Aaah Teori!




Paling sebal kalau ada orang yang antara omongan dan perbuatan, gak sinkron. Kalau bicara selalu menyelipkan, alhamdulillah, insya Allah, dan sebagainya. Tapi kelakuannya justru 180 derajat jauh berbeda dari ucapannya yang sangat Islami itu.

Pernah lihat perempuan berjilbab merokok di tempat umum? Bukan berarti kalau tidak di tempat umum jadi boleh, ya. Merokoknya saja sudah salah. Ini sudahlah merokok,
berjilbab pula. Bukankah seharusnya hijaab dapat melindungi pemakainya dari melakukan hal-hal yang dibenci Allah? Karena seharusnya ada rasa malu atau sungkan melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan tujuan hijaab itu sendiri.

Ada juga ahli tafsir al Quran yang istri dan anak-anak perempuannya tidak berhijaab. Bagi saya, hijaab itu bukan berarti saya lebih baik dari mereka yang tidak berhijaab. Berhijaab adalah tanda saya ingin taat akan perintah Allah yang tertulis di kitab suci. Kitab segala zaman yang tidak akan pernah out of date! Jadi jangan bilang hijaab itu hanya wajib saat zaman jahiliyah. Jadi kalau ahli tafsir saja tidak dapat mendidik istri dan anaknya untuk menutup aurat, kemana semua ilmu al Quran yang dipelajarinya itu?

Pernah juga saya tulis di blog ini, tentang mereka yang mengaku Islam dan menjalankan ajarannya, tapi menganggap anjing sebagai hewan peliharaan yang bebas keluar masuk rumah bahkan dipeluk cium *merindingngebayanginnya*. Juga mereka yang menganggap minuman beralkohol wajar dengan alasan kadarnya rendah.

Ilmu agama saya masih cetek, itu yang biasanya dijadikan dalih. Cetek itu tergantung, menurut saya, dilihat dari sisi mana. Ilmunya banyak tapi tidak diamalkan, ya berarti imannya yang cetek. Ilmu sedikit tapi diamalkan, artinya yang masih cetek memang ilmunya. Agama itu kan amalan, bukan hafalan. Jadi kalau sekedar tahu dan hafal sampai ngelotok tapi tidak diamalkan, paling dikomentarin orang, "Aaaah, teori!"



No comments: