Teman Yang Baik

Suatu hari seorang teman menulis status di fb, "serius ingin kurus". Saya yang sering ketemu dengan teman saya itu, hampir setiap hari malah, sama sekali tidak merasa dia perlu kurus. Saat saya tanya kenapa, jawabnya adalah karena dia baru ketemu dengan seorang teman lama yang mengatakan pipinya sekarang terlihat chubby alias tembem.
OMG! Yang pertama kali terlintas dalam kepala saya adalah, teman macam apa yang mengkritik fisik temannya, terutama setelah lama tidak bertemu? Saya juga pernah mendengar seseorang yang dengan nyinyir bertanya ke temannya, "Kok gemukan sekarang, lagi isi ya?" Padahal jelas-jelas temannya itu baru 6 bulan yang lalu melahirkan. Teganya, teganya, teganya....
Sebenarnya, teman yang baik itu seperti apa, sih? Berikut ini beberapa kriteria seorang teman yang baik, menurut saya :)
Dapat Diandalkan
Walaupun tidak bisa bertemu setiap hari, seharusnya seorang teman selalu dapat diandalkan. Sekarang kan sudah ada alat komunikasi canggih, mulai dari telpon, handphone, sampai Blackberry. Jadi seharusnya komunikasi kapan dan di mana pun bukan masalah lagi.
Namun demikian, tentu tetap ada aturannya. Selama tidak bersifat mendesak atau emergency, sebaiknya anda menghubungi teman anda di jam-jam yang normal. Jangan curhat soal pasangan di jam kerjanya, misalnya. Kecuali kalau anda ingin dia dipecat karena anda. Pilihlah waktu yang sesuai, yang nyaman bagi anda berdua. Kalau masih tidak sempat juga, kan masih ada e-mail. Dia dapat membaca dan membalasnya segera setelah dia ada waktu. Gampang, kan?
Tidak Menghakimi
Semua manusia, termasuk teman anda, pasti pernah berbuat salah. Menghakiminya hanya akan membuatnya menarik diri dari anda. Menjauhinya ataupun mengkritiknya tidak akan membuatnya menyadari kesalahannya.
Sebaliknya, bila anda mendengarkan keluh kesahnya dengan empati, dan berusaha menempatkan diri anda di posisinya, tentu dia akan merasa dimengerti. Bila dia merasa anda dapat mengerti dirinya, dia akan menaruh kepercayaan pada anda. Setelah itu, akan dengan mudah anda menasehatinya agar tidak melakukan kesalahan itu.
Tidak Posesif
Dulu waktu saya masih kecil, saya termasuk teman yang posesif. Bila teman dekat saya pergi dengan teman yang lainnya tanpa mengajak saya, maka saya pasti cemburu. Saya akan memusuhinya berhari-hari. Mungkin bagi anak kecil, hal demikian wajar saja. Di usia kanak-kanak, berbagi bukanlah hal yang mudah.
Tapi kalau sekarang anda posesif terhadap teman anda, bisa-bisa anda tidak memiliki teman. Bagaimana tidak, orang dewasa itu kan hidup di beberapa lingkungan. Lingkungan rumah, tempat kerja, komunitas, dan sebagainya. Berbeda dengan anak kecil yang mungkin hanya mengenal lingkungan rumah dan sekolah. Jadi bila ruang gerak si teman kita batasi, maka bukan tidak mungkin dia akan segera angkat kaki.
Menghormati Perbedaan
Dalam berteman, sebaiknya kita menghormati perbedaan yang ada. Perbedaan di sini bisa berupa perbedaan latar belakang, status, pendidikan sampai suku dan agama. Dengan menghormati perbedaan yang ada, maka kita juga akan belajar untuk tidak memaksakan kehendak atau pendapat kita.
Isi kepala 2 orang kembar identik saja bisa berbeda, apalagi isi kepala anda dan teman anda. Terlahir dengan perbedaan-perbedaan yang saya sebutkan di atas, tentunya akan membentuk pola pikir yang tidak mungkin 100% sama. Mengapa pelangi indah dilihat? Karena terdiri dari warna merah, kuning, dan hijau di langit yang biru (lho, itu lagu ya?). Bayangkan, bagaimana menjemukannya kalau di dunia ini hanya ada 1 warna? Nah, perbedaan di antara anda dan teman anda juga seperti warna-warni yang menghiasi dunia ini. Membuat hidup menjadi tidak membosankan.
Jujur
Kejujuran adalah faktor mutlak (menurut saya) dalam sebuah pertemanan. Pertemanan itu kan harus berlandaskan rasa saling percaya. Jadi bila anda suka berbohong, bagaimana anda bisa dipercaya?
Contohnya, Anda harus bisa jujur saat melihat teman anda memakai pakaian yang tidak pantas dipakai olehnya. Tanpa mengkritik seleranya, coba usulkan pakaian mana yang akan terlihat lebih bagus bila dipakainya.
Saat melihat cabai menyelip di giginya sehabis makan, beritahukan padanya dengan suara pelan. Katakan, yuk kita ke toilet. Tidak enak rasanya tidak kumur-kumur sehabis makan.
Anda bahkan harus berani jujur bila dia memiliki bau badan yang mengganggu. Belikan dia parfum atau deodoran dan katakan, wanginya enak loh... cobain, deh. Dijamin, dia tidak akan tersinggung dengan cara anda tersebut. Justru dia akan sangat malu bila orang lain yang memberitahunya.
Sepenggal puisi yang saya dapatkan dari sebuah milis,
A true friend
Scolds like a DAD...
Cares like a MOM...
Teases like a SISTER...
Irritates like a BROTHER...
And finally,
Loves you more than your LOVER
Memiliki teman yang dapat diandalkan, tidak menghakimi, tidak posesif, menghormati perbedaan dan jujur akan membuat hidup anda lebih bahagia. Masalah akan tetap datang silih berganti dalam hidup ini, tetapi selama anda memiliki teman seperti itu, anda akan merasa lebih ringan menjalaninya. Friends in need are friends indeed :)

No comments: