luar biasa mendengar laporan pengasuhnya yang mengatakan si kecil tidak rewel mencari bundanya. Hati yang tenang meringankan langkahnya menjalani ritual ibadah di tanah suci.
Dari semua pengalaman luar biasa yang dialaminya di sana, ada satu pengalaman yang benar-benar tidak dapat dilupakannya. Waktu itu, teman saya sedang berkumpul bersama rombongannya di lobby hotel tempat mereka menginap di Madina. Seorang jamaah haji laki-laki bercerita, dia baru saja ikut mengantarkan jenazah ke pekuburan dekat situ. Jenazah wanita asal China (kalau tidak salah).
Pada umumnya, mereka yang ke Madinah, ingin melaksanakan ibadah arba'in. Arba'in adalah melaksanakan 40 waktu shalat wajib berturut-turut, dilakukan secara berjamaah di Masjid Nabawi, selama (kira-kira 8 hari) di sana. Nah, jamaah dari China ini tidak pernah dilihatnya shalat berjamaah. Dan shalatnya tidak berhenti-berhenti. Jadi selesai salam, shalat lagi. Begitu terus beberapa kali. Wah, aliran baru nih, kata bapak itu sedikit sinis.
Tapi saat mengangkat keranda yang super ringan itu, bapak itu langsung istighfar. Selama ini, dia sering mengkritik cara shalat orang lain. Menurutnya aneh bila caranya tidak sama dengan yang dilakukannya. Dia jadi malu karena sering merasa paling benar dalam beribadah, paling tahu ilmu agama. Mungkin bukan bagaimana cara shalatnya yang dinilai Allah SWT, tapi yang paling penting adalah nawaitu (niat)-nya, ujar bapak itu menutup kisahnya.
Tidak terasa, 40 hari berlalu dengan cepat. Tiba waktunya kembali ke tanah air. Kata teman saya, rasanya campur aduk antara senang ingin segera bertemu dengan gadis kecilnya dan sedih akan segera meninggalkan tanah suci. Ya Allah, ijinkan aku mengunjungi rumah-Mu lagi suatu saat nanti, doanya.
Kembali Ke Rumah
Sujud syukur segera dilakukannya begitu kakinya menginjak terminal haji, Bandara Soekarno-Hatta. Tidak sabar teman saya ingin melihat wajah anaknya yang tidak ikut menjemput di bandara saat itu.
Air mata bahagia pun tidak terbendung lagi ketika akhirnya teman saya melihat anaknya keluar dari rumah mertuanya. Dipeluknya tubuh kecil itu seperti tidak ingin dilepaskannya lagi. Ya Allah, terima kasih telah Kau berikan kesempatan bagi kami untuk bertemu kembali, ujarnya dalam hati.
Di akhir ceritanya, teman saya menganjurkan, apabila sudah punya niat baik, jangan menunda. Segala kendala, serahkan pada Allah SWT. Insya Allah, akan baik hasil akhirnya.
Well, pembaca blog Idenyadini yang dirahmati Allah SWT, mari wujudkan niat baik kita dengan segera. Jangan menunda. Mulailah dengan bismillah. Jangan bilang belum mendapat panggilan. Allah SWT selalu memanggil kita untuk datang ke rumah-Nya, tetapi banyak dari kita yang tidak mau memenuhi undangan-Nya dengan berbagai alasan.
Bagi yang sedang menunaikan ibadah haji, semoga menjadi haji yang mabrur dan kembali dengan selamat ke tanah air :)

No comments: