(Nyaris) Tertipu





Penipuan jaman sekarang, semakin beragam dan canggih caranya. Beberapa komplotan penipu melalui sms "kirimkan mama/papa pulsa", alhamdulillah sudah berhasil ditangkap. Tapi masih banyak lagi modus penipuan selain melalui sms.

Salah satu percobaan penipuan yang pernah saya alami adalah hipnotis melalui telpon. Kejadiannya sudah beberapa bulan lalu. Tapi masih segar diingatan saya bagaimana lemasnya saat itu mendapat kabar buruk di siang bolong.

Siang itu sekitar jam 1-an siang, ada yang menelpon ke hp saya. Berkali-kali saya bilang "halo" tapi yang di seberang sana diam saja. Saat hampir saya tutup, tiba-tiba ada suara seperti anak kecil/perempuan menangis, "Aku ditangkap polisiiii... Huhuhu... Aku ditangkap polisiiii..." demikian berulang-ulang.

Pikiran saya langsung melayang ke Zi yang sedang di sekolah. Suara Zi yang belum baligh memang masih terdengar seperti suara anak-anak bahkan terkadang seperti suara perempuan. "Zi, kamu dimana, nak?" spontan saya tanya. Suara itu masih tetap menangis dan berulang-ulang mengatakan, " Aku ditangkap polisiiii... :'( Lutut saya lemas mendengar tangisannya. Di kepala sudah terbayang kejadian yang tidak-tidak pada si sulung.

Tiba-tiba, orang itu menyebutkan sesuatu yang mengembalikan nalar saya. Dia menangis sambil bilang, "Aku ditangkap polisi, Maaa..." Gubraaakk! Mana pernah anak-anak memanggil saya mama? Langsung hilang semua rasa kuatir yang memenuhi pikiran. Malah kemudian timbul niat iseng saya ingin mengerjai si penipu. "Haloo? Apaaa? Halooo? Waduh, gak kedengeran nih. Putus-putus!"

Mungkin takut saya langsung menutup telpon karena disangka sinyal sedang jelek, telpon dialihkan ke orang lain. Seorang laki-laki bersuara tegas. "Selamat siang, Bu. Kami dari kepoli..." Belum selesai dia bicara, langsung saya potong, "Pliiiiss deeeh, pak. Jangan suka nipu orang!!! Kurang kerjaan!" Langung saya tutup telponnya.

Tidak lama, sebuah sms masuk ke hp saya dari nomor yang sama dengan penelpon tadi. Isinya mengatai-ngatai saya dengan kata-kata yang tidak sopan. Tapi saya cuekin saja. Sebaliknya, saya langsung laporkan ke no sms layanan telkomsel untuk pengaduan penipuan (1166). Buat apa dibalas? Buang-buang pulsa saja!

Setelah diceritakan ke teman dan keluarga, ternyata memang modus penipuan melalui telpon ini sudah sering terjadi. Caranya adalah si penipu berusaha menghipnotis/membuat korbannya bingung dan shock, dengan memberikan berita yang mengagetkan (kecelakaan, ditangkap polisi dsb). Kemudian meminta korban mentransfer sejumlah dana ke rekeningnya tanpa memberikan kesempatan untuk menutup telpon, sehingga tidak bisa mengecek kebenaran berita tersebut.

Waktu yang biasa dipilih penipu adalah tengah hari, menjelang sore atau bahkan tengah malam, saat korbannya sedang istirahat/tidur sehingga susah konsentrasi karena baru bangun. Hebatnya, kawanan penipu itu tahu betul data-data korbannya. Kalau kecelakaan di sekolah, mereka tahu siapa wali kelasnya dan kepala sekolahnya.

Satu-satunya cara menghadapi model penipuan seperti ini adalah dengan tetap tenang. Memang tidak mudah. Tapi pasti ada kejanggalan yang bisa ditemukan bila kita berpikir logis sebentar saja. Rumah sakit ataupun kantor polisi tidak mungkin meminta kita untuk mentransfer uang tanpa kita datang dulu ke sana. Kalau dalam kasus saya, panggilan "Ma" yang tidak biasa itulah yang menyadarkan saya.

Sebaiknya tidak melakukan pembalasan dalam bentuk apapun ke nomor tersebut, kecuali mengadukannya ke polisi atau ke operator telpon anda. Kenapa? Karena mereka sudah memegang data-data penting anda, tapi anda tidak tahu siapa mereka. Bahaya kan kalau sampai mereka melakukan tindakan kriminal yang lebih dari sekedar penipuan, karena anda memaki-maki mereka di telpon, misalnya.

Dari mana mereka mendapatkan data-data kita? Bisa jadi karena para penipu itu adalah orang-orang yang ada di sekitar kita. Atau bisa juga dari formulir undian supermarket atau formulir pendaftaran kartu kredit yang pernah kita isi. Sekarang data nasabah kartu kredit sering diperjualbelikan, loh.

Jadi bagaimana caranya agar kita terhindar dari kejahatan seperti penipuan ini? Selalu waspada, tetap low profile, serta banyak berdoa dan sedekah, insya Allah dapat menjauhkan kita dari segala mara bahaya. Kalau kata bang Napi, kejahatan itu bisa terjadi tidak hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah! 


No comments: