Your Life, Your Choice

Kalau ke salon, sebisa mungkin saya selalu menghindar dari salon yang ada prianya. Bukannya apa-apa, selain karena saya sekarang sudah berhijab, juga karena saya (dulu) tidak pernah sreg dengan hasil kreasinya. Pijatannya terlalu keras, make-up nya terlalu menor atau potongan rambut yang tidak pernah mau mengikuti kemauan saya (alasannya sudah kuno, jadi dia selalu memotong rambut saya sesuai trend terkini! Emang itu rambut siapa, coba???)

Tapi saya sih tidak pernah menganggap rendah para pria yang memilih untuk bekerja di bidang fashion atau kecantikan. Memangnya kenapa? Itu kan pekerjaan halal! Apa lebih baik kalau dia jadi preman yang berkesan macho daripada jadi hair dresser atau fashion designer yang kesannya kemayu?

Sebenarnya tulisan saya kali ini dipicu oleh berita tentang seorang remaja 13 tahun di Amerika yang bunuh diri akibat diolok-olok gay oleh teman-temannya di sekolah. Anak 13 tahun! Kalau saya jadi orangtuanya, mungkin sudah saya tampar satu per satu orang yang melakukan itu pada anak saya!!!

I know, being a gay or homosexual is not allowed by our religion. Tetapi bagaimana kalau sifat itu sudah ada sejak si anak lahir, karena kelainan hormon atau apalah. Ada orang-orang yang tidak dapat memilih pilihan yang "normal" karena suatu keadaan yang di luar kontrolnya. Dan sebagai manusia, saya rasa saya tidak punya hak untuk menghakiminya. Biarlah itu menjadi urusannya dengan Sang Khalik.

Saya punya beberapa teman yang memilih jalan itu. Dan sebagai teman, mereka adalah teman yang baik. Bukankah a gay is a woman's best friend? Sebagai pribadi pun, mereka seperti laki-laki normal pada umumnya, punya pekerjaan mapan, bertingkah laku sopan dan bersosialisasi dengan baik. Perbedaannya hanya terdapat pada orientasi seksualnya. Jadi kenapa saya musti mengeliminasi dia dari daftar teman saya hanya karena hal yang tidak mengganggu saya sebagai temannya?

Saya termasuk orang sangat percaya bahwa setiap orang punya hak untuk memilih.... Tapiiiii, selama pilihannya tidak melanggar hak orang lain. Seperti orangtua yang tidak boleh memaksakan kehendaknya pada anak, hanya boleh mengarahkan dan membimbingnya saja. Itu orangtua, apalagi orang lain. Punya hak apa mengatur hidup orang?

Maaf ya, kalau saya jadi emosi jiwa. Sedih sekali membayangkan seorang anak yang baru beranjak remaja mengakhiri hidupnya hanya karena orang di sekelilingnya tidak dapat menilainya sebagai seorang manusia yang utuh. Hanya dari orientasi seksualnya :( Ini hidup anda! Pilihan ada di tangan anda! Andalah yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada diri sendiri dan yang menciptakan anda! Your life, your choice! But please, choose wisely!

PS: kenapa beberapa tulisan saya terakhir selalu mellow yellow dan emosi jiwa ya? (banyak tanda serunya!) Hmmmm mungkin akibat PMS X_X

No comments: