What I think About Israel

Tindakan Israel baru-baru ini memicu kemarahan dunia. Dengan alasan membela diri, sekali lagi, Israel menembaki kapal yang mengangkut bantuan untuk Gaza. Kali ini, bahkan ada WNI yang menjadi korbannya. Benar-benar biadab!

Dari berbagai respon yang ada di twitter, banyak yang masih juga menghubungkan masalah ini dengan agama. Memang sih, itu hak pribadi untuk mengeluarkan pendapat. Tapi sungguh, saya kurang setuju.

Seperti juga kasus Aceh dan Papua di tanah air, masalah Gaza saya melihatnya sebagai suatu penindasan atau penjajahan oleh yang kuat kepada yang lebih lemah. Tidak bisa kita over generalised bahwa yahudi itu jahat menindas Islam. Ada juga kan, orang yang mengaku Islam tapi dia jahat? Dan sebaliknya. Pemerintahan Israel itulah yang tidak punya hati nurani, merebut kemerdekaan rakyat Palestina. Itu pendapat saya.

Saya pernah dicap liberal gara-gara di kelas saya menyangkal ucapan seorang pendidik yang mengatakan, "Kerusuhan tahun 98 lalu itu karena orang Cina sering menumpuk sembako lalu menjualnya dengan harga tinggi. Mereka yang menguasai perekonomian Indonesia. Jadi orang 'kita' marah, maka terjadilah penjarahan." Wooott??!!!

Dengan tenang saya menyanggah, "Memangnya Bapak yakin, tidak ada orang pribumi melakukan hal yang sama? Jangan karena segelintir orang dari suatu golongan, maka kita pukul rata semua. Apa bedanya kita dengan orang yang menilai kalau Islam itu agama teroris?"

Kelas langsung hening. Sayangnya tidak lama jam pelajaran berakhir. Kalau tidak, saya sudah siap berdebat lebih jauh lagi. Bikin gemas menghadapi orang-orang yang mempunyai pemikiran sempit semacam itu. Please, deh. Kalau anda mengaku beragama, agama apapun itu, anda pasti tahu kan, semua agama itu pada dasarnya mengajarkan kasih sayang?

Semalam, seseorang (you know who you are) mengirim pesan ini di bbm: "Bisa saja saya musnahkan semua yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yg hidup, agar kamu dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka." - Adolf Hitler. Dan saya reply dengan: ‎"IMHO, kalau saya setuju dg pembunuhan, lalu apa bedanya saya dg mereka?"

Mohon maaf kalau saya tidak pernah menanggapi semua broadcast tentang hal-hal yang mengandung SARA apalagi yang sifatnya provokasi. Karena dengan ikut menyebarluaskan berita semacam itu, sama saja saya mendukung hal itu kan? Jadi kalau ada yang mencap saya liberal, neolib, whatever,... I DON'T CARE! Untukmu agamamu, untukku agamaku. Perbedaan itu indah. Saling menghormati itu jauh lebih indah. Peace, yo!

1 comment:

Anonymous said...

Bedanya saya dan Jeng Dini, saya tdk ada blog, fb, twitter utk menyampaikan pendapat atau idea, whatever. Tapi dari byk orang yg saya kenal, Alhamdulillah mrk juga berpendapat yg sam koq.

Mudah2an tulisan ini dibaca oleh orang2 yg pemikirannya masih sempit tadi.