Sanlat Pertama Zu

Salah satu kegiatan untuk mengisi liburan bagi 3pzh adalah mengikuti sanlat (pesantren kilat). Biasanya sanlat diadakan selama 4 hari 3 malam di area perkemahan. Tujuannya untuk belajar kemandirian dan membiasakan ibadah harian.

Ini yang ketiga kalinya zi ikutan sanlat, diluar sanlat yang dari program sekolah. Sanlat pertama zi sewaktu dia kelas 5 SD. Berdasarkan pengalaman zi, katanya ikutan sanlat itu seru. Banyak permainan, ketemu teman baru dan ilmu pun bertambah. Kalau ada yang dikeluhkannya adalah rasa malas untuk mandi karena udara yang dingin. Maklum, biasanya zi ikut sanlat di daerah pegunungan di Lembang.

Sedangkan bagi zu, ini sanlat pertamanya. Sudah sejak 2 tahun lalu dia ingin ikut. Tapi baru tahun ini saya ijinkan karena Zu baru kelas 3 SD dan belum pernah tidur di luar rumah tanpa bundanya. Deg-degan, pastinya. Tapi mengingat manfaat yang insya Allah akan didapat, akhirnya saya mencoba belajar mengikhlaskan.

Pagi sebelum kami mengantarkan mereka ke tempat SECAPA AD, drop off point peserta sanlat, zu sedang masuk angin. Badannya hangat, sakit perut dan sempat muntah. Saya sempat berpikir untuk membatalkan sanlatnya.

Setelah dipijitin ayahnya pakai minyak angin dan tiduran sebentar, alhamdulillah zu sudah merasa sehat kembali. Berulang-ulang saya menanyakan, apakah zu bisa ikutan sanlat? Bisa bun insya Allah, katanya yakin. Karena anaknya yakin, saya bismillah saja. Semoga anak-anak diberikan kesehatan dan ilmu yang bermanfaat selama mengikuti sanlat ini. Aamiin.

Untungnya, tahun ini Panitia membuatkan WA (whatsapp) group bagi para orangtua peserta sanlat. Jadi orangtua dapat menanyakan perihal sanlat dan kegiatan anak-anak selama disana. Foto-foto selama sanlat juga dibagi di WA, Fb dan website. Jadi orangtua yang semula kuatir akan keadaan anaknya bisa sedikit lega dengan melihat fotonya. Kalau dilihat dari fotonya, zu terlihat sangat menikmati waktunya selama sanlat.

Kembali ke Jakarta, rumah sepi tanpa zi dan zu. Apalagi kalau siang saat hubby pergi kerja. Kalau sudah begini, menyesal rasanya sering ngomelin anak-anak kalau mereka ngeberantakin rumah. Mendingan capek ngeberesin rumah deh, daripada rumah rapi tapi sepi begini? Maafin bunda ya nak, yang sering ngomel. Bunda kangeeeeen sama abang dan kakak :'(

Saat tiba waktunya menjemput zi dan zu pulang sanlat, rasanya seperti mau ketemu pacar! Deg-degan, ga sabar, kangen bingits! Begitu melihat sosok mereka diantara kerumunan orang, huaaaa langsung saya peluk erat-erat gak mau lepas lagi! Alhamdulillah, anak-anak pulang sanlat dalam keadaan sehat, selamat dan gembira. Leganyaaa :))

Hal pertama yang disampaikan zu adalah ingin ikut sanlat lagi yang akan diadakan nanti bulan Juli saat liburan sekolah. Katanya, "Seru bun sanlatnya. Makanannya enak-enak, temannya banyak, kakak-kakaknya baik semua." Alhamdulillah, senang mendengar zu begitu menikmati sanlatnya.

Tahun depan za sudah SD. Dia pun sudah tidak sabar ingin ikutan sanlat. Apalagi setelah mendengar cerita pengalaman kakaknya selama di sanlat. Tapi sepertinya saya belum tega kalau masih sekecil itu. Mungkin nanti kalau sudah kelas 3 SD. Sementara untuk zi dan zu, sanlat akan selalu jadi acara pengisi liburan mereka selama belum masuk sekolah berasrama. Setidaknya setahun sekali.

Gak masalah dibilang raja tega. Bagi saya dan hubby, menyayangi anak-anak salah satu caranya adalah dengan mengajarkan mereka hidup mandiri. Karena kami tidak mungkin bisa selamanya mendampingi mereka.


Foto-foto dari:
-koleksi pribadi
-Fb: DT Insani

No comments: