Habis THR, Terbitlah Hutang

Sebentar lagi lebaran, nih. Ada yang sudah menerima THR (Tunjangan Hari Raya)? Sudah dibelanjakan? Atau malah sudah habis? Hayooo yang jujur yaaa jawabnya :D

Umumnya THR dihabiskan untuk biaya mudik (transportasi, akomodasi, konsumsi, oleh-oleh dan angpao alias salam tempel), baju lebaran dan gadget.

Memang sih, tidak ada hubungannya antara lebaran dengan gadget baru. Tapi mungkin karena dapat THR, jadi sebagian orang merasa perlu ganti gadget walau yang lama belum perlu diganti. Mungkin biar terlihat keren kalau pulang kampung nanti :D

Kalau THR digunakan hanya untuk hal-hal yang konsumtif, maka dapat dipastikan, tidak akan ada sisanya. Atau malah bisa-bisa, justru timbul hutang setelah lebaran usai.

Jadi sebaiknya, THR dialokasikan untuk apa saja? Yang pertama pastinya adalah ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqoh). Biar berkah THR-nya, keluarkan dulu bagian yang bukan hak kita.

Setelah ZIS, kalau punya hutang konsumtif (biasanya hutang kartu kredit), lunasi dulu. Mumpung ada dana lebih, nih. Kalau tidak cukup untuk dilunasi, setidaknya 20% dari THR dapat dialokasikan untuk pos ini.

Karena sudah mendapat THR, jangan lupa untuk memberikan THR pada orang yang menjadi tanggungan kita, seperti orang yang bekerja pada kita (diantaranya: ART, supir, hansip, tukang sampah), orangtua, dan saudara. Mereka kan juga juga ingin berlebaran. THR yang hanya setahun sekali ini pastinya sangat diharapkan.

Berikutnya, minimal 10% untuk di tabung atau diinvestasikan. Angka 10% itu minimal loh ya. Semakin besar persentase-nya, semakin baik. Bagi yang masih belum menikah atau tidak mudik, seharusnya bisa menyisihkan dana lebih besar untuk pos ini. Bisa sekedar di tabung, tapi akan lebih baik kalau diinvestasikan dalam bentuk reksadana, saham, obligasi, atau emas.

Sisanya, baru deh bisa dipakai untuk keperluan lebaran. Gak cukup? Ya harus dicukup-cukupin. Ada banyak cara kok untuk belanja hemat. Barang yang tidak harus dibeli seperti gadget, bisa dicoret dari daftar belanja. Beli keperluan lebaran, juga bisa cari yang lagi diskon.

Untuk tiket dan hotel, bisa dipesan jauh sebelum Ramadhan untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Kalau kue lebaran seperti kukis, biasanya kalau beli banyak bisa dapat lebih murah di agennya. Ajak teman-teman untuk beli kukis bareng disitu.

Ada yang merasa baju, sepatu sampai gorden dan pembungkus sofa pun harus baru semua. Padahal, lebaran itu tidak berarti semuanya harus serba baru. Yang penting bersih dan layak dipakai.

Coba deh bongkar lemari, mungkin ada baju yang jarang dipakai. Kalau kemeja atau blus polos bisa bawa ke tukang jahit untuk di bordir. Tanya aja mbah gugel, ada banyak cara untuk membuat baju lama terlihat baru.

Begitu pula dengan perabotan dan peralatan rumah tangga. Buat apa beli toples baru kalau yang lama masih bisa dipakai? Gorden bisa di laundry, kain pelapis sofa pun bisa dicuci. Gak perlu baru kan?

Sebelum belanja, jangan lupa untuk membuat daftar belanja dan urutkan sesuai prioritasnya. Dengan begitu, kita dapat terhindar dari keinginan berbelanja barang yang tidak ada dalam daftar atau yang terletak di urutan bawah prioritas. Karena artinya, barang itu tidaklah penting untuk dibeli.

Pos belanja keperluan lebaran bukan tanpa alasan diletakkan terakhir. Tapi karena pos inilah yang seharusnya paling bisa di 'tekan' kalau-kalau dana yang tersisa tidak mencukupi.

Satu hal yang jangan pernah dilupakan: kalau masih juga kurang THR-nya, ingat yaaa kekurangannya TIDAK BOLEH ditutupi dengan menggesek kartu kredit. Jangan sampai, habis THR terbitlah hutang ;)

Selamat Hari Raya nan Fitri.
Maafin yaa kalau ada tulisan saya yang tidak berkenan di hati.

Sungguh tiada maksud menyinggung dengan sengaja, hanya ingin mengemukakan pendapat pribadi dan membagi pengalaman dan pengetahuan yang tak seberapa.

Semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan yang akan datang o:)

No comments: