Pulang Ke Kotamu (4)

Keraton

Matahari yang menyengat siang itu membuat anak-anak kepanasan dan mulai rewel. Jadi kami putuskan untuk naik becak saja ke Keraton. Tanpa ditawar, kami naik 2 becak @Rp10ribu untuk sekali jalan. Mungkin sedikit kemahalan, tetapi tidak tega menawarnya karena bapak pengemudi becaknya sudah setengah tua.

Tempat tinggal Sultan
Ternyata letak Keraton tidak terlalu jauh dari Taman Sari. Setelah membeli tiket dan meminta di dampingi seorang guide, kami mulai memasuki Keraton. Pengunjung Keraton diharapkan memakai pakaian sopan, tidak boleh memakai sendal jepit, celana pendek atau baju tanpa lengan. Untuk yang membawa kamera, ada tiket khusus kamera. Sedangkan untuk guide, mereka adalah para pegawai Keraton dan tidak menetapkan tarif, jadi kita berikan seikhlasnya saja. FYI saja, untuk setiap jasa guide di Jogja, angka 20ribu adalah angka yang wajar.

Museum
Di dalam Keraton, pengunjung bebas berfoto-foto. Ada ruang dimana pengunjung dapat menikmati suguhan gending jawa atau tarian di jam dan hari tertentu, juga ada koleksi barang-barang Raja/Sultan di ruang museumnya.

Abdi Dalem
Di sebuah sudut Keraton, tampak barisan abdi dalem sedang duduk bersila. Mereka adalah pensiunan pegawai negri sipil yang mengabdikan hidupnya untuk Raja. Kecintaan mereka kepada Raja-lah yang membuat mereka ikhlas digaji sangat kecil. Salah satu prinsip hidup yang saya kagumi dari orang Jogja: walau sudah tua, tapi tetap ingin memberi manfaat bagi orang lain *4jempol* Seperti juga Pak Poniman, supir kami kemarin, yang sudah pensiun dari pekerjaan sebelumnya, tetapi memilih menjadi supir charter-an karena ingin mengisi hari-harinya dengan kegiatan bermanfaat.

Pilihan menu Yu Djum
Puas melihat-lihat isi Keraton, kami melanjutkan perjalanan ke jalan Widjilan, tempat yang direkomendasikan bila ingin mencari gudeg dekat Keraton. Karena tidak terlalu jauh, kami hanya berjalan kaki. Dalam 10-15 menit, kami sudah sampai di jalan yang terdapat warung gudeg dari ujung ke ujung itu. Bingung memilih mana yang paling enak, akhirnya kami pilih gudeg Yu Djum untuk makan siang, nama yang paling familiar :)

Seporsi gudeg Yu Djum
Warung Gudeg Yu Djum ini hanya dapat menampung kurang dari 20 orang yang duduk secara lesehan. Biasanya, pengunjung dari luar kota juga memesan gudeg untuk dibawa pulang. Termasuk gudeg kering, sepiring gudeg Yu Djum ini perpaduan yang sempurna untuk mengisi perut keroncongan. Opor ayam kampungnya sangat lembut dan gurih (bisa juga pilih telur atau digabung keduanya), gudeg nangkanya manis, sedangkan kreceknya pedas mantap. Sluuuuurrpp!




Keraton
Jam Buka: 08.00 - 14.00 WIB
Tiket masuk:
    * Tepas Kaprajuritan: Rp. 3.000
    * Tepas Pariwisata: Rp. 5.000
Ijin kamera/video: Rp. 1.000
Jadwal pertunjukan harian di kraton
    * Senin - Selasa: Musik gamelan (mulai jam 10.00 WIB)
    * Rabu: Wayang golek menak (mulai jam 10.00 WIB)
    * Kamis: Pertunjukan tari (mulai jam 10.00 WIB)
    * Jumat: Macapat (mulai jam 09.00 WIB)
    * Sabtu: Wayang kulit (mulai jam 09.30 WIB)
    * Minggu: Wayang orang & pertunjukan tari (mulai jam 09.30 WIB)         





No comments: