Semua Hanya Titipan




Semua yang kita miliki, hanya titipan Allah SWT. Jadi seharusnya, bila titipan itu diambil lagi oleh Pemiliknya, kita bisa mengikhlaskan. Itu teorinya. Prakteknya? Sayangnya, tidak semudah mengucapkan teorinya.

Contohnya anak. Dikandung 9 bulan, dilahirkan dengan mempertaruhkan nyawa, dibesarkan dengan segala upaya, bisakah kita para ibu mengikhlaskan begitu saja saat anak kita harus pergi untuk selamanya? Hampir mustahil. Pastilah ada yang berjiwa besar dan ilmu ikhlasnya sudah tinggi, bisa menerima cobaan dengan lapang dada. Tapi banyak juga yang tidak atau belum bisa seperti itu. Mungkin saya salah satunya :(

Sungguh tidak bisa membayangkan perasaan para orangtua yang anaknya menderita penyakit yang mematikan seperti kanker atau yang lainnya. Hati orangtua mana yang tidak sedih melihat anaknya menderita dan kehilangan masa kecilnya karena harus bolak balik masuk rumah sakit?

Ujian pun terasa semakin berat bila tiba saatnya melepaskan kepergian sang anak. Di satu sisi lega, si kecil terbebas dari penyakitnya. Di sisi lain, merasa kehilangan yang teramat sangat saat melihat tubuh kecilnya terkubur tanah, untuk selamanya. Pedihnya... :(

Bagi kita yang melihat, membaca, atau sekedar mengetahui berita sedih ini, setidaknya dapat mendoakan agar mereka yang sedang mendapatkan ujian berat dapat diberikan kekuatan untuk menjalani dan mengikhlaskannya. Sedangkan bagi mereka yang menjalaninya,semoga tetap tawakal dan bersabar. Semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan Allah SWT. Termasuk anak, suami, jabatan, dan harta. Kita datang ke dunia tanpa selembar benang pun, dan akan meninggalkannya dengan hanya selembar kain kafan. Tidak membawa apapun kecuali catatan amal dan ibadah semasa hidup.

اللَّھُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِیَتِي بِیَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ ھُوَ لَكَ، سَمَّیْتَ بِھِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَھُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَھُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِھِ فِي عِلْمِ الْغَیْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِیْعَ قَلْبِي، وَنُوْرَ صَدْرِي، وَجَلاَءَ حُزْنِي، وَذَھَابَ ھَمِّي

"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, ubun-ubunku (nasib-ku) ada di tangan-Mu, telah lalu hukum-Mu atasku, adil ketetapan-Mu atasku, aku mohon kepada-Mu dengan perantara semua nama milik-Mu yang Engkau namakan sendiri, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan seseorang dari hamba-Mu, atau Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib disisi-Mu. Jadikanlah Al Qur'an sebagai penawar hatiku, cahaya dalam dadaku, penghapus dukaku dan pengusir keluh kesahku."


(HR. Ahmad : 1/392, dishahihkan oleh Al-Albani)









No comments: