Family Holiday: Malaysia

Family Holiday atau Liburan Keluarga, siapa yang tidak mau? Biasanya, acara liburan ini dilakukan dua kali setahun, saat liburan sekolah.
Itu, biasanya. Keluarga kami tidak biasa. Keluarga kami, liburan kapan ada kesempatan dan ada uangnya. Kalau sakit-sakit sedikit, tetap dipaksain jalan. Soalnya, ayahnya anak-anak susah sekali cuti. Biasanya, liburan sekolah, saya dan anak-anak berlibur ke kota kelahiran saya di Sumatra, tanpa didampingi ayahnya. Kalau pun ayahnya datang, biasanya satu atau dua hari menjelang kami pulang. Itu pun biasanya Sabtu sore dia datang, Minggu malam kami pulang.
Jadi, sewaktu hubby bilang akan mengajak kami ke Malaysia dalam perjalanan dinasnya, saya malah ragu-ragu. Masalahnya, pertama: walaupun hari Kamis tanggal 21 Mei itu adalah tanggal merah, tetapi hari Jumat si sulung tetap masuk sekolah. Kedua, ini kan baru bulan Mei! Uang dari mana? Gesek lagi? Wah.... saya kok kurang setuju liburan yang terlalu maksa begini. Kalau cuma dalam kota, paling cuma 1-2 juta yang di gesek.... kalau ke luar negri?
Ternyata, suami saya punya penyelesaiannya. Untuk masalah pertama, katanya dia akan menulis surat izin ke guru sekolah si abang. Sementara masalah keuangan, katanya ada solusinya. Uang perjalanan dinas yang diperolehnya dari kantor, bisa dipakai untuk membeli tiket pesawat dan membayar sewa hotel. Asal beli tiket murah dan cari hotel yang murah juga, insya Allah bisa cukup. Fiskal kan sudah gratis.
Sampai di sini, saya masih tetap ragu-ragu. Bukannya apa-apa. Bagi saya, kalau ada uang lebih, sebaiknya mendahului pelunasan hutang (dalam kasus kami, hutang kartu kredit). Tapi suami saya meyakinkan, belum tentu ada kesempatan seperti ini lagi. Memang sih, biasanya dia berangkat untuk perjalanan dinas, pergi Minggu sore, pulang Jumat malam. Kali ini kan beda. Kamis sampai Jumat kerja, Sabtu dan Minggu bisa dipakai untuk jalan-jalan, demikian alasannya.
Setelah browsing di internet, akhirnya dapatlah tiket lumayan murah dari Airasia dan hotel paling reasonable, yaitu Corus Hotel. Dipilihnya hotel itu, karena tidak mahal (alasan utama) dan terletak di tengah kota, sehingga dekat dengan tourist attractions. Jadi bisa menghemat biaya transportasi kan?
Tiket dipesan hampir sebulan sebelum berangkat. Begitu juga hotel. Padahal, saat itu saya dan anak-anak belum punya paspor (saya sih punya, tapi sudah expired!). Saya sampai tidak berani cerita ke siapa-siapa tentang rencana kami ini, karena takut gagal. Seminggu sebelum berangkat, barulah paspor ada di tangan.
Sebelum Berangkat
Begitu sudah 80% pasti akan jalan, saya pun mulai sibuk membuat lists of things to do dan things to bring. Ribet. Bayangkan, saya harus menyiapakan barang yang harus dibawa untuk 4 orang (suami membuat daftarnya sendiri)! Seminggu sebelum berangkat, maraton mencuci dan menyetrika pun dimulai. Saya bilang maraton, karena kami tidak mempunyai pembantu, apalagi tukang cuci. Normalnya, saya mencuci tiga kali seminggu diselingi menyetrika yang juga tiga kali seminggu. Karena mau liburan 4 hari, berarti saya harus menyelesaikan cucian dan setrikaan minggu ini, sebelum kami berangkat. Dalam 1 hari, yang biasanya saya mencuci saja atau menyetrika saja, sekarang harus hari ini mencuci dan kemudian menyetrika baju yang kemarin sudah dicuci. Begitu terus selama seminggu. Harapannya, pulang liburan nanti, tidak banyak cucian dan setrikaan yang harus dikerjakan lagi.
Sampai malam sebelum keberangkatan, saya belum selesai packing! Waaaks! Mulai panik! Kepanikan bertambah dengan tertinggalnya tas kantor suami yang isinya itinerary dan print out tiket pesawat! Akhirnya jam 2 malam, urusan packing selesai juga. Itinerary dan tiket, di print ulang di rumah. Tidur sebentar, tahu-tahu sudah jam 3.30 sedangkan jam 4-an kami harus sudah meninggalkan rumah karena pesawat dijadwalkan jam 6.15.
Hari Pertama
Saya lalu membangunkan suami, cepat-cepat mandi, membangunkan anak-anak dan mengganti pakaian mereka. Lalu turun ke bawah bikin susu, loading barang-barang ke mobil, dan akhirnya.... periksa pintu, jendela dan stop kontak listrik sebelum meninggalkan rumah.
Setelah sampai di pesawat baru terasa mata berat.... sekali. Namanya juga cuma sempat tidur kurang dari 2 jam. Bagaimana tidak mengantuk? Tapi berhubung anak-anak baru mulai 'on', jadi ya dengan mata sepat terpaksalah saya meladeni keceriwisan mereka. Oiya, mereka tidak saya dan suami beri tahu bahwa kami akan liburan ke Malaysia. Sampai check in, mereka tahunya akan mengantar ayahnya ke bandara. Si abang mulai curiga waktu kami masuk ke bagian yang ada pemeriksaan koper dengan bea&cukai. Rencana ini memang sengaja kami sembunyikan dari anak-anak, karena kami takut mengecewakan mereka kalau ternyata batal berangkat.
Di pesawat, si abang sibuk membaca leaflet tentang keamanan penerbangan, si kakak sibuk menggambar, sementara si adik asyik tidur. Alhamdulillah, anak-anak kami buka tipe yang rewel dan penakut saat naik pesawat. Bahkan mereka terlihat sangat menikmatinya. Si adik yang baru pertama kali naik pesawat pun sama sekali tidak rewel sepanjang perjalanan.
Sampai di Malaysia sekitar jam 9-an. Setelah clearance, kami naik taksi ke hotel. Karena belum bisa masuk kamar, terpaksa koper kami titipkan di concierge. Sementara itu kami langsung jalan kami ke Suria KLCC. Tujuannya ke Petrosains dan makan siang. Ternyata cukup dekat dari hotel. Kalau jalan santai, tidak sampai 30 menit sudah sampai. Sekitar 300 meter dari hotel.
Mengunjungi Petrosains, saya jadi menyayangkan mengapa Indonesia tidak bisa membuat tempat semacam itu. Petrosains bisa dibilang seperti Kidzania. Tetapi kalau Kidzania memberikan kesempatan kepada pengunjungnya untuk merasakan bekerja dalam berbagai profesi, Petronas memberikan kesempatan untuk melakukan simulasi dan percobaan sains (ilmu pengetahuan alam) yang berhubungan dengan petroleum atau minyak. Kita juga bisa mengetahui bagaimana rasanya berada di oil rig atau tempat pengeboran minyak. Anak saya yang sulung kebetulan sangat menyukai sains. Di tempat ini, dua jam belum cukup buatnya bereksplorasi.
Belum puas di Petrosains (kami tidak sempat mencoba Dino Trek), kami harus segera mencari tempat makan siang. Sudah jam 1-an. Harus buru-buru, karena suami masih harus mengejar pesawat yang ke Labuan sore itu. Selesai makan siang dan sekalian membeli makanan buat malamnya (rasanya saya tidak akan kuat keluar hotel lagi mencari makan malam kalau suami tidak ada), kami langsung ke hotel untuk check in.
Hari Kedua
Keesokan harinya, semua bangun kesiangan. Kami sarapan di hotel karena sudah termasuk harga kamar. Setelah sarapan dan mandi, saya dan anak-anak jalan kaki kembali ke Suria KLCC mall. Tujuan hari ini adalah Aquaria dan Suria KLCC Park. Tanpa suami yang mendampingi, saya tidak berani membawa baby trolley. Susah membawanya melewati tangga jalan. Jadi si bungsu harus saya gendong sepanjang perjalanan hari itu.
Tadinya saya malas ke Aquaria, karena beranggapan bahwa tempatnya akan sama saja dengan Sea World. Tapi si abang memaksa. Dia memang hobi sekali mengamati hal-hal semacam ini. Demi anak, akhirnya saya turuti juga. Ternyata, saya tidak menyesal sama sekali! Tempatnya jauh lebih bagus dari Sea World! Terdiri dari 2 lantai, koleksi hewan lautnya banyak dan bervariasi. Disini ada satu kejadian yang cukup memalukan sekaligus mengesalkan. Sewaktu di bagian Education, saya dengan semangat menunjuk ke arah tulisan tentang sea horse (kuda laut) jantan yang hamil. Lihat, bang! Ternyata kuda laut itu yang hamil justru yang jantan! kata saya dengan takjub. Mau tahu apa jawaban si abang? Lho, bunda baru tahu? Abang sudah lama tahu, bun. Makanya baca ensiklopedia, dong.... Gubrak!!!
Dari Aquaria, kami makan siang di food court. Sudah jam 2 lebih, tapi mungkin karena tadi sarapan juga terlambat, anak-anak belum begitu lapar. Sambil makan, saya menyuapi si kakak dan menyusui si adik. Untung si abang sudah bisa makan sendiri. kalau tidak, pusiiiiiiingg!!
Selesai makan, kami keluar gedung mencari taman yang terletak di bagian belakang Suria KLCC mall tadi. Ternyata tamannya luas sekali. Dari melihat peta yang ada di taman, kami tahu ada children playground di situ. Setelah sedikit tersasar (ada perbaikan, jadi beberapa area ditutup, sehingga harus jalan sedikit memutar), akhirnya ketemu juga yang dicari. Ternyata yang namanya children playground itu adalah sejumlah permainan little tikes (ayunan, perosotan, dll) dalam satu area yang luas. Wah.... anak-anak saya langsung kegirangan. Mereka main tanpa mempedulikan panas matahari yang menyengat. Sekitar satu jam disitu, terpaksa saya ajak mereka pulang. Takut sakit. Di antara rengekan si kakak yang belum mau pulang, kami pun masuk kembali ke dalam mal untuk memotong jalan menuju ke hotel.
Sampai di hotel, setelah anak-anak mandi dan minum susu, kami semua pun tertidur kelelahan. Sehabis maghrib, saya siap-siap lagi untuk membeli makan malam. Si abang tidak mau ikut karena merasa kurang enak badan. Pusing, katanya. Akhirnya saya kembali ke mal tadi bersama kakak dan adik. Setelah membeli makan malam dan air mineral di supermarket di dalam mal, kami pun pulang. Kali ini, pulang pergi kami melewati jembatan penyeberangan. Kebayangkan rasanya menggendong bayi, membawa belanjaan sambil menuntun anak kecil? Wuiiiiihhh...... mantaff!!
Si abang ternyata panas suhu badannya. Dia tadinya tidak mau makan, tapi saya paksa. Takutnya tambah parah sakitnya. Beberapa kali muntah, akhirnya saya buatkan minuman sereal agar ada serat yang bisa membuat kenyang. Setelah minum obat demam dan dibaluri minyak kayu putih, dia pun akhirnya tidur. Ayahnya datang saat hampir larut malam. Akhirnya.... bala bantuan datang juga!
Hari Ketiga
Selesai sarapan di hotel, rencananya kami akan istirahat saja di kamar. Si abang masih hangat badannya. Tapi ternyata ada yang protes kalau seharian di kamar terus. Siapa lagi kalau bukan si kakak? Akhirnya, ayahnya menemaninya berenang di kolam renang hotel. Kebetulan kamar kami menghadap ke kolam. Jadi si abang bisa melihat adiknya berenang dari kamar. Maksudnya sih, supaya dia tidak terlalu marah karena tidak dibolehkan berenang.... ternyata malah ngambek! Dasar anak-anak....
Untuk makan siang, hanya suami yang keluar cari makanan di restoran Nasi Kandar di seberang hotel. Nasi kandar itu semacam nasi padang di Indonesia. Hanya saja rasa rempahnya lebih berasa dan bau karinya lebih menyengat. Porsinya pun sama dengan nasi padang. Buanyakk!!!
Malamnya, karena si abang mulai merasa sehat, kami putuskan untuk jalan-jalan ke Bukit Bintang, memanfaatkan free shuttle dari hotel. Ternyata dalam perjalanan, hujan lebat. Kami terpaksa diturunkan di depan Ritz Carlton Hotel. Dari situ, kami naik taksi ke Sungai Wang Mall. Terpaksa naik taksi, karena hujan masih sangat deras. Padahal kalau jalan kaki dari Ritz Carlton tadi cuma 10 menit!
Di Sungai Wang Mall, tujuannya adalah mencari gerai sepatu Vincci yang ngetop itu. Setelah bertanya ke orang-orang akhirnya ketemu, letaknya satu lantai di atas Mc Donalds. Sibuk milih-milih buat oleh-oleh, akhirnya saya memborong 5 pasang sendal..... dan tidak satupun untuk saya! Huaaaaa...... Kenapa ini selalu terjadi sama saya ya? Setiap kali belanja, pasti untuk diri sendiri tidak sempat terbeli! Sudah terlalu malam untuk mencari-cari lagi. Anak-anak belum makan malam. Akhirnya kami makan di Mc D saja, supaya cepat.
Selesai makan, ayahnya anak-anak mau mengajak kami mencoba naik MRT. Akhirnya, kami pun naik MRT ke hotel. Dua kali ganti kereta ditambah jalan kaki beberapa kilometer, akhirnya sampai juga di hotel. Kaki rasanya sudah sebesar kaki Yeti karena capeknya jalan jauh.... Tapi minimal hati sudah tenang, oleh-oleh (sebagian) sudah ditangan.....
Hari Keempat
Hari terakhir. Mulai packing lagi. Pagi-pagi sekali, ayahnya anak-anak sudah ke Petronas untuk antri tiket masuk Skybridge. Tiketnya sih, gratis. Tapi terbatas, jadi harus mengantri dari jam 7.30. Selesai semuanya mandi, kami sarapan di hotel. Ayahnya menyusul. Ternyata dapat tiket yang untuk jam 10.30. Kami putuskan untuk langsung check out dari hotel. Jadi selesai sarapan, kami check out dan menitipkan koper di concierge, lalu langsung berlari-lari ke Twin Towers.
Sampai di sana, ternyata kami sudah terlambat setengah jam. Untung masih dibolehkan masuk. Mungkin mereka kasihan melihat kami yang membawa bayi.... Seperti biasa, yang paling tertarik berada di tempat ini adalah si abang. Berulang kali dia minta difoto sambil memegang brosurnya :) Kekagumannya bertambah saat melihat ada alat yang bisa mengukur tinggi badan secara digital..... Sampai berulang kali dia mencobanya :)
Keluar dari situ, gift shop adalah tujuan berikutnya. Harus mencari oleh-oleh buat teman-teman dan guru kelas si abang, begitu permintaannya. Dari sana, kami langsung ke Suria KLCC mall untuk makan siang dan jalan-jalan menghabiskan waktu sambil menunggu waktu ke bandara jam 5 sorenya.
Jam 4 kurang kami sudah sampai di hotel lagi. Anak-anak berganti baju dan ke kamar kecil dulu sebelum berangkat ke bandara. Taksi yang sudah dipesan lewat concierge menjemput tepat jam 5. Selama satu jam perjalanan menuju bandara, kami semua tertidur di mobil.
Di Bandara sempat makan dan beli oleh-oleh (lagi)..... kali ini coklat buat para keponakan dan kaos buat abang ipar.... tidak lama kemudian, pesawat boarding. Seperti juga perjalanan sewaktu berangkat, kali ini pun anak-anak tidak rewel. Tapi kali ini si adik bangun, jadi sedikit lebih repot. Waktu makan harus gantian memegangnya kalau tidak mau ada yang tumpah. Sementara itu si kakak sibuk ngobrol dengan penumpang yang duduk di belakangnya. Jangan dikira dengan anak seumurannya loh.... Tapi dengan orang dewasa! Sempat terdengar dia menanyakan, om punya pet coiti gak? aku punya... pet ku namanya hula..... Anak zaman sekarang..... obrolannya facebook!!
Sampai di rumah, sudah hampir tengah malam. Anak-anak sudah tertidur di mobil. Tapi tetap semua digantikan bajunya sebelum dinaikkan ke tempat tidur. Bahkan si abang sempat menjamak shalat isya sebelum tidur.
Akhirnya..... home sweet home! Senang rasanya liburan keluarga kali ini sukses. Walaupun harus jadi nanny on duty selama liburan, si abang sempat sakit dan liburan ini merupakan low-cost vacation.... tapi alhamdulillah, kami masih diberi kesempatan liburan bersama. Terima kasih ya, Rabb.... untuk segala nikmat yang Kau berikan.... :)

4 comments:

Anonymous said...

What a perfect family life! Tapi kalo ngga keberatan utk jujur & sharing, pernah ngga kesel sama hubby sampe bikin Bunda nangis, pernah ngga cemburu sama hubby atau nanya ke hubby dia punya WIL atau ngga?
Blog-nya Bunda inspirasi buat aku....Tks

Idenya Dini said...

kesel sampai nangis? tentu pernah! hehehe... biasanya kalo lagi hamil.... hormon kali ya... jd lebih sensi :P tp kl selain itu.... seingat saya sih, gak pernah tuh, alhamdulillah.... soalnya, saya kalo lg kesel itu, yg penting bisa ngomel panjang lebar..... selama yg ngedenger gak ngebantah, pasti nanti marahnya cepat nguapnya.... jd biasanya, kl lg marah, sy ngomel sambil ngebelakangin hubby.... setlh selesai marah, liat kebelakang, eh.... dia lg tidur!!! pantes gak ada bantahan.... tp berhubung udah selesai ngomelnya, ya marahnya jg udah selesai.... paginya, everything's normal.... dia bikinin sarapan (memang his daily routines), trus sarapan bareng... :D too good to be true? gak juga ah.... saya percaya, hubungan yg awet butuh banyak pengertian, gak cuma cinta.... dia ngertiin saya yg emosional, saya ngertiin dia yg careless & gak tahan ngantuk! ;P

cemburu? WIL? duh, rasanya kok males ya, mikir hal2 yg tidak faktual.... life is hard, don't make it even harder by thinking the unnecessaries (taelah! sok wise yah?).kalaupun saya berpikir yg tdk faktual, biasanya hanya cuma tentang mimpi2 saya tentang keluarga kecil saya ini, itu pun pasti diomongin sama hubby.... misalnya, maunya 5th lg, kami sdh ada dimana, mimpi2 semacam itulah...jadi gak pernah cemburu, alhamdulillah...

terima kasih sudah membaca blog ini... jangan bosen2 ya.... :)

Anonymous said...

Thanks ya reply-nya. Sekarang Blog ini tiap hari atau tiap ada kesempatan saya buka, utamanya dalam perjalan pulang dari kantor ke rumah. Untung sekarang kan ada BB, jadi ngga perlu ganggu waktu kerja di kantor atau waktu buat anak & suami di rumah.

Sebenernya, kalo boleh cerita juga, selama 4 tahun menikah, saya juga belum pernah ngerasa cemburu atau curiga dia punya WIL. Karena bisa dibilang, dia orang paling setia yg pernah saya kenal dan saya sangat2 percaya itu. Kalo beda pendapat sih sering, soalnya usai kami terpaut 10 tahun, my hubby is 10 years older than me. Wajar kali ya...

Jangan bosen2 baca comment saya juga ya... Blognya keren. Tapi koq foto2nya sedikit ya?

Idenya Dini said...

Terima kasih masih setia mengunjungi blog saya... :) Fotonya memang sengaja sedikit karena tidak semua posting bisa dikasih foto...

Salam buat keluarga ya :)