Tak Kenal Maka Tak Sayang


Wiken kemarin dari Bandung dapat oleh-oleh batuk pilek (bapil) sekeluarga. Senin pagi, Zu dan Za demam tinggi, jadi sekolah dan lesnya diliburkan dulu. Zi walau masih pilek dan batuk (tapi tidak demam) tetap ke sekolah, karena hari pertama UTS (Ujian Tengah Semester). Hubby pun begitu, harus tetap ngantor karena ada breakfast meeting tiap Senin. Dan saya... well, the show must goes on. Mau meriang, batuk pilek, demam, kalau masih bisa berdiri tanpa pusing, antar jemput anak tetap harus jalan, kan?

Kebetulan, karena mengabaikan setrikaan selama demam ini, saya jadi punya waktu untuk baca-baca email dari milis di tengah hari. Biasanya waktu cek email milis itu malam hari, setelah semuanya tidur. Eeeh nemu artikel yang pas dengan keadaan saya. Ibu Rumah Tangga (IRT) tanpa Asisten Rumah Tangga (ART) yang anaknya sakit. Duh, jadi berasa ada teman sependeritaan :)

Mengikuti thread-nya, ternyata ada komentar dari seseorang yang persis dengan komen teman saya dulu tentang milis sehat. Komentar tersebut intinya SPs (smart parents) disitu jadi takut dengan AB (antibiotik) dan parcet (paracetamol) setelah join milis itu. Bahkan ada yang menceritakan anaknya kena infeksi telinga karena terlambat dibawa ke dokter.

Saya yang tadinya sangat minder untuk nimbrung (SPs disana tuh pinter-pinter banget, jauh banget ilmu saya dari mereka), kok ya tergelitik untuk menanggapi. Akhirnya postingan perdana saya pun terkirim ke milis sehat.

Hampir setahun jadi anggota milis sehat, banyaaaaaakkk sekali ilmu yang saya dapat di sana. Dari semua ilmu itu, tidak satupun yang mengajarkan: jangan ke dokter, jangan pakai AB, dan jangan kasih parcet kalau demam. Justru saya belajar bagaimana mengamati tanda-tanda kegawatdaruratan, masa observasi 72jam, bapil dan GE (Gastro Enteritis) tidak perlu AB, no puyer, serta KD (Kejang Demam) itu tidak dapat dicegah dan tidak membahayakan.

Mengutip komen seorang dokter disitu: pengetahuan yang setengah-setengah, (hampir) sama bahayanya dengan tidak tahu. Setuju sekali. Justru itulah, jangan men-judge milis sehat dan orang-orang yang tergabung di dalamnya sebelum tahu persis apa dan bagaimana milis sehat itu.

Terlambat dibawa ke dokter? Kan ada tanda-tanda kegawatdaruratan yang harus diawasi. Masa observasi 72jam belum lewat tapi sudah ada tanda darurat yang muncul, artinya apa? Segera bawa ke dokter! Bapil diresepin AB? Bapil itu penyebab umumnya adalah virus. Tidak ada obatnya. Self limiting, bisa sembuh sendiri. Tapi bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Ya anaknya saja dibikin nyaman.

Kata dokter ingusnya hijau jadi ada bakterinya, makanya dikasih AB. Kalau mau tahu itu bakteri atau bukan, harus lakukan swab tenggorok. Jangan bilang ada bakteri kalau belum lakukan swab. Anak demam kasih parcet, turun panasnya. Nanti beberapa jam panas lagi, kasih parcet lagi. Begitu terus berulang-ulang. Sudah memikirkan dampaknya ke ginjal dan hati anak karena pemberian parcet atau ibuprofen? Kalau anak sudah dibikin nyaman, tapi masih rewel, boleh dikasih parcet. Tapi tidak rewel atau belum diusahakan nyaman, HT (home treatment) dulu, dong. Why no puyer? Karena pembuatan puyer rentan human error, kontrol kualitas sulit dilaksanakan, toksisitas obat dapat meningkat dengan proses pencampuran (compounding) seperti ini, dan masih banyak alasan lainnya. 

Anak pernah KD, saat panas tinggi belum kejang, sudah dikasih obat kejang. Kalau sudah baca file-file milis sehat harusnya tahu KD itu tidak bisa dicegah dan tidak berbahaya. Tidak sempat ngubek-ngubek arsip, lagi panik anak sakit! Dibacanya pas anak sehat, dong. Jadi saat anak sakit, tidak panik. Saya bekerja, tidak bisa mendampingi anak 24jam, jadi kalau sudah kelamaan sakitnya, saya terpaksa menyerah pada AB. Ooo jadi yang mau diobati itu ibunya toh? Bukan anaknya?

Anak diare dan tidak mau makan, bawa ke rumah sakit supaya dapat cairan dari infus. Memangnya ada tanda-tanda gawat darurat dehidrasi? Klinis anak bagaimana? Coba buka-buka lagi arsip milisnya, yuk dibaca apa itu tanda-tanda dehidrasi.

Tidak ada orangtua yang tidak sayang anaknya, kecuali yang tidak waras, menurut saya. Tapi saat kita memasukkan obat-obatan ke dalam tubuh kecilnya, dan melakukan serangkaian tes yang menyakitkan (cek darah dll), sudah kah kita mempertimbangkan risks dan benefitnya? Kalau lebih banyak risks-nya, apakah tidak over treatment namanya? RUM itu Rational Use of Medicine, alias penggunaan obat yang tepat guna, BUKAN anti obat.

Kalau belum gabung milis, yuk gabung. Kita sama-sama belajar di sana. Jangan sampai anak over/under treatment hanya karena orangtuanya terlalu malas untuk belajar. Tak kenal, maka tak sayang ;)



Links:


* Gabung milis:
Kirim email kosong ke sehat-subscribe@yahoogroups.com nanti akan dapat kuisioner yang harus diisi dan dikirim balik. Kalau tidak dapat, coba cek Spam Folder. Biasanya nyelip disitu.

* Twitter: @milis sehat

* Website:





Why no puyer? http://bit.ly/eI40AA

Ilustrasi: http://bit.ly/xvA7JO

No comments: