Keempat Kalinya



Hampir dua bulan tidak ada panggilan untuk dondar sejak Alika tiada. Di satu sisi bersyukur, tidak ada anak kanker dengan golongan darah A+ yang sedang dalam keadaan kritis. Sebaliknya, badan kok rasanya ga enak ya kelamaan gak dondar?

Minggu sore saya putuskan untuk puasa sunnah Senin besok. Tapi Senin pagi jam 10an, di bbm Pay dan mba @inagibol untuk panggilan dondar. Woooohoooo!!! Langsung saya batalkan puasa dengan banyak minum air putih dan ngemilin coklat supaya tensi tidak rendah dan Hb bagus.

Setelah kelar urusan domestik dan nyuapin da gals, jam 13an saya langsung tancap gas naik motor menuju UTDP. Di tes hema, ternyata Hb rendah hanya 10,4 dari yang seharusnya 12 sekian. Tidak putus asa, saya langsung ke kantin beli teh kotak, susu coklat dan mi rebus pakai telur. Akhirnya karena ini dondar yang keempat dan sebelumnya juga pernah seperti ini (Hb rendah), saya diijinkan dondar. Horeeee *joget-joget*

Karena trombosit saya tinggi, 3 cycle sudah kelar proses dondarnya. Kata bu Tina, nakes UTDP, baru saya loh yang 3 cycle sudah selesai. Yang lain perlu 4-5 cycle baru cukup jumlah plateletnya.*idungkembangkempis*

Dioleh-olehin bento dari Bolo-Bolo, saya pun pulang (soalnya masih kenyang banget kalau harus makan disitu). Sempet diomelin lagi sama bu Tina karena naik motor, takut pingsan, katanya. Tapi saya tidak merasa pusing sama sekali, jadi ya bismillah saja. Itupun tidak langsung pulang, karena masih harus mampir mengambil dan mengantar pesanan di Saharjo dan Pancoran.

Alhamdulillah, sampai di rumah dengan selamat, pas saat adzan maghrib berkumandang. Senangnya hari ini, dondar keempat lancar jaya. Hati senang, badan sehat, insya Allah dapat pahala. Gimana gak ngangenin tuh dondar? ;)


2 comments:

Anonymous said...

mba, jadi anak2 (zu dan za) sama siapa waktu mba dini dondar itu? Dibawa? Naik motor?

Waduh, apa ga serem mba? ga usah segitunya kali mba. maaf yaaa mba, saya cuma kuatir aja sama nasib anak-anak.

Idenya Dini said...

sama Allah dan malaikat-malaikatNya, insya Allah.

Saat saya dihadapkan pada pilihan hidup/mati, tentu saya harus menetapkan prioritas kan? :)