Bijak Berinvestasi

Beberapa waktu lalu seorang teman bercerita, dia ditawari investasi emas. Dengan membayar sekian rupiah, akan mendapat voucher untuk membeli emas dan selain itu mendapat 'hasil (return)' dari investasinya sekian persen.

Karena teman dekatnya yang menawari, teman saya merasa tidak enak menolaknya. Dia minta pendapat saya tentang investasi ini.

Menurut saya, diluar apakah ini investasi abal-abal (bohongan) atau bukan, ada 1 alasan mendasar kenapa sebaiknya menolak jenis penawaran ini. Alasan itu adalah voucher yang didapat.

Voucher itu hanya dapat dipakai untuk membeli emas (perhiasan atau batangan) di tempat tertentu. Bagaimana kalau harga yang ditawarkan ditempat itu jauh lebih mahal daripada di tempat lain yang tidak bisa beli dengan voucher tersebut?

Dengan menjawab 1 pertanyaan itu saja, saya bisa menyimpulkan bahwa voucher tersebut tidak/kurang bermanfaat sebagai hasil dari sebuah investasi. Dan terbukti, beberapa bulan kemudian, dikabarkan para anggota investasi emas ini mengalami kesulitan menarik dananya.

Cerita tentang penawaran investasi bodong lainnya, saya alami sendiri. Salah seorang kontak saya di bbm menanyakan apakah saya mau bergabung dengan komunitas bisnisnya. Sebelum menjawab, saya cek PP (profile picture)-nya.

Saya tidak akan memasang foto itu di blog ini karena bisa-bisa para anggota komunitas itu akan kebakaran jenggot. Tapi kira-kira isi PP-nya adalah tentang paket investasi yang ditawarkan. Terdiri dari 4 paket: silver, gold, platinum dan titanium.

Tiap paketnya akan mendapat bonus 15 harian dan bonus mingguan. Untuk paket silver, senilai Rp.1juta, mendapat bonus 15 harian sebesar Rp.150ribu dan bonus mingguan maksimal Rp.1,5juta. W-O-W banget gak siiih?

Dari melihat PP itu saja, saya langsung menjawab: Tidak, terima kasih :) Kenapa? Karena satu, PP itu sama sekali tidak menjelaskan produk apa yang mereka jual. Usaha jenis apa sih yang bisa ngasih bonus sedemikian besar tanpa menjual 1 produk pun?

Kedua, hasil/return yang dijanjikan itu TERLALU BESAR untuk jenis usaha apapun. Bayangkan, dengan Rp.1juta, dalam 15 hari kita mendapat hasil Rp.150rb alias 1,5%! Sedangkan bunga deposito saja hanya 6-7% PER TAHUN.

Kalau tidak menjual produk apapun tapi bisa memberikan hasil yang fantastis, artinya jenis usaha ini hanya berupa penggalangan dana dengan skema ponzi. Yaitu, anggota lama mendapat hasil dari uang yang disetorkan anggota baru.

Apakah menguntungkan? Awalnya, iya. Terutama untuk anggota lama. Tapi tidak akan begitu seterusnya. Saat tidak ada lagi anggota baru yang mau bergabung, mulailah timbul masalah. Jangankan mendapatkan hasil investasi, dana yang sudah disetorkan saja akan sulit ditarik kembali.

Perusahaan-perusahaan itu kemudian kolaps alias bangkrut, meninggalkan para investornya yang gigit jari kehilangan uang mereka. Kemudian dibuat lagi jenis investasi baru dengan nama yang baru pula. Jadi bila membaca link yang saya kasih di bawah, jangan heran kalau sebenarnya masih banyak lagi perusahaan investasi yang abal-abal. Karena mereka itu seperti mati satu tumbuh seribu.

Jadiiiii, jangan terburu nafsu bila ditawari investasi. Pakai logika saja. Kalau belum yakin juga, bisa cek apakah jenis investasi yang ditawarkan terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau tidak.

Bijaklah berinvestasi.


Wajib dibaca:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/10/095051726/Ini.262.Perusahaan.Investasi.yang.Tak.Mempunyai.Izin.OJK

No comments: