M A N D I R I

Mandiri yang akan saya bahas berikut ini sama sekali bukan tentang bank milik pemerintah itu. Tapi mungkin ada hubungannya dengan mandi sendiri :p

Sebagai orangtua, biasanya kita karena terlalu sayang sama anak, jadi sering merasa kuatir. Kuatir gizinya tidak cukup, maka anak disuapi. Kuatir mandinya tidak bersih, maka dimandikan. Ujung-ujungnya, si anak jadi tidak bisa mandiri. Tidak bisa melakukan segala sesuatunya sendiri, selalu mengandalkan bantuan orang lain.

Di rumah, 3pzh saya ajarkan untuk mandiri sejak mereka masih bayi. Bayi kok mandiri? Begitu pasti anda bertanya tidak percaya. Beneran loh, bayi juga sudah bisa diajarkan mandiri. Tentu bukan diajarkan mencuci baju sendiri yaaaa... (Plis, dweeh!) Tapi diajarkan untuk tidak selalu harus digendong. Karena saya memilih hidup tanpa asisten rumah tangga, otomatis waktu saya harus dibagi antara mengurus anak dan rumah. Hal ini susah dijalani kalau anak-anak saya termasuk tipe yang harus selalu nempel ke bundanya.

Biasanya, saya letakkan anak di baby trolley (kalau belum bisa berdiri) atau di baby's crib (kalau sudah bisa merangkak/berdiri) dan saya mengerjakan semua pekerjaan di dekatnya. Jadi komunikasi tetap terjalin, tanpa mereka harus saya gendong seharian. Sambil mencuci piring, kaki saya menggoyang-goyangkan trolley. Atau sambil menyetrika, saya bernyanyi untuk si kecil. Tentu sesekali saya menghentikan kegiatan kalau harus menyusui atau menggantikan diaper mereka. Tapi dengan cara ini, semua pekerjaan rumah beres dan anak pun terurus dengan baik.

Kemampuan memakai baju dan sepatu sendiri seharusnya sudah mulai dipelajari anak saat dia sudah bisa berjalan. Tidak apa-apa kalau masih terbalik memakainya. Yang penting dia sudah belajar untuk mandiri. Itu awal yang bagus. Daripada mengeritik kesalahannya, lebih baik berikan pujian atas usahanya. Pasti anak jadi lebih semangat untuk belajar lebih banyak lagi.

Dulu pun, saya selalu diajarkan ibu saya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, walaupun di rumah kami memiliki setidaknya dua orang asisten rumah tangga. Membersihkan kamar dan menyiram tanaman harus saya dan saudara-saudara saya kerjakan secara bergiliran. Dikasih fasilitas mobil untuk kuliah, berarti juga berkewajiban mencucinya setiap dua hari sekali. Demikian juga memasak, mencuci dan menyetrika. Semua diajarkan ibu pada anak-anaknya. Sekarang, saya merasakan manfaatnya. Tidak terlalu tergantung pada orang lain. Thank you, Ma *hugs*

Coba lihat ke sekeliling anda, pasti ada saudara atau tetangga yang sudah menikah dan bahkan memiliki anak, tetapi masih menggantungkan hidupnya pada orangtua/mertua. Umumnya, itu tidak melulu salah si anak. Tapi juga orangtua ikut berperan membuat anaknya tidak bisa mandiri di usia segitu. Lagi-lagi rasa sayang pada anaklah yang mendorong orangtua untuk terus-menerus 'menyuapi'-nya. Tapi mau sampai kapan?

Ilmu, bukan hanya yang diperoleh dari bangku sekolah, tapi juga ilmu kehidupan yang dapat dipelajarinya dari anda, orangtuanya. Jadi, kalau anda sayang anak, jangan dimanja terus. Sebaliknya, bekali dia dengan ilmu yang akan berguna bagi kehidupannya kelak. Maka dia, suatu saat akan sangat berterima kasih pada anda, walaupun bukan tidak mungkin sekarang dia akan mengecap anda kejam atau tidak sayang padanya.

2 comments:

Anonymous said...

Senangnya ya jeng, kalau anak-anak bisa mandiri sejak kecil. Kita jadi gak repot ngurusnya, walau bukan berarti tidak mau repot lho.

Anakku umur 5, sudah bisa mandi sendiri. Tapi kalau untuk, maaf, cebok sendiri setelah BAB, belum bisa. Tepatnya, belum saya ajarin. Bagaimana ya, memulainya?

Masalahnya, dia sebentar lagi mau masuk SD yang full day school. Sekolah itu mensyaratkan siswanya untuk bisa mandiri termasuk dlm hal tsb diatas.

Tolong ya, jeng, di share tips-nya. Matur nuwun sanget loh :)

Idenya Dini said...

Mbak,

anak2ku Zi dan Zu belajar membersihkan dirinya setelah BAB sekitar umur 4 tahun.

Caranya, dengan memberi contoh tentu saja. Beberapa kali diberi contoh langsung, baik dengan cara duduk maupun jongkok, lalu dipraktekkan.

Kalau sudah praktek, harus diawasi apakah sudah benar-benar bersih atau belum. Lakukan beberapa kali praktek langsung sambil diawasi. Kalau sudah beberapa dilakukan dengan benar, bisa dilepas pengawasan. Cukup sesekali saja sidak sampai anak berumur 7 tahun.

Semoga berhasil ya. Terima kasih sudah mampir di sini :)