Investasi Emas, Jangan Ikut-Ikutan!



Investasi emas sekarang jadi tren. Hampir semua orang terkena demam emas. Ini juga yang menjadi salah satu pemicu harga emas kian melambung belakangan ini. Sayangnya, mereka yang berinvestasi di emas, tidak semuanya benar-benar memahami tentang emas itu sendiri.

Di sebuah antrian, saya mencuri dengar seorang bapak menjelaskan kepada orang yang antri di depannya bahwa dengan membeli emas kemudian menggadaikannya kembali, lalu uang hasil gadai dibelikan emas lagi yang kemudian digadaikan kembali dst merupakan cara investasi paling menghasilkan. Cara ini dikenal dengan nama Berkebun Emas.

Di kesempatan lain di sebuah forum, saya mendengar seorang ibu yang dengan yakin mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menjual emas bila butuh uang. Dia hanya akan menggadaikannya saja, sehingga uang didapat dan emas tetap menjadi miliknya, tidak terjual.

Apa yang salah dari pemahaman si bapak dan si ibu itu? mungkin begitu anda berpikir. Saya coba sharing sedikit pengetahuan saya tentang emas, ya? Mohon dikoreksi bila ada kesalahan :)

Cara yang dikatakan si bapak tadi juga banyak ditawarkan bank-bank terkemuka dengan berbagai nama produk, tapi intinya sama: memperbanyak jumlah emas dengan cara berhutang. Cara ini memiliki kelemahan:
1. Menggadaikan emas di bank, kita dikenakan BIAYA PENITIPAN yang berbeda-beda pada tiap bank dan mengikuti kenaikan harga emas di pasaran. Ada kemungkinan, biaya yang anda keluarkan lebih besar daripada selisih harga emas saat dibeli dan dijual kembali. Pernah dengar berita tentang seorang nasabah produk gadai ini menggugat bank tempatnya menggadaikan emas? Kasus ini terjadi karena keuntungan yang dijanjikan oleh bank tidak diperoleh nasabah, sebaliknya malah harus menanggung biaya gadai yang memberatkan. Untuk menghindari hal ini, maka carilah bank yang membebankan biaya penitipan paling ringan.

2. Saat menggadaikan emas, uang gadai yang kita peroleh besarnya hingga 90% itu adalah HUTANG yang harus dibayarkan kembali saat jatuh tempo. Jadi yang harus anda bayarkan saat menebus emas adalah hutang gadai+biaya penitipan. Kalau anda tidak memiliki dana untuk menebus gadainya, lalu bayar pakai apa? Tidak mungkin anda menjual emas yang digadaikan itu sebelum ditebus kan?

3. Investasi ini baru bisa menghasilkan bila harga emas saat ditebus sudah LEBIH dari harga saat digadaikan. Jadi emas tidak bisa dijual setiap saat, karena bila belum tercapai, hitungannya masih loss (rugi). Artinya, investasi cara ini baru menguntungkan bila emas yang anda tebus itu kalau kemudian dijual, hasilnya adalah hutang gadai+biaya penitipan+biaya administrasi+keuntungan.

Bagaimana kalau harga emas turun saat kontrak gadai habis? Harga emas tidak mungkin turun, pasti banyak yang menyanggah begitu. Kenapa tidak mungkin? Anything is possible in this world.

Freddy Pieloor, penulis buku Money, Love and Marriage menulis di sebuah milis, "Bila Anda belum tahu 'cara bekerja'-nya Berkebun Emas dan 'asumsi' yang dipakai, maka jangan lakukan. Menurutnya, Berkebun Emas 'baik' bila harga emas naik terus menerus dengan minimum kenaikan sekian persen, sangat tergantung 'berapa kali' digadaikan. Bila tidak, jangan sentuh."

Ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum berinvestasi emas:

1. Selain harga yang juga bisa turun. Juga ada resiko hilang. Penyimpanan baik di SDB (safe deposit bank) maupun di rumah memiliki resiko yang sama. Bukan 1-2 kasus loh, SDB dibobol orang dalam bank ;) dan bukan 1-2 kasus juga rumah kemalingan.

2. Kapan waktu yang tepat membeli emas? Saat anda punya dana yang tidak akan terpakai dalam waktu minimal 12 bulan ke depan. Emas itu cocoknya untuk investasi jangka menengah - jangka panjang. Semakin lama disimpan, semakin menguntungkan.

3. Kapan boleh gadai? Gadai bila anda butuh uang tetapi akan ada penerimaan yang dapat menutupi hutang gadai itu dalam waktu dekat. Misalnya anda butuh dana sekarang, tapi bonus perusahaan baru akan dibayarkan 3 bulan lagi. Lalu bagaimana kalau tidak ada kepastian penerimaan yang dapat menutupi hutang gadai? Jual emasnya! Seorang pensiunan rasanya hampir tidak mungkin mendapat uang dadakan puluhan juta, sementara dia membutuhkan dana untuk biaya rumah sakit saat ini juga. Maka bila ia punya simpanan emas, lebih baik dijual daripada digadaikan.

4. Mana lebih baik emas perhiasan, LM atau dinar? Emas perhiasan terdiri dari harga emas+ongkos pembuatan+nilai historis/artistik, yang bila dijual kembali 2 elemen terakhir tidak diperhitungkan lagi, sehingga nilainya relatif turun. LM bersertifikat antam sangat likuid, mudah diperjualbelikan. Dinar, walau belum sepopuler emas LM, kehadirannya mulai diakui para investor. Ada 3 badan penerbit dinar: antam, wakala dan yang terbaru peruri. Untuk investor yang memiliki dana terbatas, dinar bisa menjadi pilihan.

5. Dimana membeli emas? Untuk emas LM dan dinar, anda dapat membelinya di antam atau toko-toko emas langganan terdekat. Kalau membeli selain di antam, pastikan anda membeli di tempat yang terpercaya untuk menghindari pemalsuan.

6. Mana cara yang lebih baik, gadai emas atau cicil emas? Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangan. Sesuaikan dengan kebutuhan anda. Kalau butuh uang cepat tapi baru akan ada penerimaan dalam beberapa bulan ke depan, gadai bisa jadi pilihan. Kalau mau investasi tapi ada dana rutin yang terbatas, cicil emas lebih masuk akal.

7. Katanya kalau beli dinar, bisa beli online dan tidak perlu memegang fisiknya di beberapa tempat tertentu? Benar, menabung/mencicil dinar seperti di m-dinar memungkinkan anda memilih (mau di redeem atau tetap dititipkan) bila nilai tabungan/cicilan anda sudah mencapai minimal 1 keping dinar. Tapi saran saya, bila sudah mencapai jumlah keping dinar tertentu, sebaiknya segera di redeem saja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

8. Sebaiknya membeli emas LM dalam ukuran kecil (di bawah 25gr), menengah (25-100gr) atau besar (250gr ke atas)? Semakin kecil ukuran LM-nya, maka semakin mahal harga per gramnya. Tentukan saja dulu apa tujuan investasi anda. Kalau untuk membeli rumah, tentu lebih disarankan membeli yang ukuran besar. Kalau untuk dana pendidikan (uang gedung), ukuran menengah lebih disarankan. Sedangkan bila tujuannya hanya ingin membeli rutin secara mencicil, ukuran kecil bisa dijadikan pilihan.

9. Investasi ini sepertinya aman dan hasilnya sangat menarik. Apakah semua simpanan dan investasi saya dialihkan ke emas saja?

Dalam berinvestasi, jangan pernah lupa untuk melakukan diversifikasi. Penganekaragaman investasi akan membuat anda siap bila salah satu investasi anda merugi. Anda dapat berinvestasi di properti, saham, emas dan sebagainya, sesuai kemampuan finansial dan pengetahuan anda. Tidak ada investasi yang 'Zero Risk'. Tapi juga jangan sampai resiko yang ada menghentikan langkah anda untuk berinvestasi.

Dari bahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa apapun investasi yang akan anda pilih, pelajari dengan seksama segala kelebihan dan kekurangannya sebelum memutuskan. Jangan ikut-ikutan!

Selamat berinvestasi :)


2 comments:

Anonymous said...

Mbak Dini,

Makasih ya bahasan emasnya. Kebetulan lagi nyari-nyari info tentang hal ini.

Kalau dari tulisannya, mbak tidak pro Berkebun Emas ya? Tapi boleh gak sih, kalau saya request topik yg 1 ini? Pliiiisss mbak *kedip2*

Soalnya kalo mbak yg bahas, saya lebih mudah "mudeng"nya *iniseriuslohbukanmerayu*

Keep writing, mbak Din!

Idenya Dini said...

Nanti ya jeung, saya kumpulin dulu data-data yang berimbang. Soalnya krn saya kontra dg cara yg 1 ini, takutnya tulisannya saya berpihak.

Tapi sabar ya. Lagi ada banyak ide di kepala, sayang waktunya tidak ada. Sebentar lagi Zi UAS soalnya.