Jangan Terlambat

Berita mengenai wafatnya Ibu Ainun Habibie beberapa waktu lalu mengundang banyak simpati. Liputan acara pemakamannya di TMP Kalibata disaksikan dengan deraian air mata oleh sebagian besar kaum wanita (kalau yang laki-laki pada pura-pura ke WC ya, biar gak ketauan nangis? *_O ) Saya saja yang tidak menonton liputan tersebut, hanya mengandalkan laporan pandangan mata dari twitter, juga ikut terharu. Saya tidak kenal bu Ainun, bahkan tidak pernah mengikuti berita tentang beliau. Tapi yang membuat saya terharu adalah pemikiran tentang, bagaimana dengan Pak Habibie setelah ini? Pasti beliau merasa kehilangan sekali. Ditinggal istrinya yang selama ini selalu mendampinginya dalam suka dan duka selama bertahun-tahun. Kesetiaan Pak Habibie menunggui istrinya selama 2 bulan di rumah sakit, benar-benar patut diacungi 4 jempol! Pak Habibie sendiri kan sudah tidak muda lagi. Menginap di rumah sakit itu bukan pekerjaan mudah, loh. Tapi beliau berjanji untuk tidak akan keluar dari rumah sakit tanpa Ibu Ainun. Dan itu ditepatinya. Pastinya banyak di antara kaum wanita yang dalam hati berdoa, semoga pasangan saya bisa setia seperti Pak Habibie. Ya kan? Hayooo, ngaku! ;) Saya juga, kok. Siapa sih yang tidak mau dicintai sampai akhir hayat kita oleh pasangan? Selalu bersama dalam sehat dan sakit. Saling mendukung, saling mengingatkan. *berdoa dengan khusyuk* Peristiwa ini sekaligus mengingatkan saya untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan saat orang-orang yang saya sayangi masih ada. Umur, hanya Tuhan yang tahu kapan berakhirnya. Jangan sampai kita menyesal belum mengatakan yang seharusnya kita katakan. Belum melakukan yang seharusnya kita lakukan. Sudahkah anda bilang sayang ke orang yang anda sayangi hari ini? Jangan terlambat!

No comments: