Stop Bullying!

Apa itu bullying? Bullying adalah tindakan di mana seseorang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan verbal (memaki, mengejek, membentak) atau non verbal (memukul, mendorong dsb). Tindakan ini dapat menyebabkan si korban merasa tertekan, takut dan tidak percaya diri. Pada kasus yang parah, korban bahkan banyak yang mengakhiri hidupnya.

Minggu lalu, ada kejadian di sekolah zu. Saya menyaksikan sendiri perbuatan tidak terpuji salah seorang siswa di sana. Dia mem-bully teman sekelasnya.
 
Siang itu, saya sedang duduk di kursi luar kelas zu. Bukan kebiasaan saya menunggui 3pzh di sekolah, kecuali za yang masih TK. Tapi hari itu di sekolah zu paginya ada lomba mewarnai. Saya kira siswa akan dipulangkan lebih cepat, ternyata tidak. Jadi saya terpaksa menunggu zu sampai diperbolehkan pulang.

Di luar kelas sebelah, ada anak perempuan yang membagikan formulir lomba ke teman-temannya. Saat salah seorang meminta lebih dari 1 formulir dan tidak diberikan, tiba-tiba dia memukul anak perempuan itu. Yang memukul anak laki-laki, dengan tinggi badan yang kurang lebih sama. Tapi perawakan si anak perempuan lebih kurus.

Pertama kepala sebelah kanannya ditonjok dari belakang. Saya kaget. Mata saya mencari-cari sosok guru di dekat situ, tapi nihil. Teman-teman mereka diam saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Saya pikir cukup sekali itu saja mukulnya. Tapi ternyata beberapa saat kemudian aksinya dilanjutkan lagi.

Awalnya memukul punggung, lalu dada, kemudian ditendang pinggulnya. Tidak tahan lagi, setengah berlari saya samperin mereka sambil berteriak, "Heeei, jangan pukul-pukul!" Anak laki-laki itu menghentikan perbuatannya, tapi mulutnya tetap menjawab, "Dia sih gamau kasih kertasnya".

"Jangan mukul anak perempuan! Kalau berani sama laki-laki sepantaran kamu! Sekali lagi kamu lakukan dan saya lihat, saya adukan kamu ke kepala sekolah biar dikeluarin dari sekolah!" omel saya. Gemaaaaass sekali rasanya. Kalau tidak ingat dia anak kecil, mungkin sudah saya balas perbuatannya tadi.

Zu menghampiri saya. Saya tanyakan nama anak yang memukul dan dipukul tadi padanya. Pada anak perempuan itu saya berkata, "Kalau dia berani mukul kamu lagi atau teman kamu yang lain, bilang Tante, ya." Dia mengangguk takut-takut sambil melirik si tukang bully.

Bully di sekolah belakangan ini banyak terjadi. Entah karena mereka terlalu banyak menonton acara tv tidak bermutu di rumah atau alasan lainnya, anak-anak sekarang sepertinya gampang sekali memukul temannya hanya karena merasa kesal.

Ada teman yang bilang, sekolah yang bagus, murid-muridnya tidak berbicara dan bertingkah laku kasar. Menurut saya sih, sama saja. Di sekolah gratis maupun sekolah mahal, tetap dijumpai peristiwa bully, dan anak-anak yang bicaranya kasar. Tergantung lingkungan mereka di luar sekolah juga.

Well, bukan hanya tugas sekolah kan untuk mendidik anak-anak itu? Bagaimana dengan peran orangtua di rumah? Kalau orangtua merasa tidak memberi contoh yang buruk, coba cek acara tv yang ditonton, si pengasuh yang menjaga di rumah dan supir atau tukang ojek yang mengantar jemput. Anak itu peniru ulung yang dapat dengan cepat menyerap semua yang dilihat dan didengarnya.

Kalau anak anda korban bully, jangan pernah 'mengecilkan' apa yang dialaminya. Biasanya tanpa sadar, kita hanya bilang, "Mungkin teman gak sengaja" atau "Ngalah aja".

Belajar dari pengalaman zi, sekarang saya mengajarkan 3pzh bila ada teman yang nakal, hal pertama yang harus mereka lakukan adalah mengungkapkan perasaan mereka kepada si pelaku. Katakan 'tidak, jangan atau stop!" Lalu adukan pada guru, orangtua atau orang yang mereka percaya tentang kejadian tersebut.

Mengalah atau membiarkan bully, hanya akan membuat si pelaku semakin berani untuk melakukan hal yang lebih buruk lagi di kemudian hari. Dan bila anda melihat peristiwa bully, jangan diam saja. Kalau anda tidak berani ikut campur, laporkan ke pihak yang berwenang. Kepedulian anda mungkin dapat menyelamatkan nyawanya.

Stop bullying! Stand up! Speak out!

No comments: