Super Dad

Beberapa waktu lalu, ada pemilihan Super Dad yang diadakan oleh sebuah produk sabun khusus pria. Kriteria menjadi Super Dad adalah pria yang memiliki keseimbangan antara karir dan keluarga. Terus terang, saat membaca iklannya, saya langsung ingin mendaftarkan suami saya. Sayang, ternyata hari itu adalah hari terakhir pendaftaran, sedangkan saya belum sempat membeli produknya :(
Suami saya, Erwin, menurut saya loh.... sangat sesuai dengan kriteria Super Dad. Dia memiliki keseimbangan dalam dua hal tadi. Selain menjadi karyawan di sebuah perusahaan BUMN, dia juga pengajar di beberapa institusi. Di rumah, dia juga banyak membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah.
Kami tidak memiliki pembantu sejak saya mulai hamil anak kedua. Dengan 3 orang anak, semua pekerjaan rumah kami kerjakan bersama. Bahkan anak-anak pun sudah diberikan tanggung jawab untuk merapikan mainannya sendiri, plus merapikan kamarnya, kalau buat si abang.
Bagian saya adalah mencuci, menyetrika dan memasak. Untuk mencuci saya dibantu mesin cuci dan kami katering 3 hari dalam seminggu, untuk variasi menu. Sementara bagian hubby.... daily routines-nya mencakup membuat sarapan dan bekal ke sekolah, menyapu dan mengepel halaman, dan mengantar si abang ke sekolah. Menyapu dan mengepel seisi rumah dikerjakannya saat weekends atau sesempatnya. Sering terjadi, minggu ini lantai atas dulu yang dikerjakan, minggu depannya baru lantai bawah :D
Itu baru soal pekerjaan rumah. Untuk urusan anak, ayah yang satu ini sangat sabar dan telaten dalam mengurusi anak-anaknya. Dia adalah suami siaga di kala saya hamil dan breast-feeding father kala saya menyusui. Kalau cuma mengganti diaper dan memandikan sih, cuma hal kecil buat dia. Menyuapi dan mengajak main juga dilakoninya. Bahkan beberapa kali hubby mengajak si abang dan si kakak berenang di Eldorado, Cibubur, hanya bertiga saja. Dengan usia anak yang 7 dan 3 tahun, saya tidak yakin ada ayah lain yang sanggup melakukan hal yang sama. Kalau pun ada, pasti jarang sekali kan?
Sebagai istri, memiliki suami sebaik itu membuat saya jadi tahu diri. Tidak berani meminta macam-macam dan tidak mau membebani pikirannya dengan hal-hal yang tidak penting. Saya tidak pernah mengirim sms, apalagi menelponnya saat di jam kantor, kecuali ada hal yang penting untuk disampaikan. Biasanya sih, dia yang rajin sms atau telpon ke rumah. Kalau ada undangan reuni atau diajak main golf atau sekedar hang out dengan teman-temannya, biasanya alih-alih melarangnya pergi, saya justru yang jadi reminder-nya (dia tuh pelupa banget...). Tapi kebanyakan sih, dia menolak untuk datang dengan alasan mau istirahat di rumah sambil main dengan anak-anak. Sampai-sampai ada teman kantornya yang bilang dia kurang bergaul :)
Sebagai pasangan, dia bukan tipe pria romantis yang suka memberikan bunga atau mengucapkan I love you berulang kali. Tapi dia selalu membuat sendiri kartu-kartu ucapan untuk hari-hari penting seperti ultah atau anniversary. Biarpun tulisan tangannya acak-adul, tapi usahanya membuat kartu-kartu itu, sangat saya hargai. Lebih dari itu, saat tahu saya sedang sakit atau capek, dia pasti langsung menawari saya untuk di pijat. What can I complain?
Terkadang, jadwal mengajarnya di hari kerja setelah jam kerja kantor, dan baru sampai rumah diatas jam 9 malam. Biasanya, saya selalu mengusahakan rumah sudah rapi dan bersih kalau hubby pulang. Tapi ada kalanya, saat anak atau saya sendiri sedang sakit, ada saja yang belum sempat saya bereskan, seperti piring kotor bekas makan malam. Walaupun capek habis mengajar, tanpa diminta biasanya dia selalu mencuci piring-piring itu. Kalau dapur sudah bersih, kan besok enak bikin sarapannya tidak harus cuci piring dulu, begitu alasannya.
Apa ada suami sebaik ini? Pasti ada sebagian yang bertanya begitu. Ya ada, he's my hubby, alhamdulillah. Tentu saja manusia tidak ada yang sempurna. Dia juga punya kelemahan dan kekurangan. Tapi sebagai pasangannya, saya akan selalu mengingat kebaikannya dan berusaha mengerti kekurangannya. Buat saya, my hubby is a Super Dad!

4 comments:

Anonymous said...

Hi Bunda.... Dua hari yg lalu saya baca Super Dad ini. Setuju banget kalo Ayah Erwin dikategorikan sbg Super Dad. Tapi...setiap daddy or hubby pasti punya kelebihan sendiri2 dimata anak2 atau istrinya. Just like my hubby lah...

Menurut saya, kalo ada kontes Super Mom, saya juga akan recommend Bunda ZiZuZa sebagai Super Mom in this family.

Keep writting ya....

Idenya Dini said...

Saya setuju tuh, tiap2 orang memang pasti punya kelebihan.... fokus pada kelebihannya saja, ya... biar makin cinta ;P

Terima kasih, tapi yang saya lakukan semata2 hanya ingin mencari ridha Allah.... katanya kan, wanita itu paling gampang masuk surga ya... asal ikhlas mengurus anak2&suami, insya Allah..

Thanks for visiting my blog.... :)

Anonymous said...

saya juga super dad loh......

Idenya Dini said...

alhamdulillah, kalau begitu.... pasti istri bapak bahagia sekali bersuamikan anda ya? :-)